Sumatera

Purwanto; TPAS Bumi Ayu Belum Pernah Direvitalisasi, Penanganan Selalu Darurat

BERITANASIONAL.ID, LAMPUNG PRINGSEWU – Purwanto, selaku Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengolahan sampah Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) milik Pemkab Pringsewu di Pekon Bumi Ayu memberikan hak jawab.

Melalui media ini, ia menyampaikan prihatin atas kejadian tercemarnya lingkungan akibat pembuangan limbah sampah, sehingga menimbulkan dampak di masyarakat.

Diakui oleh Purwanto, setiap kejadian itu bukanlah unsur kesengajaan. Melainkan ketidak maksimalnya IPAL akibat tidak pernah dilakukannya revitalisasi sejak adanya TPAS tersebut.

Purwanto menyebut pihaknya belum memperoleh anggapan perbaikan atau revitalisasi.

Untuk itu dirinya berpesan kepada masyarakat untuk bersabar. Mengingat revitalisasi untuk TPAS tersebut, rencananya baru akan dilaksanakan pada 2025 mendatang.

“Pengaduan semacam ini sudah sering dilakukan oleh masyarakat terutama memasuki musim penghujan, karena mereka merasa terkena dampak dan merasa dirugikan, “ujar Purwanto, Rabu (10/1/24).

Menurut Purwanto, selama ini pihaknya sudah berupaya melakukan penanganan sealakadar nya, dengan melakukan pencegahan darurat agar untuk mengurai dampak yang ditimbulkan dari tempat pembuangan limbah.

” Apa-apa yang menjadi tupoksi kami sebagai UPT Jadi kami pun juga ya terkait dengan kasus-kasus ini kami sudah berupaya untuk mengendalikan dan sempat kami perbaiki karena sesuai juga kondisi apa namanya TPA Bumi Ayu ini sudah overload dan juga sudah nggak layak lagi, “ungkap Purwanto.

Dikatakan Purwanto, pihak TPAS Bumi Ayu, sebenarnya sudah sangat mengharapkan revitalisasi sampah. Namun itu belum tercapai, lantaran ketersediaan anggaran.

“Sudah ada tim dari pusat yang turun, sehingganya insyaallah rencananya revitalisasi akan dilaksanakan pada tahun 2025, jadi untuk menghadapi 2 tahun kedepan ini kami sangat miris dengan persoalan volume sampah, “tandas Purwanto.

Diberitakan Instalasi Pengolahan Air limbah (IPAL) pada Tempat Pembuangan Akhir sampah ( TPAS) di pekon Bumi Ayu Kabupaten Pringsewu diduga tidak berfungsi dengan maksimal.

Akibatnya lingkungan sekitar menjadi tercemar. Imbas dari IPAL tidak berfungsi maksimal itu membuat petani setempat mengaku dirugikan.

Air terkontaminasi berasal dari IPAL pembuangan sampah tersebut mengalir ke persawahan milik warga, membuat padi yang mereka tanam tidak dapat tumbuh dengan maksimal dan terancam gagal panen.

Tidak hanya merusak tanaman, bahkan air limbah berwarna hitam itu juga menjadi penyebab penyakit pada kulit.

Beberapa warga mengaku kerap terserang penyakit gatal, ketika air tersentuh kulit, saat bercocok tanam.

“Sudah hampir 10 kali garapan panenan nya tidak normal, karna akibat aliran limbah yang berwarna hitam yang bisa mengakibatkan gatal-gatal, “ungkap SR, salah seorang petani kepada wartawan ini, Selasa (9/1/23).

Ia mengaku sebelum area pembuangan sampah itu meluas, padi yang ditanam tumbuh dengan maksimal.

Namun kali ini dirinya mengeluh akibat perluasan tempat pembuangan sampah berakibat areal persawahan miliknya jauh dari kata subur.

Untuk itu dirinya berharap kepada pihak terkait untuk menindaklanjuti keluhan para petani.

Sebab jika tidak dilakukan penanggulangan maka petani akan selalu merugi akibat panen tidak maksimal, bahkan terjadinya gagal panen.

“Dulu nya panenan padi kita normal pada saat kompos masih sedikit, setelah sekian banyak sampah panenan padi kami tidak normal, ” keluhnya.

Pengakuan serupa disampaikan oleh warga bernama Saipudin.
Dirinya menjelaskan kebanyakan dari warga petani mengeluh, karena tanaman mereka jadi terganggu, akibat air yang berasal dari TPAS.

“Belum lama ini pemilik yang inisial GR, dan SL, gagal panen bang, karna air limbah dari atas turun, dan itu sangat bau sekali, dan kalau mengenai kaki bisa gatal-gatal, ” Benernya. (red/Davit)

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button