Bobby Nasution Terus Maksimalkan Persiapan PTM dan Fasilitas Pendukung Dengan Prokes Ketat
![](http://i0.wp.com/beritanasional.id/wp-content/uploads/2021/07/WhatsApp-Image-2021-07-06-at-15.03.50-1.jpeg?fit=1280%2C854&ssl=1)
BeritaNasional.ID Medan – Wali Kota Medan Bobby Nasution tidak ingin menyiapkan fasilitas pendukung pelaksanaan pertemuan tatap muka (PTM) dilakukan terburu-buru demi menjaga keselamatan anak-anak (siswa). Selain terus memaksimalkan persiapan PTM, Pemko Medan melalui Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Medan juga telah melakukan simulasi.
“Kita sedia payung sebelum hujan. Jangan sampai jaminan keselamatan bagi anak-anak terancam, tidak boleh seperti itu. Oleh karena itu, kami (Pemko Medan) terus melakukan persiapan jika PTM diperbolehkan kembali,” kata Bobby Nasution saat door stop dengan wartawan di Balai Kota Medan, Senin (5/7/2021).
Bobby Nasution mengatakan, telah menginstruksikan Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Medan untuk mendukungnya. Dishub harus memperhatikan angkutan umum yang digunakan para siswa sebagai sarana transportasi untuk pergi maupun pulang sekolah. Sebab, angkutan umum tidak tertutup menjadi salah potensi penyebaran Covid-19 sehingga harus benar-benar diawasi dengan ketat sehingga para siswa nanti aman menggunakannya.
“Kita mau anak-anak tidak hanya aman dalam sekolah saja, mereka juga harus aman saat mereka berada di angkutan umum yang menjadi transportasinya menuju maupun pulang sekolah,” ungkapnya.
Selanjutnya Pemko Medan akan terus mempersiapkan fasilitas sekolah tatap muka dengan mengikuti protokol kesehatan (prokes) secara ketat.
Selain itu, Pemko Medan saat ini tengah melakukan persiapan untuk dilakukannya vaksinasi terhadap anak-anak. Sebab, Kementrian Kesehatan telah memberikan petunjuk teknis (juknis) kepada Pemko Medan, Senin (5/7) terkait pelaksanaan vaksinasi anak tersebut.
Bobby merencanakan, pelaksanaan vaksinasi anak itu akan dilakukan Pemko Medan mulai, Rabu (7/7), bertepatan dengan Hari Keluarga Nasional (HKN). Dikatakannya, pelaksanaan vaksinasi anak akan didampingi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
“Yang masuk kategori anak mulai umur 12 – 18 tahun. Mereka perlu pendampingan dari dokter anak. Hal-hal seperti ini yang harus kita pelajari teknis pelaksanaannya. Vaksinasi ini tidak bisa kita lakukan seperti vaksinasi massal pada umumnya. Kalau pemberian vaksinasi kepada anak-anak sama seperti orang dewasa mereka tentunya tidak nyaman,” ucapnya. (Kiel)