Jawa TimurOpini

Gempuran Depresiasi Rupiah yang Melemah, Langkah Keputusan BI Menahan Suku Bunga

BeritaNasional.ID, Jakarta – Depresiasi rupiah yang terus melemah menjadi perhatian serius bagi perekonomian Indonesia. Dalam konteks global yang penuh ketidakpastian, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diperkirakan akan terus tertekan, mencapai Rp 16.500 per dolar pada akhir 2025. Hal ini mengakibatkan biaya impor semakin tinggi, yang pada gilirannya memicu inflasi dan mengurangi daya beli masyarakat. Sektor-sektor yang bergantung pada impor, seperti tekstil dan pangan, merasakan dampak paling signifikan dari pelemahan ini.

Menanggapi tantangan tersebut, Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menahan suku bunga acuan di level 6 persen. Keputusan ini diambil untuk menjaga stabilitas nilai tukar dan mengendalikan inflasi. Namun, langkah ini juga memiliki risiko, karena suku bunga yang tinggi dapat menghambat pertumbuhan ekonomi domestik. BI perlu berhati-hati dalam menyeimbangkan antara menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan.

Faktor eksternal seperti kebijakan moneter di Amerika Serikat dan ketegangan geopolitik juga berkontribusi terhadap depresiasi rupiah. Ketidakpastian di pasar global membuat investor cenderung menarik modal dari negara berkembang, termasuk Indonesia. Hal ini memperburuk situasi nilai tukar dan menciptakan tantangan tambahan bagi BI dalam merumuskan kebijakan yang efektif.

Secara keseluruhan, stabilitas nilai tukar rupiah sangat penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. BI harus mempertimbangkan berbagai faktor sebelum mengambil keputusan lebih lanjut terkait suku bunga agar perekonomian Indonesia tetap dapat bertahan di tengah gempuran depresiasi ini. Upaya kolaboratif antara pemerintah dan sektor swasta diperlukan untuk mengatasi dampak negatif dari pelemahan rupiah dan mendorong pemulihan ekonomi nasional.

Fokus dengan adanya kebijakan moneter jangka pendek pada stabilitas nilai tukar rupiah karena meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global. Semoga ke depannya, Bank Indonesia (BI) terus mencermati pergerakan nilai tukar rupiah dan prospek inflasi serta dinamika kondisi ekonomi yang berkembang, dalam memanfaatkan ruang penurunan suku bunga kebijakan lanjutan.

(Opini ini ditulis oleh Nur Adinda Ramadhani, Mahasiswa Administrasi Publik Universitas Muhammadiyah Sidoarjo)

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button