Situbondo Jadi Teladan Nasional, Petani Hutan Kini Resmi Dapat Pupuk Subsidi

BeritaNasional.id, SITUBONDO JATIM – Sebuah langkah monumental dalam dunia pertanian dan kehutanan terjadi hari ini di Kabupaten Situbondo. Pemerintah Kabupaten Situbondo bersama Perhutani KPH Bondowoso dan para petani hutan menandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) yang membuka akses legal bagi petani hutan untuk mendapatkan pupuk subsidi. Kegiatan ini berlangsung di kawasan Sumbermalang, sebuah daerah penghasil kopi yang kini mulai bersinar di peta pertanian nasional. Kamis (15/05).
Dalam suasana hangat dan penuh semangat kebersamaan, acara ini menjadi simbol kuat kemitraan strategis antara negara, pengelola hutan, dan rakyat. Hadir dalam kesempatan ini Bupati Situbondo, Sekretaris Daerah, Administratur Perhutani KPH Bondowoso Munir, serta tokoh-tokoh penting dari lembaga masyarakat desa hutan (LMDH) yang menandatangani PKS secara langsung.
Sekda Kabupaten Situbondo Wawan Setiawan dalam sambutannya menggarisbawahi bahwa perjanjian ini adalah jawaban atas kegelisahan petani hutan selama bertahun-tahun. “Kini, petani yang telah memiliki PKS dengan Perhutani bisa mendapatkan pupuk subsidi. Ini bukan hanya urusan administratif, tapi ini adalah jaminan masa depan bagi para petani kita,” tegas Wawan.
Ia menjelaskan bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian terbaru, petani hutan baru dapat menerima alokasi pupuk bersubsidi jika telah menjalin PKS dengan Perhutani. Dengan ditandatanganinya PKS ini, persoalan keterbatasan pupuk yang selama ini membayangi para petani di kawasan hutan, akhirnya bisa terurai.
“Penandatanganan ini juga memastikan tidak akan ada lagi sengketa batas lahan, karena semua sudah diukur dan disepakati. Ini bentuk nyata kehadiran negara dalam menyelesaikan persoalan rakyat,” tambahnya.
Sementara itu, Misbakhul Munir, Administratur Perhutani KPH Bondowoso tampil dengan penuh kejujuran dan emosional. “Saya ini juga rakyatnya Pak Bupati, juga rakyatnya Bu Gubernur,” katanya, disambut senyum para hadirin.
Ia merasa terharu dan bangga bahwa Situbondo menjadi kabupaten pertama yang berhasil merealisasikan PKS sebagai syarat akses pupuk subsidi bagi petani hutan. Bahkan, menurut Munir, program ini telah menjadi rujukan empat kabupaten lainnya.
“Saya ini petani juga, di Tengger saya menanam kentang, kubis, dan kopi. Saya paham betul bagaimana susahnya bertani tanpa pupuk. Karena itu saya ingin hidup saya lebih bermanfaat. Saya tidak mau mati sia-sia,” katanya dengan suara berat.
Munir juga menyebutkan bahwa hutan yang dikelola Perhutani di Situbondo mencapai luas 26.000 hektar, dan sebagian besar bisa dimanfaatkan bersama petani dengan prinsip saling menguntungkan. Ia pun berharap lebih banyak LMDH dan KTH lainnya ikut menandatangani PKS di masa depan.
Suasana keakraban semakin terasa ketika Bupati Muda Kabupaten Situbondo Yusuf Rio Wahyu Prayogo atau yang biasa di sapa Mas Rio menyampaikan sambutannya dengan santai namun sarat visi. Ia menekankan pentingnya komunikasi tanpa formalitas kaku dalam membangun daerah.
“Kalau ada masalah, saya tinggal hubungi Pak Munir. Selesai. Komunikasi itu kuncinya,” kata Mas Rio.
Ia menyampaikan harapan besar terhadap masa depan Sumbermalang sebagai sentra kopi unggulan. “Saya serius ingin membangun brand Kopi Sumbermalang. Saya ingin masyarakat kita kaya, bukan hanya pejabatnya. Oleh karena itu, pupuk ini harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.”harapnya.
Mas Rio bahkan menyebut akan mengawasi langsung pemanfaatan pupuk subsidi dan mendorong diversifikasi tanaman di bawah naungan kopi. Jahe, kapulogo, hingga ceri disebut sebagai tanaman alternatif yang bisa menambah penghasilan masyarakat sepanjang tahun.
“Tugas saya dan seluruh perangkat daerah adalah menyiapkan lapangan kerja. Kalau kita serius, rakyat bisa panen 12 bulan dalam setahun. Pasarnya saya siapkan, insyaAllah kita main besar di sini.”tegasnya
Apa yang terjadi di Sumbermalang hari ini bukan sekadar penandatanganan dokumen. Ini adalah langkah kecil yang akan mengubah arah sejarah pertanian hutan di Indonesia. Ketika birokrasi dan masyarakat bersatu dalam visi bersama, hasilnya adalah keadilan, produktivitas, dan kemakmuran.
Kini, Situbondo bukan hanya dikenal dengan pantainya yang indah dan masyarakatnya yang ramah, tapi juga sebagai pelopor solusi nyata bagi petani hutan. Dan mungkin, dari lereng Sumbermalang yang sejuk, harum kopi nusantara akan kembali menguar hingga ke pasar dunia.