Daerah

Jauhkan Petani Kopi Dari Jebakan Pengijon, Perumda Perkebunan Kahyangan Jalin Sinergi Dengan OPOP Jember

Berita Nasional.ID, JEMBER JATIM – Potensi kopi rakyat di Jember sungguh luar biasa. Produksi kopi rakyat mencapai lebih 10.000 ton setiap tahun. Namun produksi kopi robusta yang cukup bejibun tersebut tidak berbanding lurus dengan kesejahteraan para petaninya. Salah satu sebabnya adalah karena petani kerap terjerat dalam jebakan pengijon.

Petani yang membutuhkan modal dengan proses mudah dan mendadak bisa ‘lari’ ke pengijon. Meskipun bunganya mencekik leher, namun tidak masalah bagi petani asal tanaman kopinya terawat dan menghasilkan buah yang lebat. Namun di ujung panen, sesungguhnya kerugian telah menunggu petani lantaran harus menjual kopinya kepada pengijon dengan harga miring sebagai timbal balik atas uang yang telah dipinjamnya.

Untuk menjauhkan petani dari kubangan pengijon adalah salah satu misi dari sinergi antara Perumda Perkebunan Kahyangan dengan One Pesantren One Product (OPOP) Jember. Sinergi tersebut ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman oleh pimpinan kedua belah pihak akhir Februari 2024. Lingkup kerja sama tersebut terkait Pengelolaan Kopi Rakyat Terpadu Kabupaten Jember.

“Kami ingin menjauhkan petani dari sistem ijon dalam menjual kopinya,” ucap Direktur Utama Perumda Perkebunan Kahyangan Jember, Sofyan Sauri di Jember, Ahad (21/4/2024).

Menurut Sofyan, sapaan akrabnya, berbudi daya tanaman kopi memang membutuhkan dana yang tidak sedikit. Mulai dari pemupukan hingga menjaga hama harus dilakukan sedemikian rupa untuk menghasilkan kopi yang banyak dan berkwalitas. Namun diakuinya, tidak jarang petani mengambil jalan pintas, yaitu pinjam modal ke pengijon untuk merawat kopinya, padahal itu cukup merugikan petani.

“Kalau (petani) butuh dana di awal, ya kami berikan, dengan catatan kita jaga bersama-sma kepercayaan yang ada,” jelasnya. Sofyan menambahkan, pihaknya mempunyai tanggungjawab untuk membina petani kopi, terutama di sekitar lahan Perumda Perkebunan Kahyangan Jember. Salah satunya dengan cara menjalin kemitraan yang dalam hal ini melalui OPOP Jember. “Kita edukasi petani, kita carikan pasar dan sebagainya,” pungkasnya.

Sementara itu, Sekretaris OPOP Jember, Imam Bukhori mengungkapkan, sinergi OPOP Jember dengan perusahaan pelat merah milik Pemerintah Kabupaten Jember itu adalah solusi untuk meningkatkan kesejahteraan petani kopi sekaligus mengangkat nama kopi robusta di jagat perkopian dunia.

“Insyaallah ini banyak manfaatnya untuk kita semua, untuk petani kopi juga,” ujarnya. Salah satu yang menginspirasi kerja sama tersebut adalah pengakuan dunia terhadap Jember sebagai penghasil kopi robusta terbaik dunia. Tidak sekarang, tapi sejak lama kopi robusta Jember mempesona dunia. Bahkan orang Belanda kerasan di Jember, salah satu alasannya karena ada kopi robusta, selain komoditas lain yaitu tembakau.

“Kami ingin mem-branding Jember dengan kopi robustanya,” jelas Bukhori. Bukhori menambahkan, kerja sama tersebut dimaksudkan untuk hilirisasi kopi. Luas lahan kopi rakyat di Jember mencapai lebih 50.000 hektare, namun 99 persen produk kopi rakyat di Jember dijual keluar, sehingga belum bisa meningkatkan kesejahteraan petani kopi.

“Dengan hilirisasi, kopi memiliki nilai tambah. OPOP dan Perumda Kahyangan insyaallah siap memfasilitasi,” jelasnya. Dikatakannya, sinergi OPOP Jember dengan Perumda Kahyangan cukup pas dan menimbulkan simbiosis mutualisme. OPOP Jember mempunyai jaringan petani kopi sekitar 72.000 orang yang terus-menerus memproduksi kopi. Sedangkan Perumda Kahyangan adalah perusahaan kopi yang tentu sudah sangat paham bagaimana merawat kopi, membuat kopi yang berkwalitas hingga menghasilkan produk turunan kopi.

“Salah satu realisasi kerja sama itu adalah Perumda akan membeli kopi milik petani dengan harga yang wajar,” pungkas Bukhori (Aryudi AR/Advertorial/Bernas).

 

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button