Daerah

Tangan Dingin Andina Winantuningtyas Antar Kerajinan TTU Tembus Inacraft 2025

BeritaNasional.ID, KEFAMENANU – Suasana riuh Pameran Inacraft October 2025 di JIExpo Kemayoran-Jakarta mendadak terasa berbeda.

Di tengah gemerlap ribuan produk kerajinan dari penjuru Nusantara dan mancanegara, sebuah stan sederhana namun mencuri perhatian berdiri tegak: stan Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur.

Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Dekranasda TTU hadir di ajang kerajinan terbesar se-Asia Tenggara itu.

Bukan sekadar hadir, tetapi membawa semangat baru dari wilayah perbatasan Indonesia yang selama ini belum pernah tampil di panggung sebesar ini.

“Ini bukan sekadar pameran bagi kami. Ini adalah pintu gerbang,” ujar Andina Winantuningtyas, Ketua Dekranasda TTU, penuh semangat. “Pintu untuk memperkenalkan siapa kami, apa warisan kami, dan bagaimana tangan-tangan perempuan TTU menenun cerita dari benang menjadi kebanggaan bangsa.”

Partisipasi TTU di Inacraft 2025 terasa istimewa. Didampingi oleh ibu Wakil Bupati TTU, Elisabeth Endang Sri Susilowati, serta satu perwakilan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan, delapan pelaku UMKM lokal membawa hasil karya terbaik: minyak rempah tradisional, tas tenun, busana etnik, dan berbagai kerajinan tangan berbasis tenun ikat.

Produk-produk ini bukan sekadar komoditas. Ia adalah cerita. Tentang budaya, ketekunan, dan keindahan yang diwariskan turun-temurun. Dan kini, untuk pertama kalinya, cerita itu mengalir ke mata dunia.

Yang membuat keikutsertaan ini lebih menggembirakan adalah respons yang luar biasa. Andina, yang juga aktif mendesain tas tenun khas TTU, mengungkap bahwa produknya telah mendapat undangan pameran ke Osaka, Jepang pada Agustus lalu.

Kini, tiga negara di Eropa tengah memproses undangan serupa untuk karya UMKM TTU.

“Ini bukan mimpi muluk. Dunia mulai melirik kami. Kami hanya perlu terus mencipta, terus bergerak,” tegasnya.

Inacraft dikenal sebagai etalase utama kerajinan Indonesia. Pameran ini menghadirkan 843 stan, dengan peserta dari 19 negara, serta ratusan pelaku industri kreatif dari seluruh penjuru Tanah Air.

Di sinilah tempat produk TTU untuk pertama kalinya bersentuhan langsung dengan kolektor, pembeli, dan investor internasional.

Bagi masyarakat TTU, tenun bukan sekadar produk ekonomi, tetapi identitas dan warisan budaya.

Pameran seperti Inacraft menjadi panggung penting untuk mengangkat nilai tradisi dalam kemasan yang modern dan layak jual secara global.

Andina menegaskan bahwa Dekranasda TTU tak ingin berhenti di sini. Pameran Inacraft akan menjadi agenda rutin dua kali setahun – setiap Februari dan Oktober.

Semua produk yang ditampilkan adalah hasil kerja murni para UMKM TTU, yang sebagian besar digerakkan oleh perempuan-perempuan tangguh dari desa-desa terpencil.

“Keikutsertaan ini bukan hanya soal ekonomi kreatif, tapi soal harga diri. Soal menunjukkan pada dunia bahwa daerah perbatasan seperti TTU juga punya mahakarya yang patut diperhitungkan,” pungkasnya.

Partisipasi perdana TTU di Inacraft bukan hanya kabar baik bagi Nusa Tenggara Timur, tapi juga untuk Indonesia.

Ia membuktikan bahwa ketika budaya, kreativitas, dan dukungan pemerintah bersatu, maka dari pelosok negeri pun bisa lahir produk berkelas dunia.

Dari batas negeri, kini kerajinan TTU siap menjelajah dunia.*

Alberto

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button