Kemana Aliran Dana Korpri Milyaran Rupiah Mengalir ?
Sementara Baju Seragam Korpri Masih Beli dan HUT Korpri Ditarik Iuran

BeritaNasional.ID, BONDOWOSO JATIM – Setiap bulan seluruh Aparatur Sipil Negara gajinya dipotong untuk iuran Korpri. Nilainya tidak sama, Golongan 1 Rp 5.000,00, Golongan 2 Rp 7.500,00, Golongan 3 Rp 10.000,00, dan Golongan 4 Rp 15.000,00.
ASN yang jumlahnya hampir mencapai 8000 orang, rutin membayar iuran. Tapi untuk apa uang tersebut tidak jelas, karena tidak pernah ada pertanggungjawaban dari Pengurus Korpri. Baju seragam masih beli, setiap ada kegiatan HUT Korpri masih ditarik iuran, dan tidak ada advokasi jika ada ASN mempunyai masalah hukum.
Bahkan, Bendahara Kopri, Wiratmu Haryanto, yang lebih dikenal dengan panggilan Imung, sudah memasuki masa pensiun sampai sekarang belum ada gantinya. Yang ada hanya pembantu Pengurus Korpri, Elis Diana Ryati.
Yang lebih memprihatinkan, ada kabar, uang kumpulan dari ribuan ASN tersebut dipinjamkan pada oknom pejabat dan mantan pejabat hingga nilainya mencapai ratusan juta rupiah. Namun informasi tersebut dibantah oleh Elis.
“Selama saya diperbantukan di Korpri, yang pinjam hanya H. Munandar, SP, MM, nilainya Rp 25 juta. Kemudian Kabag Pemerintahan, AM. AM mengajukan Rp 83 juta untuk kegiata evaluasi kinerja Pj Bupati Wawan Hadi Kuncoro, di Jakarta, namuan di acc Rp 43 juta,” jelasnya.
Ketika dikonfirmasi tidak segera digantinya Bendahara Korpri, Elis mengatakan masih menunggu Sekretaris Daerah (Sekda) definitip. “Ketika Bambang Soekwanto menjadi Sekda tidak sempat ada pergantian Bendahara, karena sibuk,” jelasnya.
Dikonfirmasi terpisah, Ketua Ormas LAKI, Azura Koenang mengatakan, harusnya penggunaan uang milyaran rupiah, ada pertanggungjawaban dari Pengurus Korpri. Agar ribuan anggotanya mengetahui cash flow finance-nya.
“Kalau kita ambil contoh kasar saja, misalnya anggaplah 7000 ASN kali Rp 5 ribu saja sama dengan Rp 35 juta. Kalau separuhnya diberikan pada masing-masing OPD, sisanya tinggal Rp 17,5 juta,” hitungnya.
Jika Rp 17,5 juta kali 12 bulan, hasilnya Rp 210 juta. Kemudian dikalikan 5 tahun saja, jumlahnya akan mencapai Rp 1.050.000.000,00 (satu milyard lima puluh juta rupiah). “Ini kan lucu kalau penggunaannya tidak dipertangungkawabkan,” kata Koenang, sapaannya. (Syamsul Arifin/Bernas).