ACEHHukum & KriminalRagam

Gunakan Masker Takut Razia atau Takut Corona ?

BeritaNasional.Id, Aceh Besar– Pandemi Covid -19 telah menerpa dunia sejak 10 bulan lalu. Berbagai upaya sudah dilakukan oleh pemerintah maupun pemerhati sosial, baik terkait dengan dukungan ekonomi masyarakat, regulasi dalam mengatur aktivitas masyarakat maupun berbagai peratan dan fasilitas yang mendukung untuk memastikan kesehatan masyarakat.

Anehnya, oleh masyarakat sendiri terkadang masih terkesan mengabaikan sejumlah anjuran protokol kesehatan sebagaimana yang digalakkan selama ini. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya jumlah masyarakat yang masih enggan menggunakan masker saat keluar rumah dan menjaga jarak sebagaimana yang dianjurkan.

Berbagai lebel penegakan telah dilakukan, mulai dari sosialisasi, penegakan aturan, memberi sanksi bahkan melakukan pengawasan secara rutin oleh petugas aparat dari berbagai elemen, mulai dari badan jalan hingga ke pasar tradisional. Tapi juga belum kunjung sadar masyarakat dalam mematuhi anjuran prokes secara menyeluruh dan atas kesadaran sendiri.

Hal tersebut dapat dilihat dari masih banyaknya jumlah pengguna jalan yang tidak menggunakan masker saat melakukan aktivitasnya berpergian, sebagaimana hasil razia Sat Pol PP/WH dan Polri yang digelar di Jalan Banda Aceh Medan, simpang Jantho, Aceh Besar, Senin (30/11/2020).

Kasat Pol PP/WH Aceh Besar Rusli, S.Sos, melalui Kasi kesiagaan Dinas Satuan Polisi Pamong Praja/WH Aceh Besar, Faizal Sungkar, ST, mengakui masih ada sejumlah masyarakat yang masih enggan menggunakan masker saat berada di luar rumah maupun saat menempuh perjalanan.

“Mereka memberialasan berbagai dalih, bahkan ada yang membawa masker tetapi tidak menggunakannya,” kata Faisal.

Faisal menambahkan, Razia yang digelar Senin pagi itu, hanya sebatas menyetop para pengguna jalan yang tidak menggunakan masker dan memberi bimbingan supaya menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah. Namun kesadaran masyarakat dalam menggunakan masker dinilai ada peningkatan dibandingkan pada masa tiga bulan pertama pandemi melanda.

“Memang masih banyak kita temukan masyarakat yang tidak memakai masker, namun bila dibandingkan dengan masa masa awak pandemi melanda, sudah ada peningkatan kesadaran masyarakat,” kata Faizal.

Sementara, pengguna jalan yang melintas dan berhasil dikonfirmasi wartawan media ini, saat ditanya mengapa tidak menggunakan masker saat berada siluar rumah,mengaku tidak biasa dan merepotkan.

“Susah kali kalau ada masker, susah bernafas. Ya masker saya bawa, kalau ada Razia petugas begini ya saya pakek,” ujar pria setengah baya itu, saat ditanya wartawan.

Saat ditanya kembali apakah menggunakan masker hanya karena takut razia atau takut Corona, pria hitam manis ini justeru mengaku lebih takut kepada petugas dibandingkan ancaman Corona.

“Ya dari pada kendaraan saya ditilang, ya klo ada nampak razia saya pakai maskernya,” jawabnya seloroh.

Sebagaimana diketahui, anjuran menggunakan masker dan mencuci tangan pakai sabun serta menjaga jarak dalam berinteraksi sesama, selain anjuran dari pemerintah pusat juga telah dituangkan dalam Peraturan Bupati Aceh Besar, nomor 24 tahun 2020.

Tidak tanggung tanggung dalam aturan tersebut, Bupati Aceh Besar juga mencantumkan sejumlah sanksi sosial maupun sanksi administrasi, berupa hukuman membaca ayat ayat pendek, push Up, membersihkan lokasi TKP bahkan bagi unit usaha juga diancam dengan mencabut iszin usahanya.

Namun, berdasarkan informasi yang dihimpun media ini, belum semua sanksi itu diterapkan meski setiap dilakukan penertiban, pengawasan maupun razia masker oleh petugas masih saja terdapat pelanggar.

“Sanksi biasa kita berikan kepada pelanggar, berupa baca ayat (ayat Aluran) pendek, membaca pancasila, teruma bagi anak anak sekolah, sementara bagi orang dewasa rata rata diberikan pembinaan,” aku salah satu sumber dari Dinas Satuan Polisi Pamong Praja/WH Aceh Besar.

Amatan media ini, dibeberapa lokasi, pengguna masker umumnya mereka yang memang dalam kehidupannya menerapkan sistem kesehatan tinggi dikeluarga, sehingga menggunakan masker itu bukan suatu hal yang janggal lagi, sebab jauh sebelum pandemi Covid-19 juga menggunakan masker setiap melakukan perjalanan maupun saat berada dalam situasi keramaian.

“Ini kan untuk menjaga kesehatan diri, sejak sebelum pandemi juga udah kita gunakan secara rutin,” aku Siti Rohani, salah seorang ibu rumahtangga di Kecamatan Seulimum, yang ditemui saat berbelanja di Pasar Seulimum, Senin pagi.

Tidak mengikuti aturan yang ada bentuk ingkar kepada pemimpin.

Disisi lain, sejumlah mubaliq dan pendakwa maupun khatib yang menyampaikan khutbah di masjid di Aceh Besar besar, kerab mengajak masyarakat untuk taat kepada Allah, taat kepada Rasul (Nabi Muhammad SAW) dan taat kepada Ulul Amri (pemimpin).

Menurut para dai yang notabennya adalah termasuk ulama kharismatik di aceh itu, mengabaikan anjuran protokol Kesehatan Covid-19, merupakan slaah satu bentuk tidak taatnya rakyat kepada pemimpin. Tidak menaati pemimpin merupakan sebuah dosa, sebab anjuran yang diajak menjurus kepada kebaikan, untuk menjaga kesehatan. Dimana dengan tubuh sehat dan pikiran sehat maka akan lebih mendukung diri seseorang dalam mengerjakan ibadah kepada Allah.

“Bila sebuah seruan yang diperintahkan kepada rakyat masih mengarah pada kebaikan, tapi tidak diikuti atau diingkari itu sebuah dosa,” tegas salah seorang khatib khutbah jumat di masjid Al Munawarrah Kota ajantho, Aceh Besar dua pekan lalu.

Dikutip dari sejumlah sumber, bahwa akumulatif jumlah terinveksi virus Corona di Aceh, sejak dua pekan terakhir mulai tampak menurun dan jumlah masyarakat yang terinveksi mengalami kesembuhan juga meningkat, namun bukan berarti pandemi Covid-19 tersebut telah berlalu atau sudah tidak ada lagi.

Sejumlah instansi pemerintah masih menerapkan protokol kesehatan dalam memberikan pelayanan publik, meski terkadang dalam internal instansi itu sendiri mulai agak longgar dalam mengikuti anjuran protokol kesehatan itu, misalnya menjaga jarak, mencuci tangan secara rutin maupun menggunakan masker selama dalam kantor.

Disisi lain mubaliq lainnya, yang pernah memberikan dakwah di salah satu lingkungan masyatakat di Kecamatan Kota Jantho, Aceh Besar dalam rangka memperingati maulid Nabi Besar Muhammad SAW, awal November lalu menyarankan agar masyarakat dalam menghadapi pandemi Covid-19 itu tidak terlalu panik, namun bukan berarti mengabaikan anjuran protokol kesehatan yang diwajibkan.

Penyakit mewabah serupa, lanjut mubaliq tersebut sudah pernah ada sejak zaman dahulu, bahkan dominan yang meninggal dunia dari sebuah pandemi yang terjadi bukanlah si penderita penyakit dimaksud melainkan lebih pada akibat terlalu merasa takut dan khawatir sehingga berbagai penyakit dapat timbul bahkan dapat mengakibatkan kematian, stress dan sejumlah gejala lainya.

“Segala sesuatu itu datangnya dari Allah, maka berserah diri kepada Allah dibaringi dengan ikhtiar (menghindari diri ) dari ancaman penyakit dimaksud,” demikian pesan para Mubaliq tersebut.

Dari sejumlah ungkapan dan fakta dilapangan dapat disimpulkan, bahwa pandemi covid-19 itu tidak boleh diabaikan dan perlu menjaga kesehatan dan hidup sehat, bilamana tidak ingin terinveksi Covid-19 yang sedang melanda dunia. (Alan).

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button