DaerahEks Keresidenan Madiun

HUT ke-663 Ngawi, Tradisi Jamasan Pusaka Tetap Dilaksanakan Dengan Prokes Ketat

BeritaNasional.ID, Ngawi – Peringatan hari jadi Kabupaten Ngawi, Jawa Timur tahun ini dilaksanakan secara  g sederhana. Selain banyak tradisi yang diringkas, juga sebagian kegiatan dibatalkan. Hal ini adalah bentuk komitmen Pemkab Ngawi melaksanakan PPKM Darurat tapi masih menyelenggarakan tradisi budaya dalam rangka hari jadi Kabupaten Ngawi ke – 663

Beberapa tradisi yang hilang misalnya ziarah makam leluhur dan malam tirakatan. Tirakatan digantikan dengan himbauan untuk masyarakat agar berdoa di rumah.

Kendati demikian, jamasan pusaka menjadi salah satu ritual yang tetap dilaksanakan di masa PPKM darurat ini. Penerapan protokol kesehatan (prokes) dan pembatasan peserta pun berlaku saat jamasan pusaka di ruang data Pendopo Wedya Graha, Minggu (4/7/2021).

“Peraga yang biasanya dilakukan banyak orang, sekarang hanya dilakukan dua orang saja yakni bupati dan sekda. Acaranya ya hanya menyerahkan pusaka ke para sesepuh untuk dijamasi atau dimandikan,” ungkap Zainal Fanani, Kabid Kebudayaan Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Ngawi.

Tradisi jamasan pusaka tahun ini juga dilaksanakan dengan lebih cepat. Selain itu juga menghilangkan kirab atau arak-arakan serta membatasi peserta. Bila biasanya pimpinan daerah hadir secara lengkap, tahun ini hanya bupati-wabup, ketua DPRD, Kajari dan Kepala PN Ngawi saja yang hadir.

“Sengaja kita percepat, kita tetap lakukan acara ini namun dengan beberapa penyesuaian sesuai prokes. Jamasan ini juga sebagai bagian dari adat dan budaya yang perlu dilestarikan,” pungkas Zainal Fanani.

Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono mengatakan seluruh rangkaian peringatan Hari Jadi Ngawi ke-663 ini karena dalam situasi pandemi dan PPKM Darurat dilaksanakan dengan protokol kesehatan ketat, Pun sesuai dengan Tema Hari Jadi ke- 663 yakni Gotong Royong Ngawi Tangguh, dengan semangat gotong royong kita wujudkan Ngawi Tangguh melawan Covid-19,”

“Jamasan pusaka, biasanya dihadiri seluruh kepala OPD, Camat, Perwakilan kepala Desa sampai 300 orang kali ini hanya dihadiri tak lebih dari 30 orang yakni Forkopimda beserta istri ditambah warogo dan yang menjamas. Hal ini adalah bentuk komitmen kami melaksanakan PPKM Darurat tapi masih menyelenggarakan tradisi budaya dalam rangka hari jadi Kabupaten Ngawi ke – 663,” terang Bupati

Ony Anwar menjelaskan esensi Jamasan Pusaka adalah bentuk syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk Kabupaten Ngawi agar selalu diberikan ketentraman, keamanan serta kondusifitas ang diwujudkan dalam sebuah tradisi, “Menjamas pusaka atau piandel yang digunakan oleh pimpinan terdahulu dalam melawan penjajah dan merupakan simbol perjuangan yang harus kita jaga atau uri – uri, sebagai tradisi yang esensinya wujud syukur karena dulu pimpinan kita berjuang sangat luar biasa,”pungkasnya

 

 

 

 

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button