Daerah

Ka. TU SMPN 3 Satu Atap Srono Diduga Bermain, Kasek Tak Berdaya

BeritaNasional.ID, BANYUWANGI – Pelaksanaan Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) rawan praktik pungutan liar (pungli) atau biasa dikenal pemberian imbalan untuk bisa masuk sekolah tertentu.

Dugaan pungli pada saat pelaksanaan PPDB nampak jelas tatkala peserta didik yang diterima mulai melakukan daftar ulang. Banyaknya komplain terkait biaya yang tidak sama dari sekolah asal yang sama dan tempat tinggal masih satu desa, ditambah lagi banyaknya siswa yang masuk tapi masih belum terdaftar.

Seperti dialami oleh wali murid SMP Negeri 3 Satu Atap Srono yang enggan di sebut namanya mengungkapkan, perbedaan biaya mengingat masih dalam satu SD yang sama dengan tempat tinggal yang sama tetapi biayanya berbeda.

“Ya bagaimana, la anak saya ini sama temennya itu dari SD yang sama, tempat tinggal kami juga berdekatan, daftarnya juga bareng, tapi kok bisa biayanya berbeda. Terus bagaimana kalo gini, berarti panitia pendaftaran gak beres pak,” keluhnya saat di temui oleh awak media sesaat sekeluar dari pintu gerbang sekolah.

Awak media yang melakukan penelusuran mencoba menggali informasi terkait PPDB, ternyata ada beberapa siswa yang saat melakukan daftar ulang sudah membayar kepada Arief Ahmad Fauzi, yang tak lain Kepala TU di SMPN 3 Satu Atap Srono. Dan anehnya ASN yang ada di SMPN 3 Satu Atap Srono tidak ada yang berani menagih keuangan kepada Arief.

Data yang berhasil dihimpun media ini, ada sekitar 27 siswa yang sudah membayar langsung melalui Arief selaku Ka. TU SMPN 3 Satu Atap Srono.

Sementara Plt. Kepala SMPN 3 Satu Atap Srono, H Imam Sadali S.Pd, terkesan menutupi tanpa ada tindakan tegas terkait kinerja Ka.TU nya yang dirasa tidak memiliki etos dan berdampak buruk terhadap sekolah.

Saat di temui awak media di ruanganya, Imam Sadali terkesan takut untuk menegur Ka.TU nya. Terlebih sampai mempertanyakan keuangan pendaftaran yang diduga masuk secara transaksional.

“Dari penerimaan siswa berjumlah 101 itu, yang masuk garda ampuh hanya 1 siswa, lainnya tidak. Setiap siswa wajib daftar ulang dengan biaya sebesar Rp 1.250.000,-. Sedangkan yang masuk melalui Arief sebanyak 27 siswa,” jelas Imam Sadali.

Diakui Imam Sadali, adanya 27 siswa yang masuk pendaftarannya melalui Arief.

“Ya itu memang masuk melalui Arief, sedangkan uang yang masuk dari dia baru Rp 8 juta saja. Sisanya mungkin sudah di serahkan ke pihak sekolah,” imbuhnya terkesan takut untuk menanyakan keuangan yang di bawa oleh Ka. TU nya tersebut.

Kondisi ini sangat memprihatinkan dilingkungan SMPN 3 Satu Atap Srono. Karena melihat Kasek yang dirasa tidak memiliki ketegasan dan terkesan takut terhadap Ka. TU nya. Lebih parah lagi Kasek juga berani menerima Guru Tidak Tetap (GTT), titipan dari Ketua Komite yang notabene sudah bukan lagi wali murid di SMPN 3 Satu Atap Srono.

Saat dikejar pertanyaan oleh awak media, Kasek Imam Sadali mengakui adanya tambahan GTT di sekolahnya.

“Ya mbak, memang ada guru baru yang di bawa ketua komite. Mengingat begitu besarnya jasa keluarga guru baru tersebut di sekolahan, ya kalau ketua komite itu memang bukan dari wali murid. Tapi dari wali murid yang sudah lulus lulus. Dan kepala sekolah juga mengakui tidak mengerti kalau komite itu ada masa berakhirnya,” dalihnya dengan gaya tidak mengerti dengan tata aturan tentang komite. (Oni) 

Caption : Plt. Kasek H Imam Sadali SP.d (kiri) dan Ka. TU SMPN 3 Satu Atap Srono, Arief Ahmad Fauzi

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button