DaerahHukum & Kriminal

Dibawah Pimpinan Djuandi David, Ijazah Palsu Mewarnai Perekrutan PTT Kab. TTU

BeritaNasional.ID-Kefamenanu NTT,- Pengurus Pokja Kefamenanu, UPBJJ Universitas Terbuka Kupang, Petrus Pius Sadipun menegaskan bahwa, sebanyak 4 orang pelamar PTT di lingkup Pemerintah Kabupaten TTU tahun anggaran 2022 diduga menggunakan ijazah palsu.

Para pelamar tersebut merupakan mahasiswa-mahasiswi UPBJJ Universitas Terbuka Kupang, Pokja Kota Kefamenanu yang hingga saat ini belum dinyatakan lulus dari perguruan tinggi tersebut.

Bahkan, beberapa orang dari antara mereka yang diduga menggunakan ijazah palsu ini tidak aktif dalam mengikuti proses perkuliahan sejak beberapa tahun yang lalu.

Keempat calon PTT yang semuanya memasukkan lamaran sebagai guru kelas pada 3 sekolah berbeda itu yakni ASB pelamar dengan formasi guru kelas pada SDK Fatuoni dengan nomor urut 5159 dan WUS pelamar dengan formasi guru kelas di SDK Inbate dengan nomor urut 5185.

Sementara dua lainnya yakni KI pelamar dengan nomor urut 5229 dan FPA pelamar dengan nomor urut 5228. Keduanya sama-sama mengajukan lamaran dengan formasi guru kelas di SDK Kumone.

“Setelah saya melihat pengumuman yang disiarkan secara terbuka oleh panitia seleksi, di situ saya melihat ada nama anak-anak PGSD yang saya kenal, di situ saya langsung kasih tanda kenapa anak-anak ini pakai gelar S1 PGSD padahal belum pegang ijazah dan belum lulus,” tandas Petrus Pius Sadipun, pengelola Universitas Terbuka (UT) Pokja Kota Kefamenanu saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Rabu (13/04/2022).

Petrus mengaku dirinya memiliki data valid jika keempat nama yang disebutnya itu hingga saat ini belum mengantongi ijazah S1 PGSD. Ia mengaku, keempatnya pernah dan sementara menjadi mahasiswi di UT yang dikelolanya.

Untuk ASB, kata Petrus, saat ini baru diajukan proses penomoran ijazah nasional (PIN) dan belum ada SK Yudisium. Untuk KI, diketahui sudah lulus sejak tahun 2014 lalu. Namun belum memproses untuk mengambil ijazahnya. Sehingga ijazah milik KI hingga saat ini diketahui masih berada di pusat.

“Jadi KI pakai ijazah yang mana? Kalau dari universitas lain tidak apa, tetapi kalau dari UT maka ijazahnya sampai sekarang masih di sini (di pusat) dan masih belum dipegangnya,” tegas Petrus.

Petrus menjelaskan untuk WUS dan FPA sesuai data yang terdapat di pangkalan Dikti sudah tidak aktif lagi sejak tahun 2015 lalu. Hal itu lantaran keduanya diketahui tidak lagi melakukan proses registrasi sejak tahun 2015 itu.

Sehingga Petrus mengaku dirinya heran dan bertanya-bertanya dari mana gelar S1 PGSD, serta ijazah tersebut bisa dipegang keempat pelamar PTT. “Lalu mereka dapat ijazahnya dari mana? Itu yang perlu dilacak dan diusut, kasihan anak-anak yang kuliah dengan teratur hingga dapat ijazah tapi saat melamar sebagai PTT malah TL (tidak lulus). Saya tidak tahu kesalahannya di mana tapi saya yakin keempat orang ini gunakan ijazah palsu, saya jamin 100 persen,” tegasnya.

Sementara itu, berdasarkan data yang dikumpulkan awak media dari keempat orang itu hanya WUS yang dinyatakan tidak lulus seleksi sebagai PTT tahun 2022. Sementara KI, FPA dan ASB dinyatakan lulus sebagai guru PTT Pemkab TTU tahun 2022.

Hingga berita ini diturunkan keempat orang pelamar yang diduga gunakan berijazah palsu tersebut belum berhasil dikonfirmasi. (*)

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button