Lumajang

Pasca Gebyar Pol Polan Dindikbud Jadi Sorotan Publik, Ini penjelasan Panitia

BeritaNasional.ID LUMAJANG JATIM – Pasca event Gebyar Pol Polan Dinas pendidikan dan kebudayaan kabupaten Lumajang yang di gelar di KWT (kawasan Wonorejo Terpadu) 22-27/05/2023 dalam rangka memeriahkan Hardiknas, hingga bisa menghidupi UMKM dalam perputaran perekonomian di kabupaten Lumajang, kegiatan berjalan sukses, walaupun saat ini jadi sorotan publik, pasalnya dari informasi yang beredar bahwasanya ada dugaan (pungli) pungutan PKL/UMKM hingga menjadi buah bibir di kalangan masyarakat.

Adanya kritik dan sorotan publik di benarkan oleh salah satu panitia penyelenggara Rohman M.Pd Selaku wakil ketua panitia Gebyar Pol Polan pihaknya menjelaskan rincian perolehan bahwa penarikan tersebut, pendapatan uang dari kurang lebih 153 PKL mendapatkan uang 7 jutaan yang di gunakan untuk biaya kebersihan sampah, ongkos pembongkaran tenda serta lain lain.

“Bukan pungutan liar akan tetapi ada kesepakatan sebelumnya hasil dari PKL itu di buat untuk biaya kebersihan sampah, ongkos pembongkaran dan lain lain, ada buktinya kog, itu bukan setiap hari tarikannya selama terselesainya kegitan dan ini permintaan dari PKL tidak ada tekanan, ada kog yang kosong tidak bayar” jelasnya 

Rohman juga menjelaskan partisipasi PKL sesuai kesepakatan tidak ada tekanan, bahkan ada yang tidak bayar dari pihaknya tidak ada penekanan berapa berapanya ada yang bayar Rp 25 ribu kebanyakannya, ada juga yang 150 ribu tapi hanya sebagian.

“Dan perlu diingat dan saya luruskan. Yang berpartispasi buat biaya sampah, bongkar pasang tenda Rp 150 ribu, Rp 50 ribu, Rp 25 ribu itu selama 4 hari. Bukan setiap hari. Sekali itu saja bayarnya. baik yang bayar 50 ribu, 100 ribu, 150 ribu, 25 ribu, 10 ribu sekali itu saja. Kalau ditotal seluruhnya ada Rp. 7 jutaan” jelasnya lagi.

Rincian catatan peartisipasi pkl

 

“Dana partisipasi tersebut kemudian oleh panitia diberikan kepada 20 orang dari DLH (Dinas Lingkungan Hidup) sebagai pengganti uang lelah (konsumsi, transportasi), karena mereka bertugas di luar jam dinas malam hari plus BBM mobilnya, untuk BBM nya perhari Rp.150 kali 4 hari = 600 ribu. Jadi, totalnya buat orang/ pekerja DLH dan BBM nya Rp.850 ribu selama 4 hari, belum lagi, untuk kebersihan yang ada di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan serta Dispar, serta petugas bongkar pasang stand tenda. “Semua ada catatan dan kwitansinya”, tutur Rohman

Ditanya soal adanya pungutan lagi 10 ribu untuk lampu pihaknya membantah hal tersebut dirinya menjelaskan jika listrik tidak menyediakan.

“Listrik kami tidak menyediakan kemungkinan kalau listrik untuk lampu itu di tarik oleh PKL sendiri yang mempunyai genset” ucapanya

Masih menurut Rohman dengan terselenggaranya kegiatan Gebyar Pol Polan dampak positif bagi pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) bisa menghidupi para pelaku UMKM dengan meraup keuntungan yang luar biasa.

“Warung makanan di dalam sana, pada hari hari biasa hanya mampu meraup Rp 500 ribu sehari.  Namun, pada saat Gebyar Pol-Polan digelar mampu meraup pendapatan kotor Rp. 5 sampai 6 juta perhari. Ada juga penjual cilot yang penghasilan Rp. 30 ribu sehari bisa sampai Rp. 350 ribu perhari. Begitu pula dengan penjual makanan minuman lainnya seperti bakso, sosis, sea food, es degan, mainan anak-anak, durian, gorengan, dan lain lain. Ini beneran, Ini fakta. Dan para pelaku UMKM yang kita tanyakan, mayoritas bilang meraup keuntungan sampai 7 kali lipat bahkan 10 kali lipat dibandingkan hari hari biasanya. Artinya, Gebyar Pol-Polan ini membawa dampak  cukup besar bagi pelaku usaha, khususnya UMKM”, paparnya (Rhm)

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button