Metro

Nofrijal: Jadilah Orang Dewasa yang Sukses

Ditulis oleh Nofrijal, MA. (Penyuluh Keluarga Berencana Ahli Utama/IV-e)

BeritaNasional.ID, Jakarta – Manusia memiliki selera untuk sukses, panggilan yang cocok kepada mereka adalah Mr/Ms. O-D-S, (Orang Dewasa yang Sukses). Bangkitlah setelah gagal dan jangan kapok untuk gagal lagi, sampai menemukan keberhasilan atas usaha kreatifitas dan semangat hidup. Membangun kesuksesan tidak semudah memotong kelapa muda untuk diminum, tetapi membutuhkan aliran waktu dan tali semangat untuk mewujudkannya.

Orang dewasa dapat dikelompokan kepada rentang-umur tertentu, walaupun tidak ada tiori yang menyebutkan pada usia berapa tepatnya seseorang dikategorikan sukses atau puncak kesuksesan, tulisan ini setidaknya memandu pikiran pembaca untuk mengukur tingkat kedewasaan seseorang yang dikaitkan dengan “life on success vast”.

Mr/Ms. ODS memiliki karakter, spirit dan kemauan yang berbeda, sebutlah (1) Punya mimpi untuk sukses dan membahagiakan pasangan dan keluarga (2) Time management yang efektif, merasa punya waktu yang singkat dan terburu-buru, (3) Multitalenta, ODS bisa dan merasa mampu melaksanakan dua, tiga sampai beberapa agenda secara simultan dalam waktu yang hampir bersamaan, (4) Menghindari “keluhan, komplain dan curhat yang tidak berguna”, dianggap membuang buang waktu. (5) Dinamis dan energik, pergerakan fisik ODS mengikuti gerakan dunia, tanpa batas. (6) Kritis, bersuara lantang dan memiliki analisa yang tajam dalam memandang sesuatu, (7) Punya pasangan hidup dan teman sebagai jejaring komunikasi dan konsultasi.

Bagi BKKBN orang dewasa identik dengan Pasangan Usia Subur (eligible couple) yang sedang memproduksi alat-alat kesejahteraannya yakni keluarga, anak-anak, pendapatan, property, tabungan dan posisi. Penduduk dewasa Indonesia yang menjadi pasangan usia subur tahun 2020 lebih kurang 50 Juta yang terbagi kepada pasangan usia subur muda “executive eligible couple-EEC” yang berusia antara 20-35 tahun; dan pasangan usia subur dewasa  “mature aligible couple” yang berusia 35-50 tahun; dan usia 50-60 tahun memiliki potensi menjadi “family actor model-FAM”.

1/4 Usia Dewasa Belia (UDB)

Pada usia dewasa muda atau belia muncul prilaku, sikap dan komitmen awal seseorang. Terdapat 3 kawah perjuangan hidup orang dewasa belia. (1) Kawah mencari kerja, memulai untuk mengaktualisasikan diri dengan ilmu, pengalaman dan keterampilan hidup yang dimiliki. “Search & Look” pekerjaan, mengajukan aplikasi melamar kerja serta belajar membuka lapangan pekerjaan sendiri, adalah “fenomena baru kehidupan orang UDB”. Mereka  membangun mimpi kehidupan “dream of mine”, baik secara perorangan maupun berkelompok. Di sini mimpi-mimpi kehidupan “bertumbuh” dan banyak yang berhasil mewujudkannya. (2) Kawah merencanakan hidup berkeluarga “marriage & relationship”, prilaku pada usia ini hampir sama untuk kedua jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Pada perempuan oleh karena faktor budaya, gender gap, maka datangnya lebih awal dibanding dengan laki-laki. Pernikahan adalah “mile-stone” kehidupan manusia yang beragama dan berbudaya. Usia 20-30 tahun adalah usia yang paling ideal untuk melangsungkan pernikahan dan memiliki “momongan pertama dan kedua”. Kematangan relationship antara pria-wanita, memasuki episode “pelaminan”. Mayoritas usia belia melepas lajangnya pada usia ini.

2/4 Usia Dewasa Penyelia (UDP)

Usia rata-rata adalah antara 30-40 tahun, orang dengan usia periode ini menggati “dream of mine” menjadi “dream of we are”. Kenapa, karena mereka sudah memiliki pasangan “spouse”, baik pasangan rumah tangga maupun partner kerja. Ketetapan hati untuk memilih pekerjaan yang “compatible” dengan dirinya sudah terwujud, pasangan hidup juga memberi warna tersendiri apalagi mereka sudah dianugahi anak-anak yang sehat, pintar dan sholeh. Usia dewasa penyelia, adalah kelompok orang-orang yang visioner, berjejaring, piawai memainkan life-style dan mereka sedang membangun mimpi menjadi eksekutif muda, pejabat karier, pelaku top bisnis dan tidak jarang mereka mengembangkan bakat politik melalui “perangkat sosial kemasyarakatan”. Hari ini Indonesia menghadirkan banyak politikus muda, sebagian dari mereka menjadi kepala daerah pada yang lebih belia.

3/4 Usia Dewasa Madya (UDM)

Usia dewasa madya, kisaran 40-50 tahun merupakan priode ”maximum-effort” seseorang menjadi sukses. Di bidang bisnis, ekonomi dan teknology, ini adalah puncak karir dan walaupun mereka masih memburu “top career”. Kematangan emosional menjadi kunci sukses usia 40-50 tahun, kemampuan financial individu dan keluarga tercukupi dan bakat-bakat sosial untuk membangun jaringan “filantropis” menampakan diri dalam kehidupan sehari-hari. Tidak jarang usia 40-50 tahun menghadirkan politikus yang ber-kharakter.

4/4 Usia Dewasa Utama (UDU)

Usia dewasa utama adalah “red carpet” menuju “aging population”, usia 50-60 di sektor birokrat dan akademisi menjadi puncak “achievement” seseorang, tidak jarang puncak karir bidang usaha dan jasa berada di usia ini. Kematangan sosial, termasuk hubungan pertemanan, kearifan, kematangan emosional  menjadi kunci sukses orang dewasa pada usia dewasa utama. Pada usia ini ada “obstacle”, munculnya masalah kesehatan dan penyakit degeneratif, beban psikologis atas munculnya kegagalan setelah meraih sukses, gagalan hidup berkeluarga, termasuk konsentrasi mengatasi prilaku anak yang sudah mulai dewasa. Usia 50-60 adalah karpet merah menuju hidup di usia tua sehingga “post power syndrome” tidak memberi dampak signifikan dalam menjaga ritme dan energy kehidupan.

Effort menjadi orang dewasa sukses ditempuh dengan cara dan gaya yang tidak biasa, karakternya adalah:

1/7. Berani

Siap menerima resiko “brave to take a risk”, karena keberhasilannya lebih besar dari kegagalan, kalaupun gagal itu baru hitungan satu kali. Demikian selogan “pembangkit jiwa orang-orang milenial”. Salah satu cara sukses di masa depan adalah dengan berani mengambil risiko. Meskipun tidak dapat dipastikan hasil akhirnya, berani mengambil risiko lebih baik jika dibandingkan dengan tetap berada di zona nyaman“confort-zone”, sebuah kondisi di mana seseorang merasa aman menjalani hari-hari yang rendah resiko, stagnan dan tanpa kekhawatiran.

Menjalani kehidupan, banyak keputusan yang harus diambil, pengambilan keputusan inilah yang dapat membawa kita  melangkah lebih jauh. Untuk itu, bila kita memiliki kesempatan dalam memilih, jangan takut mengambil risiko sebab apapun hasilnya seseorang akan dapat memetik pelajaran sebagai “lessen learned”.

2/7. Tekun

Salah satu kunci sukses ODS di masa depan adalah dengan memiliki semangat dan ketekunan untuk menggapai cita dan keinginan. Ketekunan berarti “fokus”, menyisihkan bayang-bayang lain yang mengganggu konsentrasi kerja dan usaha. Tekun juga dapat berarti memiliki kemampuan untuk melengkapi instrumen kerja secara moril, kemampuan (skill) dan materil. Sifat tekun akan memagar semangat tidak mudah menyerah, menjadikan gagal sebagai keberhasilan yang tertunda serta sikap optimistik bersama orang-orang di lingkungan terdekat.

3/7. Motivasi

Manusia dinamis dan optimis memiliki sifat dasar yang kadang-kadang  tersembunyi yang disebut dengan “Need-Achievement atau n-Ach”. Kebutuhan akan capaian terbaik dan prestasi, bahkan pada golongan tertentu dalam usia yang membatasi kerja, sifat ini menjelma menjadi keinginan untuk menutup karir nya dengan “legacy”, yakni pengakuan formal dan informal atas karya besar yang didedikasikan kepada sang penerus. Ini adalah “sifat superioritas” yang membawa orang dewasa sukses, ada beberapa ciri n-Ach yang melekat dalam diri orang yang haus prestasi (1) Punya harga diri dan bersikap kompetitif: “orang lain bisa, saya juga bisa”, (2) Memiliki cara-cara metode “adopsi, tiru dan modifikasi (ATM)” dalam setiap komparasi kehidupan sukses, dengan pekerjaan dan usia yang sama seorang dapat melakukan “comparizon appraisal” terhadap kemajuan dan rintangan diri sendiri. (3) Mengasah pisau prestasi, keunggulan seseorang adalah “personal mastery”, memerlukan batu asahan yang dilapisi dengan semangat kebaruan, berkolaborasi dan tidak takut gagal.

4/7. Mandiri

Kemandirian merupakan karakter “milenial” yang dikukuhkan dengan “hard & soft life skill” yang kuat dan terjaga. Dia menjadi pemicu “andrenaline” orang dewasa untuk menjadi yang terbaik dan populer. Mandiri adalah sikap, bukan pekerjaan, yang memperlihatkan seseorang menjadi “multi talent” dalam mengelola satu aspek kehidupan. Di era digital dan revoluasi industri 4.0, kemandirian juga bermakna orang-orang akan bekerja dengan sahabat digital nya sehingga kecepatan waktu “super speed high way”, melintas tanpa batas dan dunia dalam genggaman.

5/7. Ikuti Mimpi Sendiri

Jangan dan waspadai mimpi orang lain melekat ke diri kita, sebaliknya setiap manusia dewasa punya mimpi sendiri untuk diwujudkan. Mimpi pertama yang harus diperhatikan adalah mimpi “kebangsaan” di masa depan, diikuti dengan “mimpi individu dan mimpi keluarga” yang menjadi komitmen bersama sesuai dengan ruang lingkup. Mimpi yang baik itu adalah dikendalikan oleh diri sendiri dan keluarga, mengajarkan mimpi dan cita-cita kepada generasi baru adalah bagian dari mimpi keluarga.

6/7. Menjadi yang Terbaik

Pandang dan peran kan diri kita sendiri sebagai orang pertama yang akan mengatasi masalah hari ini dan hari esok. Tentu kita tidak bisa bekerja sendirian, karena kompleksitas permasalahan, tetapi jangan tuangkan harapan penyelesaian kepada orang lain, kecuali kita ingin menemukan solusi pemecahan masalah menjadi lama malahan sangat lama. Seseorang dapat menjadi versi terbaik dari dirinya saat akan menghadapi dan memecahkan masalah. Salah satu kunci sukses yang bisa kita lakukan adalah dengan mulai menjadi “versi terbaik dari diri kita sendiri”, selanjutnya kita bisa memasang “perangkap target” setiap hari, setiap minggu dan setiap priode tertentu, hari ini pasti lebih baik dari hari kemaren, hari esok pastikan lebih baik dari hari ini, inilah yang disebut oleh milenial dengan “growth friendship”.

7/7. Nikmati Hidup Kapan Saja

Please “enjoy your time dan take care”, adalah ungkapan harian yang memberi makna kepada hidup dengan semangat bahagia. Setiap “milestone” kehidupan harus dinikmati secara proposional, jangan biarkan hidup berjalan tanpa kenikmatan. Ini adalah bagian dari “syukur nikmat” dalam menjaga popularitas, karir dan tentu fungsi-fungsi kekhalifahan seseorang di muka bumi. Kenikmatan hidup yang paling utama adalah “anda tetap bersama keluarga”, kemudian “jejaring sosial anda hidupkan” terus berfikir positif “hari depan adalah miliki anda bersama keluarga”.

(Jakarta, 23 Juli 2021)

 

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button