HeadlineJawa Tengah

Selama Periode Satu Tahun, Lapas Slawi Menunjukkan Perkembangan Signifikan

BeritaNasional.ID, Tegal – Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Slawi (Lapas Slawi) merupakan salah satu lembaga di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, yang sudah menyandang predikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) serta Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM).

Selama periode tahun 2022, Lapas Slawi telah menunjukkan perkembangan yang signifikan, baik dari segi Sumber Daya Manusia (SDM) maupun sarana dan prasarana.

Menurut Kepala Lapas Slawi, Winarso, A.Md.IP., SH., MH, penghuni Lapas Slawi saat ini sebanyak 355 orang terdiri dari napi umum sebanyak 60% dan 40% napi narkoba.

“Sejak awal disini, saya membuat program pemasangan CCTV sebanyak 16 titik yang bisa secara elektronik memantu keamanan, karena jumlah personil yang terbatas,” ungkapnya kepada BeritaNasional.ID, Sabtu (7/1/2023).

Ditambahkan, jumlah personil saat ini di Lapas Slawi hanya 6 orang per shift dan sehari dibagi dalam tiga shift sehingga total 18 personil.

Selain itu, Winarso juga melakukan upaya perbaikan aula agar bisa layak pakai, karena sebelumnya kondisi aula kurang layak sehingga perlu ada perbaikan yang lebih bagus.

“Dengan melihat lahan yang disini ada yang kosong 1 hektare, maka saya juga mencoba memanfaatkan. Kebetulan ada program pembinaan kemandirian dari pemerintah, maka lahan tersebut ditanami 1.000 bibit Pisang Cavendish sebagai kegiatan bertani bagi para warga binaan,” terang Winarso.

Disamping terobosan-terobosan tersebut, selama kepemimpinan Winarso di Lapas Slawi, dirinya juga menemukan beberapa permasalahan salah satunya banjir yang sering dialami hingga masuk ke dalam Lapas.

“Melihat kondisi seperti itu, maka saya coba mengajukan untuk pembuatan drainase agar bisa menampung debit air ketika hujan datang sehingga tidak sampai masuk ke area Lapas,” tandasnya.

Untuk diketahui, selama di dalam Lapas Slawi, para narapidana akan dibina dan diarahkan kebeberapa kegiatan diantaranya home industri berupa sarung tenun dengan alat tenun sebanyak 20 unit, pertanian Pisang Cavendish, dan peternakan ikan.

“Paling tidak kalau ada kegiatan semacam itu mereka dapat insentif serta mengisi PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak. red) kaitan dengan resolusi pemasyarakatan,” jelas alumni Magister Hukum Unsoed.

Sementara terkait pembinaan yang dilakukan di Lapas Slawi, pihaknya membagi dalam beberapa agenda, yakni setiap tanggal 17, coffee morning setiap 3 minggu dan tiap hari ada pengajian yang disertai pembinaan untuk para napi.

“Tujuan pembinaan agar mereka mendapat informasi terbaru, termasuk peraturan yang perlu kita sosialisasikan, tiap hari kita bina mereka lewat pengajian dan kita kerja sama dengan Kemenag. Intinya disini Alhamdulillah situasi dan lain sebagainya tergolong kondusif,” pungkas Winarso.

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button