DaerahHeadlineHukum & KriminalPendidikanPolitik

Terkait Mutasi Kepala SD GMIT Soe 1, Sinode GMIT : “Gereja Bukan Bawahan Pemerintah”

BeritaNasional.ID-Soe NTT,- Nampaknya opini terkait mutasi Kepala SD GMIT Soe 1 Ny.Sonya Imelda Ully, SPd oleh Bupati Timor Tengah Selatan makin meluas dan mendapat atensi dari berbagai elemen masyarakat. 

Tak ketinggalan, Majelis Sinode GMIT sebagai pemilik SD GMIT turut menanggapi pemberitaan yang viral di media 2 pekan terakhir ini melalui suara gembala Wakil Sekretaris Sinode, Pdt. Elisa Maplani dalam Acara Emiritasi dan Perhadapan Pendeta di Jemaat Tebes Kobelete, Soe 13/7/2022. 

Pdt. Maplani dalam penyampaiannya menyayangkan kebijakan Bupati TTS memutasi salah satu Kepala SD GMIT tanpa berkoordinasi terlebih dahulu dengan Yayasan. 

Berbicara dihadapan Bupati TTS, Egusem P. Tahun, ST.MM yang juga hadir pada acara dimaksud, Pendeta Maplani tidak menyebut secara persis SD GMIT mana yang dimaksud, namun diduga Sekolah yang dimaksud adalah SD GMIT Soe 1 yang kebetulan dalam 2 pekan terakhir menjadi viral karena kebijakan Bupati memutasi Kepala Sekolah ditolak oleh Orang tua dan Komite di Sekolah yang bersangkutan.

Saya kira pergantian Kepala Sekolah dan penyegaran birokrasi adalah domainnya pemerintah, hanya mungkin Bapa (Bupati-red) saja yang komunikasinya macet, jadi kalau ada mutasi na melalui Kepala Dinas bisa komuniaksi dulu dengan Yayasan supaya koordinasinya jalan dengan baik”pinta Maplani.

Pendeta yang pernah bertugas di Tetaf, Soe ini secara tegas mengatakan bahwa Gereja bukan bawahannya pemerintah, dan sebaliknya pemerintah juga bukan bawahannya gereja. 

“Gereja bukan sub-ordinasi dari pemerintah, dan sebaliknya pemerintah juga bukan sub ordinasi dari gereja. Gereja dan pemerintah adalah mitra yang harus saling bekerjasama dengan baik untuk mencari solusi terhadap cerita-cerita keprihatinan sosial yang ada” tegas Maplani dihadapan ratusan jemaat yang notabene adalah masyarakat TTS yang hadir saat itu.

Di kesempatan yang sama, Pendeta yang pernah menjabat sebagai UPP Pendidikan GMIT ini menitipkan nasib 596 Sekolah GMIT untuk diperhatikan dan dijaga pemerintah sebagai bagian dari sejarah peradaban bangsa ini, karena jauh sebelum NKRI berdiri, GMIT telah melakukan investasi sosial yang besar bagi bangsa ini melalui hadirnya Sekolah-Sekolah GMIT.

Diduga pernyataan keras Wakil Sekretaris Majelis Sinode GMIT itu dialamatkan pada Bupati TTS yang sebagaimana pemberitaan sebelumnya, bahwa Bupati Egusem P. Tahun, ST.MM melalui SK Nomor. BKPSDMD.820/1509/3/2022 tertanggal 30 juni 2022 telah memutasikan Ibu Sonya Imelda Ully, SPd yang saat ini menjabat sebagai Kepala SD GMIT Soe 1 menjadi Guru Kelas di SD Inpres Oebesa Soe padahal SK Pengangkatan yang bersangkutan sebagai Kepala Sekolah oleh Yapenkris Agape Soe masih berlaku sampai tanggal 30 September 2024.

Akibat dari mutasi tanpa koordinasi ini disinyalir sejumlah agenda Sekolah dalam rangka mengejar mutu dan penerapan kurikulum merdeka bisa terganggu.

Sejalan dengan pernyataan Sinode, Ketua Yapenkris Agape Soe, Ny. Gret Daniel saat ditemui Komite mengaku pihaknya tidak pernah mengusulkan pergantian Kepala SD GMIT Soe 1 karena SK-nya masih berlaku sampai tanggal 31 september 2024 dan dalam pengamatan pihak Yayasan, kinerja yang bersangkutan (Ibu Sonya Imelda Ully-red) sangat baik.

Meski tak lazim terjadi, dimana ada umat mengklarifikasi Suara Gembala dari seorang Hamba Tuhan (Pendeta), namun Bupati TTS Egusem P. Tahun dalam kesempatan yang sama mengklarifikasi hal viral mutasi Kepala SD GMIT Soe 1 yang disinggung saat penyampaian suara gembala.

Tahun dalam klarifikasinya mengatakan bahwa Kepala Sekolah adalah jabatan tambahan, dan aturan hanya memperkenankan seorang Kepala Sekolah di Sekolah yang sama paling lama 2 periode, selanjutnya harus dimutasi. 

“Guru ini, hanya boleh di satu tempat itu (Sekolah-red) 2 kali, setelah 2 kali mutlak harus pindah. Tapi dia pindah ke sekolah yang lebih rendah akreditasinya. Tujuannya, supaya dia mengangkat Sekolah yang belum bagus. Bahkan ada aturan, guru pegawai negri tidak boleh ditempatkan di Sekolah swasta kecuali ditempatkan dengan cara dititip” ungkap Bupati Tahun berargumen. 

Selanjutnya Bupati yang juga menjabat Ketua Golkar Kabupaten TTS ini mengatakan bahwa semua yang terjadi hanyalah dinamika yang diibaratkan sebagai percekcokan biasa dalam rumah tangga yang akan diselesaikan.

Selepas Acara Emeritasi dan perhadapan Pendeta di Gereja Tebes Soe, Pdt. Maplani berjanji akan berkoordinasi dengan sesama Majelis Sinode untuk memfasilitasi pertemuan antara Bupati, Komite Sekolah dan Yapenkris Agape Soe untuk mencari titik temu guna menyelesaikan persoalan SD GMIT Soe 1 agar salah satu sekolah unggulan GMIT ini jangan dikorbankan. (*)

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button