JabotabekPendidikanRagam

Perjuangan Pemilik Usaha Kecil di Ibukota Bertahan di Tengah Pandemi Covid-19

BeritaNasional.ID, JAKARTA – Sejak pandemi Covid-19 melanda negeri ini, pemerintah mengambil kebijakan mengharuskan masyarakat menerapkan physical distancing dan melakukan semua kegiatan di rumah.

Kebijakan melakukan setiap kegiatan di rumah ( work from home) membuat beberapa sektor usaha seperti usaha kecil dan menengah diantaranya warung sembako di daerah Jabodetabek terpuruk bahkan hingga beberapa diantaranya terpaksa gulung tikar karena sepinya orang keluar rumah yang berdampak pada menurunnya omset secara draatis.

Berbekal tekad yang kuat pasrah dengan kehendak yang kuasa meskipun terpaksa mengeluarkan uang tambahan untuk membeli tempat cuci tangan plus sabun cair, desinfektan, sarung tangan, masker untuk tetap menjaga kebersihan, rela mereka lakukan meski pendapatan tiap hari terkadang hanya cukup buat makan.

Sebagai salah satu.pemilik warung sembako Rocky Junior (23) menuturkan, sejak diberlakukannya work from home banyak pelanggannya yang menghuni kontrakan terpaksa pulang kampung karena tidak bisa bekerja, hal itu sangat berdampak terhadap sepinya pembeli.

“Meski banyak pelanggan yang pulang kampung dan omset anjlok, tapi saya tidak bisa meninggalkan warung karena saya punya tanggung jawab untuk menghidupi keluarga, adik – adik di kampung, karena usaha warung sembako ini satu – satunya usaha milik keluarga,” Ujar pria yang masih membujang ini. Sabtu 28/11/2020.

Meski dirinya sadar, usaha yang ditekuninya bersentuhan langsung dengan masyarakat dan mengandung resiko tinggi terpapar Covid-19. Tapi dengan tetao ikhtiar dan menjaga kesehatan dirinya mempunyai keyakinan terhindar dari virus.

“Bisa saja penularan terjadi melalui uang yang di bayar pembeli, tapi dengan tetap mematuhi protokol kesehatan dan selalu cuci tangan, memakai masker, tetap menjaga pola hidup sehat, usaha ini tetap saya jalani, karena tidak ada pilihan lagi, kalau pulang kampung saya makan apa, karena di kampung juga lebih susah,” tuturnya lirih.

Untuk tetap bertahan dalam menjalankan usahanya itu dan untuk.mendapat kepercayaan pelanggan dari masyarakat serta membantu pencegahan covid-19 dilingkungannya, dirinya tak henti – hentinya mengingatkan masyarakat agar menerapkan pola hidup sehat ditengah pandemi sesuai anjuran prokes dimasa pandemi.

“Setiap pembeli kita wajibkan cuci tangan, pakai masker, toko secara rutin 2 kali sehari kita semprot dengan cairan desinfektan,bahkan uang pelanggan dan uang kembalian dari kami, kita semprot juga dengan hand sanitizer cair,” ujarnya.

Baginya, mencegah penyebaran dan melawan virus Covid-19 haruslah dimulai dari diri sendiri. dengan tetap menjaga kesehatan sesuai yang di anjurkan dalam situasi Pandemi.

“Memang dalam melayani pelanggan adalah hal yang utama, tapi membantu mengubah pola hidup masyarakat dalam era new normal juga menjadi misi penting saya, makanya jika ada pelanggam yang tidak memakai masker dengan alasan dekat rumah saya sampaikan dengan candaan, kebetulan warga sekitar disini sudah akrab semua dengan saya,” lanjut anak muda yang biasa di panggil warga dengan nama Bule, karena perawakannya yang mirip orang korea.

Meskipun banyak tantangan dan risiko dihadapi di masa sulit ini terutama menghadapi masyarakat ibukota nota bene dari berbagai daerah dan suku berbeda, sementara dirinya sendiri pendatang, tapi dengan memberikan pelayanan terbaik dirinya yakin mendapat tempat hati pelanggan sehingga usahanya tetap bisa bertahan di situasi susah.

“Diwarung kami juga memberikan layanan online terhadap warga sekitar, jadi mereka bisa tetap dirumah pesan melalui aplikasi WhatsApp pesanannya kami antar,'” Imbuhnya.

Mama Kayla salah satu pelnggannya di kampung Rawas Sapi Jatumulya, diakuinya jika si Bule (Rocky) sangat dekat dengan warga sekitar, dirinya juga mengaku suka berbelanja di warungnya karena juga mengedepankan faktor kesehatan dalam situasi Pandemi.

“Jakarta setiap hari meningkat warga yang terpapar, dengan penerapan protokol kesehatan di warung si bule, kita jadi enak belanjanya mengurangi rasa was – was, bahkan di warungnya juga sering bagi – bagi masker gratis,” Ucapnya.

Racky sendiri adalah salah satu orang Situbondo dari sekian banyak orang situbondo dan madura yang memiliki usaha warung sembako di Jakarta.

Tak banyak memang warung sembako bisa tetap bertahan, kebanyakan dari mereka yang dipindah tangankan bahkan banyak juga yang terpaksa gulung tikar karena tak mampu bertahan di situasi pandemi Corona.

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button