Hukum & Kriminal

KKB Membahayakan Untuk Keutuhan NKRI

 

BeritaNasional.ID, Jakarta – Wakil Ketua MPR RI Syarief Hasan meminta Pemerintah untuk dapat bertindak lebih tegas, dalam menyikapi aksi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua yang dinilainya sudah melakukan aksi teroris. Demi untuk keutuhan NKRI.

Tindakan KKB sudah semangkin Keji, sejumlah anak gadis desa dihancurkan masa depannya (diperkosa), masyarakat sipil dibunuh, dengan tembakan Senjata Api (Senpi), Rumah penduduk dan Rumah sekolah dibakar.

Nada yang sama, selain Anggota Komisi Pertahanan DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat Syarief Hasan, Tokoh agama di Beoga Provinsi Papua. Pendeta Jupinus Wama, Minggu kemarin (18/4) juga mengungkapkan, aksi kelompok KKB dinilai sudah tidak berperikemanusiaan-lagi.

“ Kelompok Kriminal Bersenjata itu sudah mengganggu anak-anak perempuan di kampung, selain melakukan pembakaran, juga membunuh warga masyarakat yang tidak bersalah, dengan menggunakan senjata Api (Senpi),” ungkap Pendeta Jupinus Wama di Beoga, Papua.

“Sudah saatnya pemerintah memikirkan berbagai skenario kebijakan yang extraordinary, untuk menyikapi aksi keji KKB yang tidak kunjung berakhir ini. Alokasi dana otonomi khusus (otsus) yang mencapai Rp127 triliun hingga tahun 2020, ada hal-hal tertentu yang mesti dievaluasi menyikapi persoalan di Papua,” kata Syarief dalam keterangan persnya, Kamis (15/4).

Syarief menilai, pendekatan ekonomi melalui instrumen dana otsus, setiap tahunnya mengalami peningkatan, namun belum menunjukkan hasil optimal. “ Indeks pembangunan manusia masih rendah, dan kemiskinan yang semangkin tinggi, hal ini tentu dapat menimbulkan pertanyaan sejauh mana efektivitas pendekatan dana Otsus ini?” tanya anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat ini.

Untuk itu, menurut Syarief. Ada dua opsi pilihan pemerintah, mengevaluasi kebijakan menyeluruh. Misalnya, pemeintah tetap menggunakan instrumen ekonomi, dan melakukan tindakan tegas atas kondisi ketertiban dan keamanan masyarakat, akibat perbuatan teror keji oleh KKB terhadap rakyat di Papua.

Dia mengatakan bahwa, kedua pilihan kebijakan ini tenyata belum berhasil, bahkan tindakan teror dan kriminal KKB makin meningkat ke skala yang berbahaya untuk keutuhan NKRI. Menurutnya, tata kelola dana otsus harus dievaluasi baik dari sisi perencanaan, penggunaan, maupun pertanggungjawabannya.

Syarief menegaskan, hal ini sangatlah penting, karena jumlah dana begitu besar tetapi hasil tidak optimal. KKB Berulah Lagi, “Guru di Tembak dengan Senpi hingga tewas, tiga rumah Sekolah dibakar, dan anak anak gadis didesa dirusak. Ini merupakan Teroris, selayaknya Pemerintah pusat untuk mengambil sikap yang tegas,” kata Syarief.

“ Penyelesaian Kasus Papua, agar tidak menjadi atensi publik dunia, selain tugas pemerintah, termasuk menteri luar negeri perlu untuk melakukan diplomasi yang efektif di berbagai forum internasional. Karena, Persoalan Papua ini memang multidimensional dan melibatkan banyak faktor, sehingga solusinya pun harus integratif dan komprehensif,” jelas Syarief Hasan.

Sebagaimana pernah diungkapkan oleh Kapolda Papua, Irjen Pol Mathius Fakhiri, selama April 2021 , ada empat warga sipil tewas ditembak KKB di Kabupaten Puncak. Dua di antaranya berprofesi sebagai guru, satu pelajar, dan seorang tukang ojek.

Menurut Fakhiri, saat ini anggota mulai bergerak untuk melaksanakan penegakan hukum atas aksi penembakan oleh KKB di Beoga. Dia juga memperkirakan kelompok itu mulai bergerak ke berbagai wilayah, termasuk ke Ilaga. Irjen Fakhiri memastikan personel gabungan TNI-Polri sudah bersiaga, dan jajarannya telah meminta warga sipil terutama tukang ojek untuk tidak melayani penumpang keluar dari Ilaga.

Kasatgas Humas Nemangkawi Kombes M. Iqbal Alqudusi juga menyatakan bahwa pihaknya menerima laporan dari masyarakat setempat, pada hari Sabtu (17/4), sekitar pukul 09.30 WIT, tentang KKB telah melakukan pembakaran rumah kepala suku dan kediaman guru yang ada di kampung Dambet, Distrik Beoga, Kabupaten Puncak.

Akibat dari perbuatan itu, rumah Kepala Suku Ener Tinal, dan tiga rumah guru yang terbuat dari papan kayu hangus terbakar. Kapolsek Beoga Ipda Ali Akbar, ditempat terpisah juga mengakui pada hari Sabtu (17/4), KKB kembali melakukan pembakaran terhadap 3 perumahan guru dan sekolah di Dambek, dan di Beoga.

Untuk tersangka MS (29) pelaku penganiayaan terhadap penjual bakso, Asep Saputra (50), pada hari Senin kemarin, 19 April 2021, berhasil ditangkap Polres Intan Jaya, ketika berada di Sugapa Kabupaten Intan Jaya, Papua. Sedangkan korban Asep saat ini sudah dievakuasi ke Nabire dan ditangani tim medis yang ada di daerah itu.

Menurut Kapolda Papua, Irjen Pol Mathius Fakhiri menyebutkan, korban Asep Saputra pada hari Minggu (18/4), sekitar pukul 14.30 WIT, sedang menjajakan dagangannya. Tiba-tiba datang para pelaku menggunakan sepeda motor langsung menganiaya korban. Usai menganiaya Asep, para pelaku langsung melarikan diri.

Pada hari Senin, 19 April 2021, Satgas Nemangkawi berhasil menangkap Pemasok Senjata Api ke KKB, dia bernama Paniel Kogoya (PK), ditangkap Satgas Nemangkawi di Nabire, Papua, pada hari Minggu (18/4) di kediamannya. “ Penangkapan itu dilakukan, demi penegakan hukum,” kata Kasatgas Humas Nemangkawi Kombes Iqbal Alqudusi, di Jayapurta, Senin (19/4).

Menurut Iqbal, berdasarkan pengakuan tersangka Paniel Kogoya (PK) kepada penyidik. Ia sudah empat kali memasok senjata api (senpi) berbagai jenis kepada KKB, untuk kelompok Nduga yang ada di Intan Jaya, melalui DC dan FA serta Jabir, yang saat ini sudah ditangkap dan ditahan di Nabire.

Berdasarkan keterangan dari tiga tersangka yang ditangkap itu, mereka mulai membeli senpi sejak 2017, dengan dua pucuk Senpi jenis M4 dibeli bulan Juni 2019 seharga Rp 300 juta, dan dua jenis M 16 dibeli bulan Desember 2019 seharga Rp 300 juta, dari Jabir. Pada tahun 2020, Paniel Kogoya (PK) kembali memesan senpi seharga Rp 550 juta, melalui DC,” kata Iqbal. PK adalah seorang pengusaha kontraktor proyek pengadaan solar cell di Intan Jaya.

Menurut Kombes M Iqbal Alqudusy, Paniel Kogoya sudah melakukan pembelian Senpi sebanyak empat pucuk, terdiri dari dua pucuk jenis M-16 dan dua pucuk jenis SS-1, dengan total biaya yang sudah dikeluarkan sebesar Rp1 miliar. Dana tersebut bersumber dari Geis Gwijangge, Paniel Kogoya sebagai penyandang dana.

Sementara itu, Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen Achmad Riad menyebutkan, Pihak nya, komando daerah militer (Kodam) 4/Diponegoro. Terus melakukan pengejaran kepada prajurit anggota TNI, yaitu Pratu Lukius Y Matuan, yang kabur pada 12 Februari 2021 lalu, dari pos Bulapa, Papua. Anggota ini diketahui membelot kepada Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua.

Menurut Mayjen Achmad Riad, saat jumpa pers di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur (Jaktim), Senin (19/4) menjelaskan, pengejaran itu dilakukan. Didasari dari Surat Daftar Pencarian Orang (DPO) yang dikeluarkan oleh Komando daerah militer (Kodam) 4/Diponegoro.

Selain Pratu Lukius banyak berteman dengan akun pro-KKB, anggota Yonif 410 yang diperbantukan ke Raider 400, di bawah komando daerah militer (Kodam) 4/Diponegoro ini diketahui membelot ke KKB dan meninggalkan tugas TNI, sejak 12 Februari 2021 lalu, hingga kini belum diketahui rimbanya.

“ Padahal, Pratu Lukius. Sebelum menjadi TNI, telah mengikuti pendidikan dan pelatihan tentang moral Pancasila, dengan harapan. Agar mereka bisa lebih memahami tentang arti merah putih,” ungkap eks Wakil Komandan Sekolah Staf dan Komando (Wadan Sesko TNI) ini. (Djohan Chaniago).

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button