Opini

Akses Transportasi Kunci Pariwisata Masa Depan Pasaman

Oleh : Yunzar Lubis

BeritaNasional.ID, PASAMAN,– Hari ini, Sabtu, 8 Oktober, merupakan hari terbentuknya Kabupaten Pasaman. Dirayakan sebagai Hari Ulang Tahun Kabupaten Pasaman berdasarkan Keputusan DPRD Kabupaten Pasaman, Nomor 11/ KPTS/ DPR/ PAS/ 1992, tanggal 22 Februari 1992. Diresmikan dengan Surat Keputusan Bupati Kabupaten Pasaman Nomor: 188.45/ 81/ BUPAS/ 1992, tanggal 26 Februari 1992. Jika dibandingkan dengan hari kemerdekaan, kabupaten Pasaman terbentuk 52 hari setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia. Berarti, pada 8 Oktober 2022, kabupaten Pasaman telah berumur 77 tahun.

Selama 77 tahun kabupaten Pasaman berdiri, telah terjadi 23 kali pergantian bupati: Abdoel Rahman St. Larangan ( 8 Oktober 1945), Abdul Hakim Dt. Radjo Mangkuto (1946), Darwis Taram (1946-1947), Basyrah Lubis ( 1947-1949), Bahrumsyah (1950-1951), A.M Jalaluddin (1951), Syahbuddin L Dt. Sibungsu (1951-1954), Abdul Muin Dt. Rangkayo Maharaja (1954-1955), Marah Amir Marah Bagindo (1955-1958), Johan Rivai (1958-1965), Bongar Sutan Pulungan (1965-1966), Zainun (1966-1975), Saruji Ismail (1975-1985), Rajuddin Noeh (1985-1990), Taufik Martha (1990-2000), Baharuddin. R (2000-2005), Yusuf Lubis (2005-2010), Benny Utama ( 2010-2015), A. Syafei Siregar (2015), Syofyan (2015-2016), Yusuf Lubis ( 2016-2021), Mara Ondak (2021), dan Benny Utama (2021- sekarang). Sudah 23 masa kepemimpinan bupati, pemerintah daerah secara terus-menerus menggali potensi kabupaten Pasaman untuk dikelola menjadi sumber ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Pasaman, sesuai dengan ketajaman, dukungan dan batasan kewenangannya.

Dalam rentang sejarah bupati Pasaman dari masa ke masa tersebut,– harus dipahami juga,– telah terjadi perubahan peta potensi kabupaten Pasaman pada tahun 2003. Geografis kabupaten Pasaman berubah dengan terbentuknya kabupaten Pasaman Barat sebagai pecahan kabupaten Pasaman. Potensi laut, daerah-daerah yang topografi dan kesuburan tanah yang potensial untuk daerah pertanian dan perkebunan, lepas dari kabupaten Pasaman menjadi potensi kabupaten Pasaman Barat. Dapat dikatakan, kabupaten Pasaman jatuh miskin sumber daya alam perkebunan, pertanian, dan perlautan. Tamatlah mimpi kesejahteraan kabupaten Pasaman yang bersumber dari pengelolaan  perkebunan dan  pertanian berskala besar, termasuk perlautan.

Semenjak bupati Pasaman dijabat Yusuf Lubis pada tahun 2005, peta penggalian potensi daerah terpaksa berubah. Pemerintah Daerah Kabupaten Pasaman mencoba menggali potensi sumber daya alam yang tersisa. Pemerintah Daerah mengarahkan penggalian potensi kearah pertambangan, menggali potensi kandungan mineral kabupaten Pasaman. Tetapi sudah yang ketujuh kali pula silih berganti masa kepemimpinan bupati, disebabkan berbagai hal, belum ada tanda-tanda nyata potensi pertambangan dapat dikelola untuk kesejahteraan masyarakat Pasaman. Potensi pertambangan, belum dapat diharapkan.

Sekarang, Pemerintah Kabupaten Pasaman dibawah kepemimpinan Benny Utama dan Sabar AS, tampil  inovatif melihat potensi yang belum dilirik serius sebelumnya. Pemerintah Kabupaten Pasaman sekarang, telah mempunyai perspektif untuk Pasaman yang lebih baik dan bermartabat kedepan dan mengukur sisa-sisa potensi yang masih dapat diberdayagunakan. Detail Engineering Deisgn (DED) dirampungkan pada tahun 2021. Potensi eksisting dipetakan berdasarkan elemen yang mempengaruhi minat wisatawan berkunjung. Kesimpulannya, kabupaten Pasaman sangat layak untuk dijadikan destinasi wisata. Artinya, kabupaten Pasaman mempunyai potensi yang potensial pada sektor pariwisata.

Inovasi Pemerintah Daerah dibawah pimpinan Benny Utama dan Sabar AS melirik dan membangun sektor pariwisata, menjadi harapan masa depan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat kabupaten Pasaman. Menjadi harapan, karena sejatinya, pembangunan pariwisata akan memberikan efek domino yang positif terhadap “lebih berdayanya” potensi pertanian dan perikanan atau potensi lainnya. Dimana, dari berbagai referensi tersimpul bahwa, membangun ekonomi dan kesejahteraan masyarakat harus berupa sistem yang holistik antara suatu potensi dengan potensi yang lainnya.

Maka sudah seharusnya, setiap orang di kabupaten Pasaman menyadari ketepatan dan kedahsyatan inovasi pemerintah daerah dalam membangun sektor pariwisata dalam weujudkan Pasaman yang lebih baik dan bermartabat ke depan. Menyadari, berarti, setiap orang di kabupaten Pasaman ikut berpartisipasi sesuai peran dan fungsinya, dan sesuai porsi dan proporsinya.

Membangun sektor pariwisata kabupaten Pasaman, sesungguhnya dapat dipahami secara sederhana. Membangun sektor pariwisata, berarti, mengupayakan: bagaimana agar orang berkunjung sebanyak-banyaknya ke Pasaman untuk memenuhi kebutuhan jasmani, keingintahuan atau kebutuhan rohaninya; dimana, dengan terpenuhinya kebutuhan tersebut, menimbulkan rasa kepuasan, kesenangan atau rangsangan tertentu di dalam dirinya.

Apa upaya agar orang berkunjung sebanyak-banyaknya ke Pasaman untuk memenuhi kebutuhan jasmani, keingintahuan atau kebutuhan rohaninya, tentulah seharusnya, sudah tergambar dalam DED Pariwisata kabupaten Pasaman. Jika pokok pikiran yang tertuang dalam tulisan ini sudah terangkum dalam DED Pariwisata Kabupaten Pasaman, anggap sajalah tulisan ini sebagai upaya menyebar-luaskan pokok pikiran yang muncul dari DED tersebut. Jika belum terangkum, maka tulisan ini diharapkan dapat memperkaya gagasan-gagasan yang ada dalam DED tersebut sebagai alternative-alternatif pilihan dalam mewujudkan pembangunan dan pengembangan pariwisata kabupaten Pasaman.

Kembali pada fokus persoalan. Apa upaya agar orang berkunjung sebanyak-banyaknya ke kabupaten Pasaman sebagaimana dimaksud di atas, jawabnya: apa yang dapat dijadikan di kabupaten Pasaman sebagai kebutuhan jasmani, keingintahuan atau kebutuhan rohani sebanyak-banyak orang (destinasi wisata) dan bagaimana agar semudah-mudahnya mencapai kabupaten Pasaman (akses transportasi).

Korelasi antara destinasi wisata dengan akses transportasi adalah bagaima urat nadi dengan jantung. Destinasi wisata sebagai jantung dan akses transportasi sebagai urat nadi, darah sebagai orang banyak.

Agar darah mengalir ke jantung dari seluluh penjuru tubuh, harus ada urat nadi dari seluruh penjuru tubuh. Ada urat nadi dari dan ke tangan, ada urat nadi dari dan ke kaki, dan lainnya. Maka membangun jalan koneksi dari segala arah ke kabupaten Pasaman adalah titik kunci daya dorong ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Pasaman dari potensi pariwisata.

Membangun destinasi wisata, seperti Bonjol Land of The Equator, objek wisata Taman Suaka Alam Rimbo Panti, situs budaya Candi Tanjung Medan, situs budaya Candi Koto Rao, situs budaya Patung Arca Makara di Padangnunang, membangun area paralayang di Bonjol, dll, adalah membangun destinasi wisata yang diharap dapat menjadi kebutuhan jasmani, keingintahuan atau kebutuhan rohani sebanyak-banayaknya orang di permukaan bumi ini, yang dapat menjadi godaan untuk berkunjung ke kabupaten Pasaman.

Jika destinasi wisata terbangun menggoda, akses jalan nyaman dilalui, maka orang dari mana saja akan berduyun menuju kabupaten Pasaman. Kunjungan banyak orang, akan berdampak pada peningkatan kebutuhan hasil pertebatan dan pertanian. Akan menimbulkan relasi dan pasar-pasar baru serta peminat-peminat investasi baru dibidang pertebatan (perikanan) dan pertanian.

Simpulnya, akses transportasi adalah kunci pembuka potensi pariwisata yang secara holistik dengan potensi lainnya, akan menjadi pendongkrak ekonomi dan kesejahteraan masyarakat kabupaten Pasaman untuk lebih baik dan bermartabat ke depan. ***

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button