Daerah

Hidup Sebatangkara, Bantuan PKH Nenek Supatmi Dicabut

BeritaNasional.ID, BONDOWOSO JATIM – Nasib masa tua Supatmi (80), warga Dusun Trebung, RT 15/RW 4, Desa Karanganyar, Kecamatan Tegalampel, Kabupaten Bondowoso, sangat tidak beruntung.

Nenek Supatmi hidup sebatangkara dalam kondisi yang tidak mampu mencari nafkah. Sehingga kebutuhan pokok sehari-hari menggantungkan diri dari belas kasih tetangga. Bansospun tidak diterimanya lagi.

Ditambah lagi kondisi rumah Nenek Supatmi yang lebih layak disebut sebagai kandang ternak menambah penderitaannya. Berdinding gedek dengan bolong hampir diseluruh papanya serta ventilasi tertutup kawat ram.

Apalagi ketika turun hujan, penderitaannya semakin tidak bisa dibayangkan, karena walaupun rumahnya bergenting, namun bocor dimana-mana. Air hujan yang membasahi tempat tidurnya, menggenang dilantai rumah yang hanya bersemen kasar.

”Saya pernah mendapat bantuan Sembilan bahan pokok (Sembako) dari pemerintah, tapi sekarang tidak lagi. Sehingga untuk mendapatkan sesuap nasi, saya menunggu belas kasih dari tetangga,” keluh Nenek Supatmi.

Hasil penelusuran media ini, Nenek Supatmi mendapat bantuan dari Program Keluarga Harapan (PKH). Untuk mengambil bantuan lewat BNI. Saat ini, bantuan tersebut dicabut tanpa alasan jelas.

Nenek Supatmi membenarkan, Bansosnya sudah dicabut oleh Pemerintah. Sebab ketika akan menariknya di BNI, namanya sudah tidak tercatat lagi. Padahal bantuan tersebut sangat dibutuhkan untuk sekedar menyambung hidupnya.

Sebetulnya Nenek Supatmi mempunyai saudara kandung, namun kondisinya 11-12 (hampir sama, red) dengan kondisi dirinya. Pernah juga dia mendapat bantuan listrik gratis dari anggota DPRD Kabupaten Bondowoso.

Sementara, bantuan bedah rumah ditolaknya, karena harus mengongkosi transport mengangkut material dan pasir. “Saya tidak mempunyai uang untuk biaya tambahan tersebut,” jelasnya. (Syamsul Arifin/Bernas)

 

 

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button