BanyuwangiDaerah

Jaminan Kesejahteraan dan KIS Negara Tak Menyentuh Tiga Jompo di Lingkungan Rowo

BeritaNasional.ID, BANYUWANGI – Sungguh sangat memprihatinkan kondisi rumah tidak layak huni taNpa kamar mandi dan toilet yang di huni tiga jompo miskin di wilayah Lingkungan Rowo Kelurahan Pakis, Kecamatan Banyuwangi ini. Kehidupan sangat memprihatinkan, ditambah tanpa adanya kesejahteraan yang layak  dialami tiga jompo miskin ini terasa lengkap dengan tidak hadirnya jaminan sosial dari pemerintah.

Padahal, ketiga jompo ini mempunyai kartu jaminan kesejateraan dan kartu indonesia sehat (KIS). Tetapi kenyataannya jaminan dari negara ini tidak pernah hadir untuk menyentuh sama sekali. Perlu diketahui, warga jompo ini adalah 2 janda tua bernama Mudayanah (101) dan Sunarti (93) serta duda tua bernama Hanipan (79). Ketiga jompo tuna netra ini menempati rumah di tanah orang lain.

Yayasan Trisula 88 yang mengetahui hal ini, Minggu (20/6/2021) langsung bergerak dan mengkroscek kondisi rumah tiga jompo miskin tersebut sekaligus memberikan sedikit rizqi berupa paket sembako.

Ketua RT 01 Abdul Hanan, saat dimintai keterangan oleh Bagus AB, selaku Sekretaris Jendral (Sekjen) Yayasan Trisula 88 menjelaskan, bahwa Hanipan duda dengan fisik tuna netra tersebut, untuk makan sehari-hari dibantu oleh warga sekitar. Dia menempati rumah reyot diatas tanah milik orang lain. Sedangkan Mudayanah dan Sunarti juga dengan kondisi yang sama. Untuk sekedar makan saja, dua janda tua ini menunggu belas kasihan dari tetangganya.

“Kami berharap agar pemerintah secepatnya memberi perhatian khusus kepada 3  warga jompo yang tidak mampu ini,” lontar Sekjen Yayasan Trisula 88, Bagus AB.

Dikatakan Bagus AB, kedatangannya di rumah warga jompo miskin ini untuk menguji kebenaran dari info masyarakat yang masuk ke kantornya. “Ternyata benar, hari ini masih banyak warga masyarakat yang susah mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Ini membuktikan kinerja pemerintah daerah maupun pemerintah pusat belum maksimal dalam hal ‘ngopeni warga tidak mampu’,” jelasnya.

Seperti yang dialami Hanipan, lanjut Bagus, kakek tuna netra yang hidupnya sebatangkara di sebuah gubuk reyot dengan kondisi jauh dari kata layak. Awalnya mendapat bantuan PKH dari pemerintah, namun sudah 3 bulan ini bansos tersebut di cabut. Sehingga untuk mencukupi kebutuhan sehari-harinya Hanipan harus menunggu uluran tangan dari tetangga sekitar.

“Juga dua janda jompo yang kami datangi kondisi kesejahteraannya sama memprihatinkan. Tanpa menerima batuan dari pemerintah seperti bantuan sembako maupun kesehatan. Padahal ketiga warga jompo miskin ini mempunyai kartu kesejateraan dan kartu Indonesia sehat (KIS). Tetapi jaminan dari negara itu semua tidak pernah menyentuh sama sekali di tiga warga ini,” bebernya.

Yayasan Trisula 88, lanjut Bagus, tidak mencari kambing hitam dalam persoalan tersebut. Namun intinya, Yayasan Trisula 88 sebagai mitra pemerintah turut hadir dalam kehidupan sosial di masyarakat. “Minimal kami hadir dapat memberikan solusi dalam permasalahan yang ada,” tandas Bagus.

Terpisah, Plt. Lurah Pakis, Kadarisman saat di konfirmasi melaui WhatsApp menyampaikan, dirinya mewakili seluruh warga Pakis, mengucapkan terimakasih sebesarnya kepada pimpinan beserta staf Lembaga Trisula 88 yang telah membantu warga Pakis, khususnya warga yang kurang mampu berupa Sembako. “Semoga bantuan tersebut bisa meringankan beban warga Pakis yang betul-betul membutuhkannya, dan semoga kerjasama ini bisa berlanjut di masa-masa yang akan dating,” ucap Kadarisman singkat. (Ganda)

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button