ACEH

Kehadiran CSR Diharapkan Mampu Tekan Angka Kemiskinan

Beritanasional.Id, Banda Aceh – Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan salah satu sumber pembiayaan pembangunan di Aceh untuk menekan angka kemiskinan. Hal itu disampaikan HT. Ahmad Dadek, SH Asisten 2 Setda Aceh di depan pimpinan BUMN dalam acara diskusi dan sharing sinergi SCR Aceh yang dilaksanakan oleh Forum Komunikasi BUMN Provinsi Aceh di Aula Bank Indonesia (BI) Aceh, di Banda Aceh, Kamis (16/1/20).

Menurut Dadek, perhatian terhadap CSR atau Tanggung Jawab Sosial Lingkungan Perusahaan (TJSLP) oleh Pemerintah Aceh sebagai usaha untuk pemberdayaan masyarakat dalam rangka meningkatkan ekonominya, bukan hanya untuk konsumtif.

“Dari Do look good ke arah pemberdayaan atau comunity developmen,” ujar Dadek.

Ditambahkan, Pemerintah Aceh sudah menandatangani 13 MOU dengan perusahaam dan tanggal 4 Februari 2019 akan dilaksanakan MOU dengan delapan perusahaan Lagi yang beroperasi di Aceh. Dari sejumlah perusahaan tersebut tersedia sekitar Rp 30 Milyar dana CSR pertahun.

“Harapan kita CSR Aceh bisa membantu secara signifikan untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat miskin,” harap Asisten II Sekda Aceh ini.

Dadek juga menyebutkan angka kemiskinan Aceh periode september yang baru direlease BPS masih tinggi atau masih menduduki peringkat pertama di Pulau Sumatra. Sebesar 15.01 persen jumlah masyarakat miskin di Aceh.

Dibandingkan sebelum Maret lalu, angka kemiskinan mampu ditekan sekitar 00.31 persen atau berkurang sekitar 9000 orang dari angka sebelumnya mencapai 15.32 persen dari jumlah penduduk Aceh sekitar 4 juta lebih saat ini.

“Angka kemiskinan 15.01 persen pada September 2019 dari 15.32 persen pada periode Maret 2019 bermakna ada 9000 orang yang bisa diangkat ke garis yang lebih sejahtera. Secara nasional, ini nomor 7 terbesar se Indonesia dalam menekan angka kemiskinan,” Demikian Sebut Ahmad Dadek.

Kecuali itu, Mantan Kepala Bappeda Aceh Barat ini juga menyebutkan bahwa, sektor pertanian akan terus diperkuat terutama pengelolaan beras, mengingat selama ini dominan petani menjual gabah kering ke luar daerah, sementara kebutuhan beras harus dipasok dari luar daerah.

Selain itu, Ahmad Dadek juga menyebutkan Pemerintah Aceh juga akan semakin menaruh perhatian dan dukungan untuk tumbuh dan kembangnya investasi dalam negeri dan usaha UMKM kedepan.

” Pemerintah juga semakin menaruh perhatiannya disektor pemberdayaan ekonomi masyarakat ini dan mendong investasi,” demikian sebut dan tutup Ahmad Dadek. (Alan)

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button