Daerah

Subsidi Kacang Kedelai Tahap 2 Akan Dibagikan, Para Pedagang Di Garut Gundah Gulana

Garut, Beritanasional. ID – Seiring dengan adanya rencana pemberian kacang bersubsidi tahap kedua oleh pemerintah dalam waktu dekat membuat gundah gulana khususnya untuk para pengrajin tahu tempe di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Tidak hanya pengrajin, pedagang kacang kedelai pun turut cemas.

Salah satu pengrajin tempe di Kecamatan Tarogong Kidul. Saep ( 48 )ia menuturkan . Bahwa pemberian kacang bersubsidi tidak tepat sasaran dan dirinya menduga pemberian kacang bersubsidi oleh pemerintah sangat tidak merata.

“Pada pemberian subsidi tahap pertama kami tidak kebagian, padahal itu diperuntukan bagi pengrajin tahu tempe skala kecil seperti kami,” ujar Saep. Jum’at, ( 02/9 ).

Pemberian subsidi kacang kedelai yang diberikan pemerintah melalui Bulog, lanjut Saep, ini dinilai tidak adil. “Kadang kacang bersubsidi habis oleh pembeli dengan modal besar, sementara kami kerap tidak kepagian jatah,” cetusnya.

Pemberian subsidi kacang kedelai sejatinya membantu kalangan pengrajin tempe – tahu. Namun dalam prakteknya program itu tidak sepenuhnya sukses menjangkau seluruh pengrajin.

“Terkadang kami harus daftar dulu menjadi anggota Kopti kalau mau mendapatkan kacang, belum lagi harus iuran bulanan, jelas ini merugikan kami,” terangnya.

Sedangkan hal senada disampaikan oleh Maman ( 50 ) pengrajin tempe yang berasal dari Kecamatan Tarogong Kidul. Menurutnya, kacang kedelai bersubsidi lebih banyak dinikmati pengrajin dengan modal besar.

“Akhirnya kami kembali menggunakan kacang non subsidi walaupun harga lebih mahal, tapi kualitas terjaga,” kata Maman.

Selain pengrajin, rencana hadirnya kacang bersubsidi jilid dua yang akan digelontorkan September ini, membuat pedagang kacang kedelai non subsidi meradang.

“Kalau pemberiannya merata tidak hanya melalui Kopti (Koperasi tempe tahu Indonesia) silahkan, tetapi kalau hanya satu korporasi jelas buat kami sebuah ancaman,” jelasnya, salah seorang pedagang kacang kedelai di Pasar Induk Ciawitali Garut.

Menurutnya, pemberian kacang bersubsidi yang diberikan pemerintah melalui Bulog cukup membantu masyarakat pengrajin, namun hal itu harus dilakukan dengan mekanisme yang baik.

“Kan dalam peraturan Permendagnya pemberian kacang bersubsidi dilakukan koperasi dan swasta, namun kenyataannya hanya koperasi yang diberikan sementara kami perwakilan swasta tidak,” imbuhnya.

Seiring rencana hadirnya kacang bersubsidi tahap dua yang akan dilakukan pemerintah, dia berharap pemerintah bersikap adil dan bijak.

“Sekali lagi kami bukan menolak program kacang bersubsidi dari pemerintah, tetapi mohon libatkan kami juga agar mendapatkan keadilan yang merata,” kata dia.

Sementara itu, Wawan Dalia, salah satu agen kacang kedelai Garut mengungkapkan, hadirnya kedelai bersubsidi tahap dua jelas menjadi ancaman bagi pedagang swasta, jika pemberian kacang bersubsidi hanya menggunakan satu jalur via koperasi.

“Harusnya penjual di luar Kopti juga dapat (menjual) kacang subsidi, atau lewat importir biar bisa merata ke semua penjual,” terang dia.

Untuk diketahui, guna menghidupkan pertumbuhan ekonomi setelah pandemi Covid-19, pemerintah via Bulog menggelontorkan subsidi kedelai hingga Rp850 miliar kepada pengrajin tempe-tahu, selama 4 bulan terhitung April-Juli lalu.

Namun dalam prakteknya, suntikan program subsidi itu justru menimbulkan keresahan kalangan perajin tahu dan tempe, termasuk pedang kacang kedelai, pungkasnya. ( Diky )
Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button