Sumatera

Video Syur Remaja SMP dan SMA Berdurasi 5 Menit di Lampung Tengah Bikin Gempar

BeritaNasional.id, LAMPUNG –  Kasus pencabulan terjadi di Lampung Tengah Provinsi Lampung. Mirisnya korban L (15) dan tersangka A (16) sama-sama masih pelajar, mereka berstatus pacaran.

Seiring dengan kasus tersebut, video berdurasi 5 menit terkait prilaku syur yang mirip mereka bahkan telah viral di wilayah setempat.

Kapolsek Seputihraman Lampung Tengah Iptu Chandra Dinata menyatakan, terungkapnya kasus ini berawal dari video syur yang berkembang di masyarakat.

“Ada video syur yang diterima masyarakat. Video mirip dengan korban. Korban ditanya dan mengakui. Malu korban melapor ke Polsek Seputihraman,” kata Iptu Chandra Dinata seperti di lansir radarlampung.co.id, Senin (25/10/21).

Menurutnya, setelah menerima laporan dan melakukan penyelidikan, tersangka diamankan dari rumahnya.

“Kita amankan tersangka dari rumahnya, Kamis (21/10). Perbuatan cabul tersangka diduga sudah dilakukan beberapa kali. Tersangka dijerat dengan UU RI No.35/2014 tentang Perubahan atas UU No.23/2002 tentang Perlindungan Anak,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Lamteng Eko Yuwono menerangkan, perbuatan cabul sepasang kekasih warga Kecamatan Seputihraman ini kali pertama terjadi 8 Juni 2021.

“Korban LI diajak ke rumah tersangka Al. Kebetulan rumah dalam keadaan sepi. Hal ini dimanfaatkan oleh tersangka yang kelas 1 SMA untuk berbuat mesum,” kata Eko Yuwono.

Dari keterangan tersangka, kata Eko, perbuatan cabul sudah empat kali. Berbeda menurut korban yang mengatakan enam kali.

“Kalau tersangka sih ngakunya empat kali. Berbeda dengan korban yang mengaku enam kali. Tapi kami rasa sudah sering. Apalagi terungkap karena ada video yang katanya berdurasi 5 menit,” ujarnya.

Terhadap korban yang masih kelas 3 SMP,  kata Eko, sudah dilakukan pendampingan dan ia sangat prihatin terhadap kasus serupa yang terjadi di Lamteng.

“Sudah kita dampingi untuk trauma healing. Kita prihatin kasus pencabulan masih sering terjadi di Lamteng. Semoga ini kasus yang terakhir,” ungkapnya.

Guna mengantisipasi kejadian serupa terulang terhadap korban lain, Eko berharap peran serta orang tua untuk mengawasi anak-anaknya.

“Orang tua harus peduli mengawasi anak-anaknya. Jangan terlalu sibuk dengan pekerjaan. Sex education harus diajarkan di bangku sekolah,” tutupnya. (Davit/radarlampung).

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button