ACEH

FEATURE : Pandemi COVID-19 Porak Porandakan Tatanan Kehidupan

Kota Wuhan, Provinsi Hubei China dan dari kota ini sebuah virus jenis baru menyebar ke belahan negara di dunia.

Semenjak kehadirannya pada 1 Desember 2019 kasus awal ditemukan Virus baru ini menyebabkan timbulnya penyakit coronavirus disease 2019 atau yang disebut juga dengan COVID-19.

Dengan munculnya virus baru ini, tentunya tidak boleh dianggap remeh dan dibiarkan begitu saja oleh para penguasa disetiap belahan dunia.

Sebagai langkah nyatapun World Health Organization (WHO) menetapkan pandemi COVID-19 sejak 11 Maret 2020 yang lalu.

Kehadiran coronavirus disease 2019 (COVID-19) menjadikan Pandemi yang mengubah sistem kehidupan seluruh umat manusia di muka bumi.

Virus bekerja menyerang sistem pernapasan inipun sejak 2 Maret awal 2020 lalu masuk Indonesia, telah memporak-porandakan tatanan sendi kehidupan manusia dan harus menerima mimpi buruk lumpuhnya ekonomi akibat pandemi.

Pandemi sendiri merupakan sebuah epidemi yang telah menyebar ke berbagai benua dan negara, umumnya menyerang banyak orang.

Sementara epidemi sendiri adalah sebuah istilah yang telah digunakan untuk mengetahui peningkatan jumlah kasus penyakit secara tiba-tiba pada suatu populasi area tertentu.

Indonesia yang masih masuk kategori negara berkembang pun merasakan dampak yang sangat serius. Berbagai rencana pembangunan, target pertumbuhan ekonomi dan kerja penuntasan masalah sosial ekonomi masyarakat terhambat total.

Dalam hitungan beberapa bulan geliat  ekonomi lumpuh total, pendidikan nyaris tak terlaksana secara tatap muka.

Penerapan Protokol Kesehatan untuk mencegah penularan COVID-19 pun menjadi kebijakan pemerintah yang harus dijalankan oleh semua lapisan  masyarakat serta Perberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sesuai dengan level warganya terpapar COVID-19.

Dampak Virus COVID-19 di Indonesia

Tak hanya merugikan dari sisi kesehatan saja, Presiden Joko Widodo juga mengatakan bahwa virus corona sangat berdampak pada perekonomian di Indonesia. Bukan hanya karena produksi barang saja yang terganggu, tetapi investasi pun juga terhambat.

Berbagai kebijakan telah diramu pemerintah untuk menghadapi situasi itu, anggaran besarpun digelontorkan untuk menstimulus pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Salah satunya melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang dituangkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Program Pemulihan Ekonomi Nasional dalam Rangka Mendukung Kebijakan Keuangan Negara untuk Penanganan Pandemi Covid-19 dan/atau Menghadapi Ancaman yang Membahayakan Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan serta Penyelamatan Ekonomi Nasional.

Kemudian pemerintah juga mengantisipasi lonjakan tertular COVID-19 dengan memberikan Vaksin COVID-19 dengan target utama adalah tenaga kesehatan kelompok prioritas penerima vaksin Corona kemudian dilanjutkan dengan petugas pelayanan publik.

Sebanyak 1,48 juta tenaga kesehatan ditargetkan mendapat vaksin yang diharapkan selesai pada Februari. Selanjutnya pada 17,4 juta petugas publik termasuk kelompk TNI dan Polri. Lalu vakasinasi pada 21,5 juta Lansia juga akan dilakukan pada Maret-April dilanjutkan dengan vaksinasi seluruh masyarakat Indonesia.

Kemudian tidak hanya masyarakat umum penerima Vaksin,  pemerintah juga memperioritaskan vaksin untuk usia tingkat pelajar dengan tujuan agar Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dapat dilakukan.

Kesuksesan pelaksanaan vaksin menjadi tolak ukur untuk mencapai keberhasilan penanganan COVID-19, sehingga semua elemen harus mengambil peran.

Untuk itu Kepala Badan Intelijen Negara Daerah (Kabinda) Aceh, Brigjen TNI M. Abduh Ras memberikan apresiasi kepada Kabupaten Aceh Tamiang dalam hal capaian pelaksanaan Vaksinasi.

“Saya Apresiasi, Aceh Tamiang capaiannya sudah tinggi”, ungkap Kabinda Aceh, Brigjen TNI M. Abduh Ras saat melakukan kunjungan kerjanya dalam rangka percepatan vaksinasi Aceh Tamiang, diruangan kerja bupati setempat, Jumat (22/10/2021).

Aspesiasi Kabinda Aceh tersebut menanggapi laporan Bupati Aceh Tamiang, H.  Mursil akan capaian pelaksanaan vaksinasi.

“Namun untuk kategori remaja usia sekolah, persentase capaiaannya masih kecil sekali. Mari kita kejar target ini, agar anak-anak cepat kembali sekolah tatap muka 100%”, pinta Kabinda.

Dikatakannya capaiannya di Aceh Tamiang sudah tinggi, namun menurutnya target yang mesti dikejar khusus pada persentase capaian vaksinasi usia sekolah (remaja) di Aceh yang masih dalam angka 3% dari jumlah 500 ribuan remaja usia sekolah.

Kemudian pada peninjauan langsung pelaksanaan Vaksin Massal Covid- 19 di Dayah Ifdahul Islam Desa Paya Tenggar, Kecamatan Manyak Payed, Kabupaten Aceh Tamiang. Sabtu (23/10/2021)

Kabinda Aceh mengatakan berdasarkan data yang dirilis bahwa di Propinsi Aceh jumlah yang terkonpirmasi positif adalah 38.265 orang dan terjadi penambahan 19 orang.

” Dan sampai saat ini yang sudah sembuh 35.999 orang di seluruh Aceh dan yang meninggal dunia  2.042 orang artinya yang meninggal ini cukup besar jumlah nya akibat covid 19 ini,” ungkap Kabinda Aceh.

Menurut Kabinda Aceh,  ancaman COVID-19 sampai hari ini masih terjadi dan belum berakhir sehingga pemerintah indonesia di ibaratkan perang melawan ancaman gangguan dari pada COVID-19.

“Oleh sebab itu kalau bicara tentang perang kita harus melibatkan semua elemen komponen bangsa yang harus bekerjasama temasuk ulama dan masyarakat dalam memerangi COVID-19  ini”, ungkapnya.

Capaian Vaksin COVID-19 di Aceh Tamiang

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Aceh Tamiang dan data Tim Satgas Covid-19 Aceh Tamiang, pencapaian Vaksin COVID-19 sampai tanggal 18 Oktober 2021 mengalami peningkatan.

Jumlah penduduk Aceh Tamiang yang menjadi sasaran untuk vaksin adalah 225.289 jiwa. Pada 18 Oktober 2021 yang sudah divaksin dosis 1 sebanyak 80.479 jiwa atau 35,7%, dosis 2 sebanyak 36.846 jiwa (16 %) dan yang sudah vaksin dosis 3 sebanyak 572 jiwa (27%). Total yang sudah vaksin dosis 1,2 dan 3 sudah mencapai 117.897 jiwa.

Ini Rincian Vaksin di Aceh Tamiang

Untuk vaksin Sinovac yang sudah suntik untuk kelompok Tenaga Kesehatan (Nakes) vaksin dosis 1 sebanyak 2.329 orang atau (109,9%), telah vaksin dosis 2 sebanyak 2.237 orang (105,6%) dan telah vaksin dosis 3 sebanyak 572 orang atau 27,0 %.

Untuk kelompok Pelayan Publik (ASN TNI-Polri) yang telah vaksin dosis 1 sebanyak 12.208 orang (47,1%) dan telah vaksin dosis 2 sudah 8.232 orang atau 31,8%.

Sedangkan untuk kelompok Lanjut Usia (Lansia) telah vaksin dosis 1 sebanyak 3.300 orang (18,3%) dan sudah vaksin dosis 2 sebanyak 1.700 orang atau 9,4%.

Untuk kelompok Masyarakat Umum yang telah vaksin dosis 1 sebanyak 45.033 orang (30,8%) dan telah vaksin dosis 2 sebanyak 21.710 orang (14,9%).

Sedangkan untuk kelompok Remaja, rinci telah vaksin dosis 1 sebanyak 17.609 orang (53,1%) dan sudah vaksin dosis 2 sudah mencapai 2.967 orang (8,9%)

 

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button