Daerah

Untuk Pertama Kalinya di Indonesia, Jember Gelar Hari Aksara Nusantara

BeritaNasional.ID, BONDOWOSO JATIM – Satu lagi ajang berskala nasional bakal dihelat di Kabupaten Jember Jawa Timur. Yaitu Hari Aksara Nusantara atau Haktara. Dan untuk pertama kalinya, Haktara akan digelar di Jember, tepatnya di Pendopo Wahyawibawagraha tanggal  30 dan 31 Agustus 2024.

Waktu pelaksanaan Haktara tinggal menghitung hari. Karena itu, Pemkab Jember dan pihak-pihak terkait mengadakan rapat koordinasi untuk mempersiapkan kegiatan Haktara di aula Kantor Pemerintah Kabupaten Jember, Senin (26/8/2024).

Menurut Asisten Administrasi Umum Sekretariat Daerah Pemkab Jember, Harry Agustriono, rapat koordinasi tersebut fokus membahas pelaksanaan Haktara.

“Karena ini (Hakara) untuk pertama kalinya di Indonesia, makanya kita persiapkan secara detail, mulai dari rangkaian acara, tempat, dan narasumbernya  harus segera kita upayakan,” ungkap Harry kepada sejumlah awak media usai rapat koordinasi.

Harry menambahkan, momentum Haktara ini penting karena Jember yang pertama kali menginisiasi tentang Haktara. Jember sendiri, kata Harry, mempuyai potensi yang cukup banyak karena aksara adalah bafian dari kebudayaan.

“Kita punya aksara yang harus kita lindungi, kita kembangkan. Jadi ada aksara Jawa, kita punya pungya aksara pandhalungan-Madura,” urainya.

Sementara itu, Direktur Museum Huruf, Ade Sidiq Purnama mengungkapkan syukur karena gagasan Haktara disambut baik oleh Pemkab Jember. Katanya, sejak pertengahan April 2024, Bupati Jember Hendy Siswanto melakukan komunikasi dan koordinasi intens dengan pihak Museum Huruf khusus membahas Haktara.

“Persiapannya sudah 80 persen, sambung doanya,” jelas Ade.

Menurut Ade, Bupati Hendy punya harapan besar untuk menjadikan Haktara lebih dari sekadar menjadi simbol perayaan untuk menghargai kekayaan aksara dan khasanah bahasa di Indonesia.

“Namun juga mampu mendorong ekosistem multikultur yang berjejaring untuk mengarsip, mengomunikasikan dan memberi ruang luas publikasi pengetahuan ke-aksara-an dan khasanah bahasa yang selama ini masih bergerak parsial di masing-masing daerah,” pungkasnya (AAR/Bernas).

 

 

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button