AcehDaerah

Wak Buleun, Janda Tua dan Gubuk Yang akan Digusur

BeritaNasional.ID, ACEH TIMUR — Saudah Usman (54), atau sapaan ‘Wak Buleun’ janda lanjut usia warga Dusun Mata U, Desa Alue Ia Mirah, Kecamatan Indra Makmu, Kabupaten Aceh Timur bertahan hidup seorang diri di gubuk berukuran 4×4.

Ironisnya, Wak Buleun saat ini yang sedang sakit-sakitan karena faktor usia di gubuk berkonstruksi kayu dan beralas tanah yang terancam digusur oleh salah satu pengusaha pemilik tanah ia tinggal tersebut.

Lorong setapak yang becek dan berlumpur, itulah satu-satunya jalan menuju ke gubuk 4×4 milik Wak Buleun ini.

Gubuk berkonstruksi kayu ini tidak pernah di kunci oleh Wak Buleun saat ia berpergian mencari sesuap nasi, yang kadang kala ke tempat tetangganya bila dibutuhkan untuk mengerjakan pekerjaan rumah.

Ia pun tak pernah ragu untuk meninggalkan gubuknya begitu saja. sebab, memang tidak ada satu pun barang yang berharga selain alas tidur satu buah kasur dan beberapa bantal tua, serta beberapa pakaian tua dan peralatan dapur yang cukup sederhana

Walau gubuknya tidak memiliki plafon dan langsung beralas tanah, bagi Wak Buleun bagaikan istana meski belum memiliki pasokan listrik, hanya obor lah yang dibuat dari botol bekas menjadi andalan penerang istananya.

Untuk memasak Wak Buleun masih mengandalkan kayu bakar yang didapatkan di hutan sekitar, sedangkan untuk menyuci pakaian atau mandi, ia andalkan aliran sungai di dekat rumahnya, nanun apa dayah aliran sungai itu kini telah berubah hitam dan bau bahkan gatal diduga akibat buangan limbah pabrik kelapa sawit di daerah itu.

Kini kondisi Wak Buluen semakin melemah dan sering sakit-sakitan karena faktor usia. Bahkan, untuk bergerak atau bekerja kini tak lagi bisa dilakukannya karena penyakit sesak atau asma yang dideritanya.

Saat ini ia banyak mengabiskan waktu di gubuk yang dijadikannya tempat beribadah, kamar sekaligus dapur.

Untuk menopang perut sehari-hari, saat ini ia hanya bisa pasrah, belaskasihan dan doa lah menjadi andalannya.

Berbeda dengan beberapa tahun yang lalu, Wak Buleun masih kuat bekerja sebagai tukang deres pohon getah milik warga.

Pekerjaan itu lah selama belasan tahun ia tekuni sejak meninggal dunia suaminya, demi menyambung hidup empat orang anaknya. Namun, allah SAW berkehendak lain, dua diantaranya terlebih duluan menghadap sang khalid.

Menurutnya, satu diantaranya seorang anak perempuan yang telah menikah, namun apa daya juga tertimpa faktor ekonomi dan tidak bisa berbuat banyak bagi ibunya.

Sementara itu, anak lelakinya mampu menyelesaikan pendidikan sederajat SMA beberapa tahun lalu sambil bekerja demi mempertahankan pendidikannya.

Namun, anak sulungnya itu kini telah pergi ke salah satu pondok pesantren atau dayah di pusat ibu kota kabupaten aceh timur demi menuntut ilmu agama. Anaknya itu pergi ke dayah dengan doa dan modal nekat.

Anaknya hanya mengharapkan doa kepada sang ibu, meski hingga kini belum mampu mengirimkan sebambu beras atau uang untuk kebutuhan anaknya menuntut ilmu agama.

Tak hanya di situ kesedihan yang dideritakan janda tua ini, jikala memasuki musim penghujan pun hati wak buluen juga ikut tak tenang dan gelisah. Pasalnya, keberadaan gubuknya terlalu dekat dengan aliran sungai dan rawan banjir.

Ditambah lagi dalam beberapa bulan ini, tidur wak buleun tidak bisa nyenyak karena gubuknya terancam digusur oleh salah satu pengusaha pemilik tanah tempat ia tinggal.

“Katanya mau digusur tanggal satu bulan dua belas ini, tapi tidak tau mengapa belum digusur” ujar Wak Buleun sembari meneteskan air matanya, Jum’at (17/12/2021).

Kondisi Wak Buleun ini juga diakui oleh Safrizal, kepala Dusun Mata U. Namun, pihaknya dari pemerintah Desa Alue Ie Mirah juga tidak dapat berbuat banyak, meski demikian, Wak Buleun juga menjadi perhatian Desa.

Baik melalui program bansos nasional maupun melalui program desa seperti rehab rumah yang telah di lakukan Desa pada tahun 2018 lalu.

Menurutnya, kondisi Wak Buleun saat ini sangat memprihatinkan, selain sedang sakit-sakitan, gubuk miliknya juga terancam digusur bersama sejumlah warga lainnya oleh pemilik tanah mereka duduki.

“Sangat memprihatinkan, gebuk dia juga mau digusur oleh pemilik tanah” terang Safrizal.

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button