Jawa Timur

Di Nganjuk Petani Menjerit Pupuk Subsidi Mulai Hilang Di Pasaran

BeritaNasional.ID NGANJUK, JAWA TIMUR – Sejumlah Petani daerah di beberapa Kecamatan di Nganjuk, mulai kesulitan menemukan pupuk subsidi di pasaran. Hal ini membuat mereka harus mengeluarkan ongkos lebih besar jelang musim tanam.

Sayid, Ketua Kelompok Tani Lestari di Desa Ringinanom, Kecamatan Nganjuk misalnya, mengatakan pupuk subsidi mulai hilang sejak awal September.

Kelangkaan ini membuat mereka harus menambah biaya sebesar Rp 50 ribu untuk membeli satu sak atau karung pupuk nonsubsidi.

“Kami sudah kesulitan dari awal bulan September. Baru kali ini di tahun-tahun sebelumnya tidak pernah,” ucapnya ketika ditemui wartawan, Senen (08/11/2021).

Hingga saat ini, kata dia, petani juga belum mendapatkan kepastian dari Dinas Pertanian Nganjuk terkait distribusi tambahan pupuk subsidi.

Karena itu, ia berharap pemerintah segera turun tangan memberikan bantuan kepada para petani untuk dapat mengakses pupuk dengan harga murah jelang musim tanaman. Jika tidak, mereka bisa tekor jutaan rupiah. Pasalnya, untuk tiap satu hektar lahan mereka membutuhkan 30 sak pupuk.

“Tidak cuma di Desa Ringinanom, Kecamatan Nganjuk ini, di kecamatan lain juga sama. Saya lagi cari ke desa Kutorejo, Kecamatan Bagor, namun petani sini juga sudah mulai sulit cari pupuk (subsidi),” imbuhnya.

Hal serupa dialami M Singgih Darmawan, petani di Desa Mancon, Kecamatan Bagor, Ia menuturkan pupuk subsidi di wilayahnya mulai langka di pasaran sejak bulan lalu.

Hal ini membuat para petani di desanya kesulitan dan mulai mencari tambahan modal untuk menanam. “Pupuk SP36 subsidi belum turun dari bulan lalu,” tuturnya kepada wartawan.

Untuk menyiasati kelangkaan ini, kata dia, sejumlah petani mulai mengurangi penggunaan pupuk. Namun, ia menegaskan bahwa hal tersebut berpengaruh pada produktivitas pertanian. “Kalau pupuk sedikit produk hasilnya juga biasanya enggak seperti yang diharapkan,” ucapnya.

Dikonfirmasi terkait hal ini, Kepala Dinas Pertanian Nganjuk, Yudi Ernanto, menuturkan kelangkaan yang dialami petani disebabkan berkurangnya pasokan pupuk subsidi sebanyak satu juta ton di tahun ini.

Pasokan pupuk subsidi berkurang lantaran anggaran subsidi pupuk berkurang dari Rp 28,4 triliun pada 2019 menjadi Rp27,8 triliun di tahun ini.

“Kelangkaan karena alokasi berkurang, 8,8 juta ton pada tahun 2019, tapi di 2020 7,9 juta ton kami dikasihnya sama pemerintah,” ucapnya. (ISK)

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button