DaerahRagamSumateraSUMUT

Dampak Musim Angin Barat, Omset Sampan Dayung Pembawa Sewa Menurun

BeritaNasional.ID, Langkat – Sudah 15 hari omset pembawa sampan dayung (sampan kayuh) menurun. Turunya pendapatan mereka sebagai pekerja jasa pengantar sewa menggunakan sampan dayung ini, dikarenakan berkurangnya aktivitas warga yang melakukan penyeberangan, Rabu (24/2/2021).

Menurut Arun (43) salah satu penarik sampan dayung (sampan tambang) warga Desa Klantan, Kecamatan Brandan Barat, Kabupaten Langkat, Sumut, mengatakan, penurunan omset sebagai penarik sampan dayung sudah terjadi dalam 15 hari ini, atau setengah bulan. Penurunan omset dikarenakan warga tidak banyak beraktivitas melakukan penyeberangan ke Kota Pangkalan Brandan.

“Sudah setegah bulan sewa penumpang sampan kami sepi atau sunyi, dikarenakan musim angin barat, atau barat kering istilah kami. Musim itu biasanya kondisi musim ombak di laut atau angin kencang dan ikanpun tidak ada atau berkurang,” sebut Arun, seraya mengakui sudah 8 tahun sebagai penarik sampan tambang.

Arun yang ditanya lagi, ada berapa omset atau pendapatan dari usaha yang ditekuninya saat ini, pihaknyapun mengatakan, sekitar Rp.50 ribu hingga Rp60 ribu per hari. “Kalau laut tidak ribut, atau berombak/beralun besar dan angin kencang, biasanya pendapatan kami bisa rata-rata Rp.80 ribu hingga Rp.100 ribu per hari,” ungkap Arun, seraya menjelaskan, kalau hasil tangkapan ikan dari nelayan banyak, maka mereka sering berbelanja ke kota atau kepajak (pusat pasar tradisionil).

Terkait jumlah sampan dayung, Arun yang ditanya, ada berapa unit sampan dayung/kayuh sebagai tranportasi di dua desa (Desa Klantan dan Perlis) menuju Kota Pangkalan Brandan. Ia pun mengatakan ada sekitar 150 unit sampan dayung. “Ada sekitar 150 unit sampan, dan pemiliknya berasal dari Desa Perlis, Klantan, Kelurahan Bradan Timur hingga warga Sei Bilah.

Arun pun menjelaskan, untuk jumlah penumpang yang bisa dibawa ke sampan kayuh, muatanya ber beda-beda, ada yang muat 5 orang penumpang hingga 8 penumpang persampan. Itu tergantung ukuran panjang dan lebar sampan. Kalau punya saya ukuran kecil hanya muat 5 orang penumpang, sebut Arun.

Terkait soal uang ongkos (tarif) per orang, sebut Arun, tergantung jarak tempuh. Misalnya dari pelantaran/dermaga (di Kelurahan Brandan Timur) menuju Desa Perlis, ongkosnya Rp.3.000,-per orang. Namun kalau menuju Desa Klantan ongkosnya Rp.2.000 per orang, beber Arun.

Secara terpisah, Muslim warga Brandan mengatakan, selayaknya pemerintah dapat membantu para pekerja sampan dayung ini. “Pemerintah sudah sewajarnya membantu mereka, baik itu berupa sembako atau dana. Dikarenakan saat ini musim barat kering, apalagi dimasa pandemi Covid yang belum berahir ini.

Pendayung sampan ini juga harus dibantu peralatan lengkap baju pelampung, baik untuk penarik sampan maupun untuk cadangan penumpang. Minimal baju pelam pung itu bisa dibagikan 10 baju kepemilik sampan. Sebab, katanya, Resikonya sangat besar, bisa-bisa sampan itu terbalik atau karam ketika membawa sewa,” ungkap Muslim. (Reza)

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button