Pemkot Probolinggo Gelar HLM TPID, Fokus Jaga Stabilitas Harga Menjelang Nataru

BeritaNasional.ID, PROBOLINGGO JATIM-Pemerintah Kota Probolinggo melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) menggelar High Level Meeting (HLM) untuk menjaga stabilitas harga dan mendorong pertumbuhan ekonomi menjelang perayaan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026. Pertemuan tersebut berlangsung pada Kamis (4/12) di Ruang Puri Manggala Bhakti, Kantor Wali Kota Probolinggo.
Hadir dalam pertemuan ini Wali Kota Probolinggo dr. Aminuddin, Wakil Wali Kota Ina Dwi Lestari, Ketua Harian TPID sekaligus Pj Sekda Rey Suwigtyo, serta Deputi Bank Indonesia (BI) Cabang Malang, Dedi Prasetyo.
Wali Kota Aminuddin menegaskan bahwa pada periode akhir tahun, ruang intervensi terhadap inflasi relatif terbatas. Karena itu, pasar murah menjadi instrumen cepat dan efektif untuk meredam gejolak harga.
“Lonjakan harga sedikit saja bisa langsung kita tekan lewat pasar murah. Ini terapi yang paling efisien,” ujarnya.
Ia juga meminta camat dan perangkat kewilayahan untuk aktif memantau kondisi cuaca serta kesiapan lahan hortikultura yang memasuki masa panen. Informasi cuaca harus disebarluaskan secara cepat agar petani dapat melakukan langkah mitigasi, seperti mempercepat panen untuk mencegah kerusakan akibat hujan.
Selain itu, Wali Kota meminta BPBD dan seluruh perangkat daerah tetap siaga hingga pertengahan Januari 2026 guna mengantisipasi potensi gangguan yang dapat memengaruhi produksi pertanian maupun pergerakan harga. Ia juga menyoroti tingginya konsumsi emas masyarakat yang berpengaruh terhadap inflasi, serta pentingnya pengawasan terhadap tarif transportasi dan kebutuhan menjelang perayaan tahun baru.
Menurutnya, menjaga inflasi di kisaran 2,5% sangat penting untuk memastikan kepastian bagi investor dan ketenangan bagi masyarakat. “Inflasi yang stabil menciptakan iklim investasi yang baik dan memberikan rasa aman bahwa harga kebutuhan pokok tetap terkendali,” tegasnya.
Ketua Harian TPID, Rey Suwigtyo, memaparkan implementasi strategi 4K di Kota Probolinggo sepanjang tahun 2025. Strategi tersebut meliputi:
1. Keterjangkauan Harga – Intervensi dan pemantauan harga komoditas pangan utama, seperti beras dan minyak goreng.
2. Ketersediaan Pasokan – Menjamin stok pangan, baik dari gudang pemerintah maupun pasar tradisional dan ritel.
3. Kelancaran Distribusi – Memastikan distribusi pangan tidak terhambat, termasuk kendaraan pengangkut komoditas.
4. Komunikasi Efektif – Menyampaikan informasi harga dan stok secara transparan serta mengimbau pola konsumsi bijak.
Rey juga menyampaikan sejumlah langkah konkret Pemkot, meliputi pasar murah, sidak harga, kerja sama lintas daerah—termasuk dengan Kabupaten Blitar untuk pasokan daging ayam dan telur—serta penguatan gerakan menanam di lingkungan perangkat daerah.
“Meski inflasi triwulan kedua 2025 masih terkendali, kita tetap harus waspada terhadap potensi tekanan harga jelang Nataru 2026. Harapannya, pasokan tetap aman,” jelasnya.
Deputi Bank Indonesia Cabang Malang, Dedi Prasetyo, menyampaikan bahwa inflasi Kota Probolinggo pada November 2025 menunjukkan tren positif. Inflasi year-on-year tercatat 2,73%, sementara year-to-date berada di angka 2,44%—keduanya masih dalam target nasional 1,5–3,5%.
Dengan satu bulan tersisa, BI memproyeksikan inflasi tahunan Kota Probolinggo dapat dijaga tetap di bawah 3%, meskipun ada tekanan musiman pada Desember.
Dedi juga menyoroti beberapa komoditas yang perlu diwaspadai akibat tingginya curah hujan, seperti cabai rawit, bawang merah, tomat, dan daging ayam ras. Kenaikan harga BBM nonsubsidi diprediksi turut memengaruhi tarif transportasi.
Ia mengapresiasi kerja sama lintas daerah, termasuk kolaborasi dengan Kabupaten Blitar dalam menjaga stabilitas pasokan unggas. “Upaya seperti pasar murah, peningkatan produktivitas pertanian, hingga pemanfaatan teknologi harus terus diperkuat,” pungkasnya.
(Yul/Bernas)



