Tutup “ Gumelaring Kadipaten Purwodadi“ dengan Pagelaran Wayang Kulit
BeritaNasional.ID, Magetan – Rangkaian demi rangkaian acara dalam rangka memeriahkan HUT Ke-77 RI di Desa Purwodadi, Kecamatan Barat, Kabupaten Magetan telah usai
Sebagai puncak dari rangkain kegiatan tersebut ditutup dengan pagelaran Wayang Kulit dengan Dalang Ki Putut Puji Agusseno dengan Lakon “ Srikandi Labuh”
Acara tersebut dihadiri Sekda Magetan Hergunadi, Ketua DPRD Magetan Sujatno, Kepala Disparbud Joko Trihono, Kepala Desa Purwodadi Suci Winarni, Jajaran forkopimca serta disaksikan warga setempat maupun luar desa
Sebelum pagelaran Wayang dimulai diawali dengan pertunjukan Fashion Show Batik yang dipersembahkan dari Rumah Promosi Magetan
Selain memeriahkan HUT ke -77 RI kegiatan yang dikemas “ Gumelaring Kadipaten Purwodadi” sekaligus untuk mengenang sejarah Kadipaten Purwodadi serta meningkatkan kerukunan dan kebersamaan masyarakat purwodadi
“Gumelaring Kadipaten Purwodadi ini mengenang sejarah, selain itu untuk meningkatkan kerukunan masyarakat purwodadi” kata Suci Winarni Kepala Desa Purwodadi, Rabu (31 /8/2022) disela acara
Suci menjelaskan rangkaian kegiatan ini dimulai sejak tanggal 26 Agustus dan puncaknya ditutup dengan pagelaran wayang kulit “
“ Mulai dari kegiatan bersih desa dengan pertunjukan Langen beksan, jalan santai wilujengan, laku bisu, kirap pusaka, kirap tumpeng , ketoprak, reog dan wayang kulit” terangnya
Pagelaran wayang kulit yang digelar Desa Purwodadi tersebut mendapat apresiasi dari Ketua DPRD Magetan. Pasalnya Wayang kulit merupakan kebudayaan warisan leluhur yang merupakan salah satu cara untuk memperkuat persatuan dan kesatuan dalam nguri – nguri budaya
“ Apresiasi untuk Pemdes Purwodadi yang telah melaksanakan pagelaran budaya wayang kulit warisan leluhur adalah salah satu cara nguri-nguri budaya “ ungkap H. Sujatno Ketua DPRD Magetan saat memberi sambutan
Sujatno berharap, semuanya bisa melaksanakan cita –cita para pendiri bangsa dalam mengisi kemerdekaan “ Berdaulat dibidang politi, berdikari dibidang ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan dalam rangka melestarikan budaya” tutupnya