Petani Jampit Tolak Ganti Lahan PTPN 1 Regional 5
Karena Rentan Terjadi Longsor dan Luasnya Tidak Sama dengan Luas Relokasi

BeritaNasional.ID, BONDOWOSO JATIM – Petani Jampit Kecamatan Ijen kecewa akibat ulah management PTPN 1 Regional 5 yang dinilai merugikan. Dan menolak ganti lahan karena dua factor.
Penolakan itu disampaikan dalam pertemuan di Desa Jampit yang dihadiri oleh sekitar 60 hingga 70 petani. Hadir pula dalam pertemuan tersebut perwakilan dari PTPN 1 Regional 5, yaitu Asisten Perkebunan (Askeb).
Menurut Ali, juru bicara Tim 9 Petani Ijen, lahan yang direlokasi seluas 69 ha, sedangkan penggantinya hanya 20 ha. Kalau ini dipaksakan, maka sebagian petani terancam tidak bisa menggarapa lahan.
“Alasan kedua, kemiringan lahan yang disiapkan PTPN di Lengker Patek, kemiringannya sekitar 60 hingga 80 derajat, lahan datarnya hanya sekitar 4 ha. Kondisi lahan dengan kemiringan 60 hingga 80 derajat, rentan terjadi longsor,” kata Ali.
Lahan petani yang luasnya 69 ha, lanjutnya, sudah siap tanam, sedangkan lahan penggantinya tidak. Artinya, untuk bisa mengolah lahan tersebut harus dibersihkan terlebih dahulu dengan waktu yang lama, biaya besar, dan tenaga extra.
Menurutnya, PTPN telah bertindak tidak adil. Hal ini dikarenakan, setelah petani mengerjalan lahan sekitar 20 tahun lebih, lalu direlokasi. Kemudian petani diberi ganti lahan yang harus dibersihkan terlebih dahulu.
Yang membuat kecewa petani, sebelum ada lahan pengganti, PTPN sudah menggarap lahan petani. Padahal bulan depan sudah memasuki masa tanam. Kalau sampai masa tanam belum ada lahan pengganti, petani dengan terpaksa akan menggarap lahan yang sudah digarap PTPN.
“Mohon ma’af Pak ini urusan perut dan bertani satu-satunya pekerjaan kami. Petani rela mati memperjuangkan hak hidupnya. Jangan dikira hanya Petani Kaligedang saja yang berani ‘melawan’, kami juga bisa,” keluh Ali.
Ali menambahkan, Askeb Jampit Andre tidak bisa menjawab pertanyaan petani apakah tahun depan masih ada relokasi. Sebab informasinya, tahun ini PTPN sudah merelokasi 200 ha dari target 500 ha. Sedangkan lahan yang bisa direlokasi hanya di Jampit saja. (Syamsul Arifin/Bernas)