Jawa Timur

Penutupan Akses Jalan Jalur Gondoruso-Pasirian Warga Minta Solusi Ke DPRD Kabupaten Lumajang

BeritaNasional.ID Lumajang – Rapat Koordinasi yang dilakukan DPRD Kabupaten Lumajang Bersama Ka.Dinas perhubungan, Ka. Satpol pp , Camat Pasirian dan beberapa masyarakat serta kepala desa Gondoruso dengan agenda rapat dengar pendapat fasilitasi penyelesaian masalah angkutan pasir terkait penutupan akses jalan jalur Gondoruso Pasirian yang di gelar di ruang sidang paripurna DPRD masih belum menemukan titik temu.

Salah satu koordinator sahri warga Gondoruso saat di konfirmasi setelah selesai rapat mengatakan “Jadi warga Gondoruso itu minta jalan alternatif, kalau memang jalan yang di lalui Gondoruso kalinendo di tutup ya kita minta solusi lah, jadi jangan sewena wena lah pemerintah, penutupan sekitar tiga bulanan, jadi ini kesini ada yang supir bukan paguyuban ada yang supir ada yang tukang sekrop termasuk juga saya warga lokal” ungkapnya  

Sahri meminta agar ada jalur aternatif jika tidak ada jalur alternatif maka pihaknya meminta agar jalan Gondoruso di buka sementara dalam waktu 1 atau 2 minggu.

“Kalau memang jalur alternatif tidak ada ya kita minta lah satu minggu atau dua minggu jalur yang di Gondoruso di buka sementara ini soalnya kita kan sudah lapar bang tiga bulan bang tidak bisa bekerja, ya bekerja tapi 1 hari 2 hari muat satu kali, saat ini 3 hari cuman sekali masalahnya armada kan gak mau turun ke bawah bang, setelah aspirasi kami sampaikan itu masih di godok katanya belum ada jawaban”.ujarnya

Sementara kepala desa Gondoruso maman Sumarman juga memberikan tanggapan saat di konfirmasi selesai agenda rapat yang di fasilitasi DPRD kabupaten Lumajang

“Iya ini agenda klarifikasi undangan dari dewan tentang surat, surat yang di tujukan atas nama warga Gondoruso padahal itu ternyata bukan warga Gondoruso , isi surat itu meminta jalur Gondoruso di buka, ya memang ada si harapan dari sopir juga pekerja manual yang berharap jalan akses Gondoruso kali bendo di buka, tapi yang kirim surat ini bukan dari warga Gondoruso” jelasnya

Maman Juga Mengatakan penutupan jalan Gondoruso sudah 3 bulan, dampak dari penutupan jalan untuk warga tipis sementara untuk sopir dan penambang manual sangat terasa 

Sudah perkiraan 3 bulan jalan itu di tutup, selama di tutup lewat Gondoruso jugosari  bondeli Sumberwuluh, dampaknya di warga itu istilahnya tipis cuman dampak dari armada seperti kerusakan kendaraan karena jalurnya lebih jauh, terus dari pendapatan sopir juga berkurang, biasanya jalan Gondoruso di buka bisa 5 rit ketika di tutup hanya dapat 2 sampai 3 rit itupun sampai ke malang, kalau dari manual itu biasanya ngambil ngisi pasir karena Jalurnya lebih jauh jadi gak ada truk masuk, 

Kepala Desa berharap melalui perwakilan rakyat DPRD bisa memberikan solusi yang jelas, pihak desa akan mendukung jika jalan tambang bisa aktif kembali, dan juga di bangun kembali.

“mudah mudahan harapan masyarakat ini pemerintah juga kita melalui perwakilannya dari DPRD, bisa memberikan solusi lah yang jelas, kami pemerintahan Desa itu sangat mendukung jika mana jalan tambang itu di aktifkan kembali di bangun lagi, yang saat ini jalur tambang kondisinya kena banjir, di beberapa titik dari kilo yang parah itu 6 km”. Ungkap lagi

Sementara Oktaviani S.H.,M.H., pemimpin rapat dan juga sebagai Wakil Ketua DPRD Lumajang, menjelaskan bahwa keluhan para sopir truk pasir dan penambang itu, karena tertutupnya akses jalan akibat dampak erupsi Semeru. Sehingga, mereka harus melewati jalan sementara yaitu melewati Kebondeli, karena adanya penutupan jalan atau di portal.

“Mereka (sopir dan penambang, red) berharap, akses tidak dialihkan ke Kebondeli, karena terlalu jauh rutenya. Sebaliknya, mereka menginginkan melintasi Gondoruso, yang sementara ini ditutup atau di portal. Sementara jalan tersebut, sengaja ditutup karena alasan kelas jalan dan tonase yang tidak dimungkinkan untuk dilalui truk pasir,” terang Oktaviani.

Politisi Partai Gerindra mengatakan bahwa dalam serap aspirasi ini, pihaknya juga melibatkan sejumlah pihak. Seperti, organisasi perangkat daerah (OPD) di Pemkab Lumajang dan aparat penegak hukum (APH).

“Dari keluhan sopir dan penambang ini, secepatnya nanti kita akan mencarikan solusi dan mengambil tindakan agar masalah ini tidak berlarut-larut. Sehingga, mereka bisa bekerja mencari nafkah dengan baik,” paparnya.

Ditambahkannya, bahwa pihaknya akan segera mungkin mencari solusi terbaik terkait permasalahan ini. Dimana, solusi tersebut nantinya bisa betul-betul membawa manfaat pada masyarakat secara keseluruhan. 

“Kita akan mencari solusi yang terbaik. Karena bagaimana pun, yang kita fikirkan tidak hanya para sopir truk pasir semata. Sehingga, solusi yang win-win solusi dengan melibatkan eksekutif, secepatnya akan dilakukan,” Pungkasnya (Rhm)

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button