Metro

Soal 27 Kontrak di Perumda Tirta Bulango : “Nyanyian” Cipto Mengerikan

 

BeritaNasional.ID, Bone Bolango –
Teka-teki penyebab mundurnya Yusar Laya dari jabatan Direktur. Serta sejumlah persoalan yang sedang melilit Perumda Tirta Bulango saat ini belum dapat di temukan jawabannya secara pasti.

RDP yang dilaksanakan di Ruang Sidang Utama DPRD Bone Bolango pada Selasa (7/6/2022). Terkait dengan persoalan itu pun belum mendapatkan informasi yang lengkap dan jelas.

Pasalnya, “Sang Mantan Direktur” Yusar Laya tidak dihadirkan pada RDP tersebut. Sementara Plt. Direktur Jusni Bolilio yang hadir pada RDP itu ketika diminta untuk memberikan klarifikasi pun tidak memberikan informasi yang lengkap terkait mundurnya Yusar Laya dari jabatan Direktur dan permasalahan yang ada. Hal inilah yang menjadi salah satu alasan munculnya saran agar dibentuk Pansus  membahas persoalan ini lebih mendalam. Dengan menghadirkan mantan direktur Yusar Laya.

Informasi menarik yang cukup mengejutkan dari RDP tersebut justru datang dari pihak luar. Yang  disebut-sebut mengetahui persis soal hutang yang belum terbayarkan kepada kontraktor. Pihak luar di maksud adalah Sucipto Paramani. Pria yang akrab di sapa Paci ini menceritakan di hadapan Pimpinan dan Anggota DPRD Bone Bolango awal mula dirinya di perintah oleh Yusar membuat 27 kontrak dengan pihak ketiga.

“Yang pada awalnya saya mau bicara konteks soal kontrak. Masalah soal yang digadaikan dan lain-lain itu diluar sepengetahuan saya, itu urusannya Yusar. Kalau masalah 27 kontrak itu saya tau persis. Itu atas permintaan pak Yusar. Pak Yusar ini datang ke rumah saya sudah menangis-menangis mau minta tolong. Ia berujar terserah sama ti Paci, sudah tiga bulan gaji mereka (Karyawan,red) tidak terbayar dan yang menolong itu saya, “beber Sucipto.

Lebih lanjut Sucipto juga mengungkapkan bahwa Yusar meminta kepada dirinya untuk dibuatkan kontrak.

“Disitu Yusar mengatakan tolong buatkan kontrak pengadaan pipa, meteran air. Ada sekitar 27 kontrak dan barang-barang yang sudah ada itu sekitar 9 miliar lebih. Untuk kontraktornya ada yang langsung pak Yusar hubungi. Ada yang saya cari dan ada lagi orang yang didalam PDAM yang mencarikan kontraktor. Saya buat kontraknya kemudian cari kawan-kawan atau pihak ketiga atau kontraktor untuk menanggulangi ini dan itu dapat. Hingga gaji bulan pertama dan kedua selesai, “ungkapnya.

Lanjut Sucipto, bahkan dirinya pernah menolong Yusar terkait persoalan pribadinya.

“Mobil Fortuner dari sang direktur ini ada tergadai sama si haji pepen. Yang tebus itu uang dari kontraktor yang saya panggil. Jadi ini kontraktor ditolong, barang-barang yang sudah ada itu tolong dibayar karena mereka sudah membantu jadi itu harapan saya, “tandasnya.

Selain menjelaskan soal 27 kontrak. Sucipto juga menguraikan bahwa dirinya pernah bertanya terkait anggaran yang begitu besar. Kenapa harus menggunakan sistem penunjukan langsung (PL).  Menurut Yusar  hal tersebut layak karena merupakan haknya sebagai Direktur.

“Pak Yusar pernah mengatakan waktu itu, anggaran mulai dari 50 juta sampai dengan 5 miliar itu haknya. Ia juga mengatakan itu ada aturan dan aturannya ada sama pak Yusar bukan sama saya. Karena yang memerintahkan ini pak Yusar bukan saya. Yang menandatangani kontrak Pak Yusar bukan Cipto dan kalau dipermasalahkan silahkan sama Pak Yusar bukan sama saya,”pungkasnya. (Noka)

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button