Artikel/OpiniRagam

Perencanaan Strategis Produksi Kelapa Sawit

Oleh : Muhammad Parikesit Wisnubroto, S.P., M.Sc *)

BeritaNasional.ID — Industri dan bisnis kelapa sawit akan selalu terkait dengan peramalan produksi, karena sangat berkaitan dengan pendapatan perusahaan dan penggunaan biaya operasional, sehingga proyeksi kinerja atau kemajuan dariperusahaan kelapa sawit dapat diprediksi. Adapun peramalan produksi pada perusahaan kelapa sawit lazimnya dilaksanakan dalam periode 5 tahunan.

Ramalan pada periode 5 tahun sering disebut dengan rencana produksi jangka panjang (rencana strategis).Dalam ramalan produksi tersebut sudah diikutkanmengenai biaya dan investasi serta pendapatan sehingga dapat diketahui ramalan pendapatan selama 5 tahun danuntung ruginya.

Perencanaan produksi selama 5 tahun merupakan suatu perencanaan strategis yang akan dipergunakan oleh manajemen dan owner untuk melihat prospek dan perkembangan serta pertumbuhan industri kelapa sawit yang diusahakan.

Selain itu  juga dipakaisebagai alat untuk penentuan arah dari organisasi danperusahaan industri kelapa sawit kedepannya, mengingatprinsip dari usaha dan industri perkebunan kelapa sawitadalah tumbuh dan berkesinambungan.

Sebagai ilustrasi, beberapa data yang diperlukanuntuk menyusun rencana produksi 5 tahun secarasederhana adalah sebagai berikut:

• Luas areal  tanaman menghasilkan (2.000 ha)
• luasan per tahun tanam (TM 1 = 1.000 ha dan TM 2 = 1.000 ha)
• Varietas tanaman yang ditanam (DxP Marihat)
• Klasifikasi kelas lahan (S3 atau sesuai marginal)
• Potensi produksi dan produktivitas per tahun tanamdari Balai atau dari perkebunan besar nasionallainnya (standar Pusat Penelitian KelapaSawit/PPKS) 
• Asumsi harga TBS Rp2.000/kg (fixed/tanpa eskalasi 5 tahun)
• Asumsi kenaikan upah dan bahan (0% fixed/tanpaeskalasi selama 5 tahun)
• Asumsi biaya adalah 50% (fixed/tanpa eskalasi)
• Saat ini tahun 2024, posisi tanaman adalah TM 1 tanaman umur 4 tahun dengan luasan 1.000 hektardan TM 2 tanaman umur 5 tahun dengan luasan1.000 hektar.

Berdasarkan hal tersebut maka perhitungan rencanaproduksi dan biaya serta keuntungan 5 tahun yang akandatang (tahun 2025-2029) adalah sebagai berikut:

1. Tahun 2025
• Rencana produksi TM 2 = 1.000 ha x 15 ton TBS/ha* = 15.000 ton TBS
• Rencana produksi TM 3 = 1.000 ha x 19 ton TBS/ha* = 19.000 ton TBS
• Peramalan produksi tahun 2025 = 15.000 ton TBS + 19.000 ton TBS = 34.000 ton TBS.
• Rencana pendapatan pada tahun 2025 = 34.000 ton TBS x @Rp2.000/kg TBS = Rp68.000.000.000 
• Asumsi biaya operasional dan lain-lain = 50% x Rp68.000.000.000 = Rp34.000.000.000 

Sehingga, perkiraan keuntungan yang didapatkandalam setahun = Rp68.000.000.000 – Rp34.000.000.000 = Rp34.000.000.000/tahun.

2. Tahun 2026
• Rencana produksi TM 3 = 1.000 ha x 19 ton TBS/ha* = 19.000 ton TBS
• Rencana produksi TM 4 = 1.000 ha x 23 ton TBS/ha* = 23.000 ton TBS
• Peramalan produksi pada tahun 2026 = 19.000 ton TBS + 23.000 ton TBS = 42.000 ton TBS.
• Rencana pendapatan pada tahun 2026 = 42.000 ton TBS x @Rp2.000/kg TBS = Rp84.000.000.000 
• Asumsi biaya operasional dan lain-lain = 50% x Rp84.000.000.000 = Rp42.000.000.000 

Sehingga, perkiraan keuntungan yang didapatkandalam setahun = Rp84.000.000.000 – Rp42.000.000.000 = Rp42.000.000.000/tahun. 

3. Tahun 2027
• Rencana produksi TM 4 = 1.000 Ha x 23 ton TBS/ha* = 23.000 ton TBS
• Rencana produksi TM 5 = 1.000 hektar x 26 ton TBS/ha* = 26.000 ton TBS
• Peramalan produksi pada tahun 2027 = 23.000 ton TBS + 26.000 ton TBS = 49.000 ton TBS
• Rencana pendapatan pada tahun 2027 = 49.000 ton TBS x @Rp2.000/kg TBS = Rp98.000.000.000
• Asumsi biaya operasional dan lain-lain = 50% x Rp98.000.000.000 = Rp49.000.000.000 

Sehingga, perkiraan keuntungan yang didapatkandalam setahun = Rp98.000.000.000 – Rp49.000.000.000 = Rp49.000.000.000/tahun. 

4. Tahun 2028
• Rencana produksi TM 5 = 1.000 Ha x 26 ton TBS/ha* = 26.000 ton TBS
• Rencana produksi TM 6 = 1.000 hektar x 27 ton TBS/ha* = 27.000 ton TBS
• Peramalan produksi pada tahun 2028 = 26.000 ton TBS + 27.000 ton TBS = 53.000 ton TBS
• Rencana pendapatan pada tahun 2028 = 53.000 ton TBS x @Rp2.000/kg TBS = Rp106.000.000.000
• Asumsi biaya operasional dan lain-lain = 50% x Rp106.000.000.000 = Rp53.000.000.000 

Sehingga, perkiraan keuntungan yang didapatkandalam setahun = Rp106.000.000.000 – Rp53.000.000.000 = Rp53.000.000.000/tahun. 

5. Tahun 2029
• Rencana produksi TM 6 = 1.000 Ha x 27 ton TBS/ha* = 27.000 ton TBS
• Rencana produksi TM 7 = 1.000 hektar x 28 ton TBS/ha* = 28.000 ton TBS
• Peramalan produksi pada tahun 2029 = 27.000 ton TBS + 28.000 ton TBS = 55.000 ton TBS
• Rencana pendapatan pada tahun 2029 = 53.000 ton TBS x @Rp2.000/kg TBS = Rp110.000.000.000
• Asumsi biaya operasional dan lain-lain = 50% x Rp110.000.000.000 = Rp55.000.000.000 

Sehingga, perkiraan keuntungan yang didapatkandalam setahun = Rp110.000.000.000 – Rp55.000.000.000 = Rp55.000.000.000/tahun. 

Dari rencana jangka panjang tersebut di atas, beberapa hal yang dapat dilakukan oleh manajemen atauowner perusahaan perkebunan tersebut antara lain:

• Merencanakan portofolio usaha 
• Melakukan ekspansi usaha 
• Mempertimbangkan pembangunan Pabrik kelapa sawit(PKS) 
• Melaksanakan investasi lainnya 

Pada intinya manajemen atau owner denganperencanaan jangka panjang dapat membuat danmelaksanakan kebijakan-kebijakan untuk meningkatkannilai dan aset perusahaan. Apabila kita lihat dariperkembangan hasil dan keuntungan, maka pertumbuhandan keberlanjutan yang merupakan prinsip-prinsip dariusaha perkebunan bisa tercapai atau terlaksana. 

Rencana jangka panjang 5 tahunan selalu dievaluasipencapaian dan realisasinya setiap tahun. Apabila adapenyimpangan-penyimpangan signifikan yang terjadi di dalam proses jangka panjang tersebut, maka dapatdiadakan penyesuaian-penyesuaian yang mengacukepada pendekatan realitanya sehingga kebijakan-kebijakan strategis yang diambil kedepannya bisa menjaditepat dan efektif serta tidak menyimpang jauh darirencana jangka panjang yang telah ditetapkan. Padaakhirnya setiap aktivitas yang ada harus diikuti olehpekerjaan monitoring dan evaluasi untuk memastikanrencana dimaksud dapat terlaksana dengan baik danterjadi perbaikan di dalam setiap tahap secara terusmenerus.

Keterangan:

*) Standar produksi DxP Marihat pada lahan kelas S3 (sesuai marginal) dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit(PPKS)

Editor : Ay

*) Biodata Penulis :
Nama : Muhammad Parikesit Wisnubroto, S.P., M.Sc.
Profesi : Dosen dan Peneliti Bidang Nutrisi Tanaman dan Fisiologi di Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Andalas
E-mail : wisnubroto.95@gmail.com

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button