Daerah

Tidak Profesional Atau Pembangkangan

Sepanjang Sejarah, Baru Kali Ini Disdik Keluarkan SE Yang Sama Sebanyak 3 Kali Dalam 34 Hari

BeritaNasional.ID, BONDOWOSO JATIM – Baru tahun ini Dinas Pendidikan (Disdik) mengeluarkan Surat Edaran (SE) yang sama sebanyak 3 kali dalam 34 hari. Ini sebagai bentuk ketidakprofesionalan atau pembangkangan.

Karena setelah BeritaNasional.ID amati, SE tersebut tidak sesuai dengan visi dan misi Bupati KH. Abdul Hamid Wahed, MAg dan Wakil Bupati Ra As’ad Yahya Syafi’i, SE yang disampaikan dalam kampanye Pilbup beberapa waktu lalu.

SE pertama tentang pembelajaran di bulan ramadhan tahun 1446 H/2025 Masehi ditandatangani oleh Sekretaris Disdik Dewi Rahayu, SH, bernomor 400.3.1/208/430.9.9/2025, tertanggal 6 Pebruari 2025.

Ada 7 item dalam SE yang ditujukan pada Penilik, Pengawas TK, SD, SMP, dan Kepala Satuan Pendidikan Jenjang PAUD, PNF, SD, dan SMP. Diantaranya, pada tanggal 27 Pebruari s/d 5 Maret 2025, kegiatan pembelajaran dilaksanakan mandiri dilingkungan keluarga, tempat ibadah, dan masyarakat

Dua puluh enam hari kemudian, muncul revisi SE, tepatnya tanggal 3 Maret 2025. Isinya sama, hanya yang bertandatangan bukan Sekdin lagi, tapi langsung ditandatangani oleh Kadisdik Hj. Heriyah Yuliati, S.Sos, MM.

Justeru SE yang ditandatangani Haeriyah banyak mendapat protes dari guru. Dan protes tersebut mendapat dukungan dari PD PGRI pendukung Ra Hamid dan Ra As’ad. Isinya tidak sama dengan visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati.

Karena banyak protes, ahirnya Haeriyah mengeluarkan Supersemar (Surat Perintah/edaran 11 Maret, red). Revisi kedua SE ini lebih lucu lagi, karena mengurangi item dari 7 item menjadi 5 item saja. Padahal isinya sama, pada saat murid libur, guru tetap masuk.

Menurut Ketua PD PGRI Kabupaten Bondowoso, Dr. Drs. H. Sugiono Eksantoso, MM, Haeriyah tidak mampu menerjemahkan visi dan misi Bupati. Ini kesalahan besar, karena berani membangkang Bupati. Bupati memprogramkan, pada saat murid libur, guru juga libur, tapi ada piket secara bergantian masuk sekolah.

“Kadisdik Haeriyah Yuliati dan Sekdisdik Dewi Rahayu tidak layak menakhodai Disdik. Karena disamping tidak bisa menerjemahkan visi dan misi Bupati juga sudah tidak berwibawa. Buktinya, membuat SE pembelajaran di bulan ramadhan saja sampai 3 kali,” jengkelnya. (Syamsul Arifin/Bernas)

 

 

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button