BondowosoDaerahJawa Timur

Pemkab Bondowoso Terus Kembangkan Ijen Geo Park

BeritaNasional.ID, BONDOWOSO JATIM – Pengembangan geopark membawa paradigma baru. Dengan potensi warisan geologi atau geoheritage, keanekaragaman hayati atau biodiversity dan budaya atau cultural diversity yang merupakan satu kesatuan, menjadikan geopark menjadi sebuah paradigma pembangunan baru yang menjanjikan.

Menurut Pj Bupati Bondowoso, Drs. H. Bambang Soekwanto, MM dalam lrilisnya melalui Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Pembangunan Daerah (BP4D), pengembangan geopark yang dilakukan Pemkab Bondowoso, tidak hanya dari sisi konservasi tapi juga nilai edukasi.

“Dalam pengembangan Ijen Geopark juga mempentingkan edukasi selain pilar konservasi, pemberdayaan masyarakat, dan pengembangan ekonomi. Pengembangan edukasi diwujudkan dalam bentuk kerja sama dengan Perguruan Tinggi yang ada di di Kawasan Ijen Geopark,” jelasnya, Rabu 18/10.

Banyak, lanjutnya, PT yang berpotensi mendukung pengembangan geopark. Bentuk kerja sama ini ditekankan pada nilai saling berbagi informasi terkait penelitian dan kajian yang dilakukan di Ijen Geopark.

Ditambahkan, Ijen Geopark menjadi peluang penelitian yang sangat besar, baik dilihat dari nilai geologi, fungsi konservasi, pariwisata, ekonomi, pemberdayaan, flora fauna, dan lain-lain.

Inisiasi kerjasama dengan berbagai lembaga pendidikan di bidang geologi perlu terus dikembangkan, mengingat potensi besar yang ada di tiap geosite sangat menarik untuk diteliti lebih lanjut.

“Salah satu contoh konkritnya adalah uji kualitas air di geosite Kompleks Mata Air Panas Blawan sebagai Geosite Ijen Geopark yang dilakukan oleh Progam Studi Teknik Pertambangan Universitas Jember,” jelasnya.

Hasil penelitian sementara, lanjutnya, telah disosialisasikan pada Minggu, 14 Oktober 2023 di lokasi geosite kompleks Mata Air Panas Blawan dihadapan peserta yang terdiri dari guru dan siswa pada lembaga pendidikan (SD, SMP dan SMK) di sekitar geosite, serta pengelola geosite.

Menurut Aminah, dosen pendamping menyebutkan, tujuan dari penelitian ini adalah memberikan informasi kepada masyarakat dan pihak pengelola tentang kualitas air panas dan kandungan mineralnya.

“Penelitian dilakukan dengan metode smapling di beberapa sumber mata air panas yang tersebar di 17 mata air panas di sepanjang alur aliran sungai. Tahapan penelitian meliputi survei, pengambilan sample, uji laboratorium, analisa, sosialisasi, diskusi dan pelaporan,” jelasnya.

Hasil sementara yang diperoleh, lanjutnya, menyebutkan bahwa standar baku mutu air panas Blawan masih memenuhi persyaratan kelayakan  berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 32 tahun 2017, yaitu maksimal sebesar 25 NTU.

Hal yang sama diungkapkan Tinggal S. Pamular, pendamping geologi Pengurus Harian Ijen Geopark (PHGI). “Melalui kerjasama dengan lembaga Perguruan Tinggi, akan lebih memperkaya nilai ilmiah pada warisan geologi yang ada di kawasan Ijen Geopark,” jelasnya.

Harapannya, kerjsama ini semakin berkembang dan bisa mencakup terhadap 3 pilar geopark, yaitu konservasi, edukasi dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Melalui edukasi tersebut, Abi Kaldera, sapaan Tinggal S. Pamular, pelajar Ijen diharapkan lebih mengenal potensi yang ada di wilayahnya.

“Sehingga secara bertahap akan menjadi embrio terhadap pengembangan Ijen Geopark. Melalui pengembangan nilai-nilai konservasi, edukasi dan pemberdayaan ekonomi masyarakat semakin meningkat,” harapnya. (Advertorial/BeritaNasional.ID)

 

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button