Bencana alamDaerahSumateraSUMUT

132 Hektar Padi di Langkat Alami Fuso

BeritaNasional.ID, Langkat – Bencana alam banjir melanda disejumlah desa di Kabupaten Langkat, Sumut. Banjir terjadi sejak awal November hingga akhir Desember 2022 ini.

Akibat banjir tersebut, tedapat 600 hektar padi sawah terendam air di 7 kecamatan, diantaranya Kecamatan Hinai, Stabat, Secanggang, Binjai, Selesai, Wampu dan Kecamatan Gebang

Dari 600 ha tanaman padi sawah yang terendam air, tercatat ada 132 hektar tanaman padi di Langkat dinyatakan fuso atau rusak/gagal panen.

Kepala Dinas Pertanian Langkat melalui, Kabid Rehabilitasi Pengembangan Lahan dan Pengendalian OPT, Ir Mahruzar, Senin (22/12/2022) mengatakan, tingginya curah hujan di Kabupaten Langkat berdampak pada terendamnya tanaman padi milik petani.

Di Kecamatan Hinai, misalnya, tanaman padi terendam air berada di Desa Suka Jadi, Paya Rengas, Batu malenggang. Untuk umur tanaman padi berkisar dari 02-60 Hari Setelah Tanam (HST). Untuk jenis tanaman padi yang ditanam petani berjenis padi inpari 32 dan lokal.

Dari ke tiga desa tersebut, tercatat 110 ha tanaman padi terendam banjir, dan dinyatakan fuso sebanyak 35 ha, diantaranya di Desa Suka Jadi seluas 20 ha, dan di Desa Batu Malenggang seluas 45 ha.

Kecamatan Stabat, terdapat 5 desa, diantaranya Desa Pantai Gemi, Sidomulyo, Arah Condong, Banyumas dan Desa Mangga. Tanaman padi yang terdampak banjir tersebut berumur antara 20-80 HST hingga panen. Untuk jenis tanaman padi di kecamatan itu berjenis varitas inpari 32, lokal dan ciherang. Di Kecamatan Stabat, tercatat ada 199 ha terdampak banjir, dan tercatat ada 70 ha yang mengalami fuso.

Adapun padi yang dinyatakan fuso itu berada di Desa Pantai Gemi seluas 10 ha, Desa Arah Condong seluas 15 ha, dan di Desa Manga seluas 45 ha, sebutnya.

Di Kecamatan Secanggang, lanjut Mahruzar, banjir merendam areal pertanian di Desa Kepala Sungai, Suka Mulya dan Desa Telagah Jernih. Di tiga desa itu, tercatat ada 37 ha tanaman padi terkena banjir, namun yang mengalami fuso sebanyak 27 ha, yakni berada di Desa Telaga Jernih.

Adapun umur tanaman padi yang terdampak banjir di kecamatan tersebut, antara berumur 07-28 hari setelah tanam.

Mahruzar mengatakan, untuk mengantisi tidak terjadinya gagal panen (fuso) pada tanaman padi, pihak sebelumnya telah menghimbau ke para petani untuk tidak melakukan penanaman padi pada bulan-bulan dengan kondisi keadaan curah hujan tinggi, yang diprediksikan terjadinya banjir. Kita juga telah menginformasikan ke petani agar malakukan penanaman padi secara serentak pada bulan yang sudah ditentukan berdasarkan informasi iklim/cuaca, yakni berdasarkan data BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika).

Hal itu kita lakukan, agar para petani tidak mengalaami kerugian yang besar akibat tanamanya terendam banjir, yang berdampak fuso/rusak, sebut Mahruzar, seraya mengatan, pihaknya juga menyaran kembali agar para petani tidak melakukan penyemain benih diloksi tanahnya tidak terlalu rendah, hal itu agar menghindari dari jangkauan air yang akan menenggelamkan lokasi pembenihan padi.

“Carilah lokasi tempat pembenihan diareal sawah tersebut, yang agak tinggi, agar benih yang ditabur tidak terendan banjir,” himbaunya.

Secara terpisah, Kabid Produksi Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Langkat, Rosnani, ketika dikonfirmasi, terkait ada tanaman padi yang fuso akibat dampak bencana alam banjir mengatakan, Pemerintah Langkat, yakni melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Ketapang) akan membantu benih kepetani yang mengalami kerusakan atau tanaman padi yang mengalami fuso.

Saat ini kita sedang menyusun data CPCL (Calon Petani-Calon Lokasi) agar bantuan benih bisa disalurkan kepetani tepat sasaran. Sebelumnya, pada bulan lalui itu, kita juga telah menyalurkan bantuan benih padi kepetani di Kecamatan Besitang, yang tanaman padinya juga mengalami fuso akibat banjir.

Bantuan benih yang kita salurkan itu berasal dari APBD Provinsi, dimana benih padi itu bervaritas inpari 32. Per hektarnya, petani memerima benih sebanyak 25 kilogram.

Dikecamatan besitang itu, tercatat ada 164 hektare padi sawah mengalami fuso. Jadi ada kemarin itu sudah disalurkan benih lebih dari 4 ton atau 4.100 kilogram.

Sebelumnya juga, sebut Rosnani, kita telah menyarankan petani untuk masuk asuransi tanaman, agar para petani bisa mendapatkan bantuan dana pengganti akibat bencana alam, yang padinya fuso/rusak.

“Jika tanaman petani itu mengalami fuso akibat bencana alam, maka per hektarnya mereka bisa mendapatkan dana bantuan sebesar Rp.6 juta. Petani hanya membayar iuran per bulan berkisar Rp36.000,” sebutnya. (Reza)

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button