Opini

Menelisik Jejak Sejarah Kota Intan, Kini Berubah Nama Menjadi Kota Dodol

Garut, Beritanasional. ID – Mengenal lebih dekat sejarah lama Kota Intan merupakan julukan untuk Kota Garut waktu jaman itu. Hal tersebut, adalah yang pertama kali julukan itu dilontarkan oleh sosok seorang Proklamator Presiden Soekarno (yang akrab dipanggil Bung Karno) pada tahun 1960-an. Pada saat itu Bung Karno mengunjungi Kabupaten Garut, dalam rangka kunjungan kedinasan. Bung Karno melihat keadaan lingkungan Garut sangat bersih, pemandangannya yang indah, masyarakatnya yang tertib, dan nyaman bagi para tamu. Oleh karena itu, Bung Karno dalam pidatonya di Babancong menyatakan bahwa Kota Garut sebagai Kota Intan. Intan merupakan kepanjangan dari indah, tertib, aman, dan nyaman. Dapat juga diartikan bahwa Garut pada waktu itu bagaikan intan yang memancarkan cahaya gemerlapan. Julukan tersebut sampai saat ini masih terkenal ke mana-mana. Selain terkenal sebagai Kota Intan, Garut terkenal juga dengan julukan Swiss van Java, Garut Mooi (Garut yang indah), Kota Dodol, Garut Pangirutan, dan lain-lain.
Selain terkenal sebagai Kota Intan, di Garut banyak ulama atau tokoh yang sangat besar jasanya bagi bangsa dan negara Indonesia. Kita sebut saja misalnya K.H. Mustafa Kamil, K.H. Yusuf Tauziri, K.H. Anwar Musaddad, K.H. Badruzaman, K.H. Muhammad Munir, Aruji Kartawinata, dan masih banyak yang lain.

Namun sayang seribu kali sayang, arti sebuah nama yang dahulu melekat hingga mencapai ke Dunia Internasional. Kini seakan hilang ditelan jaman dan nama atau julukan Kota Intan hilang seketika, sehingga Garut sekarang sudah berubah nama menjadi Kota Dodol.

Sedangkan pada saat itu, Peran para ulama sangatlah berarti serta berjasa dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia sangat besar. Para ulama Indonesia berjuang sejak zaman penjajahan sampai saat ini. Namun, tentu saja dalam situasi dan kondisi yang berbeda. Pada zaman penjajahan para ulama kita dengan bambu runcingnya langsung berhadapan dengan penjajah di medan perang. Begitu pula pada zaman awal-awal kemerdekaan, para ulama kita ikut serta mempertahankan kemerdekaan. Hal ini disebabkan pada awal Indonesia merdeka masih ada pihak-pihak asing yang ingin menjajahnya. Kaum penjajah tidak rela Indonesia merdeka. Mereka mau merebut kembali kemerdekaan yang sudah diraih para pejuang kita.

Pada awal kemerdekaan, masih banyak ancaman, tantangan, halangan, dan gangguan terhadap kemer-dekaan negara kita yang sudah diproklamasikan oleh Bung Karno pada tanggal 17 Agustus 1945. Kemerdekaan bangsa Indonesia pada saat itu belum mulus dan masih harus diperjuangkan agar tidak direbut kembali oleh kaum penjajah.

Kemudian dengan segala jerih payah perjuangan peran para ulama untuk mempertahankan sekaligus membela Bangsa ini dari kaum penjajah, akankah kita melupakannya atau dengan secara sengaja merubah simbol ” Kota Intan menjadi Kota Dodol. ” Sebagai jawabannya, hanya diatas sana, ( Dik ) .
Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button