YSLI Pelepasliaran 1222 Ekor Tukik Tuntong Laut

Beritanasional.id, ACEH TAMIANG — Sebanyak 1022 ekor tukik Tuntong Laut (Batagur borneoensis) dilepasliarkan kembali ke habitat.
Pelepasliaran anakan (Tukik) Tuntong Laut (Bantur borneoensis) dilaksanakan oleh Yayasan Satucita Lestari Indonesia (YSLI) bersama pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh serta Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang di Pantai Ujung Tamiang Kampung Kuala Pusung Kapal Kecamatan Seruway Kabupaten Aceh Tamiang, Kamis (7/8/8/2025).
Pendiri sekaligus Pembina Yayasan Satucita Lestari Indonesia (YSLI) Joko Guntoro, S.Sos. M.Si, Senin (11/8/2025) di Karang Baru mengatakan, pelepasliaran 1022 ekor tersebut merupakan jumlah dari tukik Tuntong Laut (Batagur borneoensis) yang berhasil menetas sebanyak 1222 ekor, dengan jumlah telur sebanyak 2217 butir dari 123 sarang.
Kemudian tambah Joko, dari 1222 ekor yang berhasil menetas, sebanyak 200 ekor sudah dilepasliarkan bersama Bupati Aceh Tamiang, Bapak Armia Pahmi pada kegiatan Peringatan Hari Lingkungan Hidup beberapa waktu lalu.
” Sisanya 1022 ekor kita lepasliarkan kembali ke habitat”, ungkap Joko.
Menurut Joko, Tukik Tuntong Laut yang berhasil ditetaskan ini seluruhnya merupakan hasil penyerahan dari warga Pusung kapal dan sekitarnya pada periode September 2024 hingga April 2025.
” Periode ini, hasil penetasan dan jumlah sarang hingga telur yang berhasil di serahkan lebih banyak dari periode tahun lalu. Ini membuktikan populasi Tuntong Laut dipesisir Seruway mengalami peningkatan setiap tahunnya”, jelasnya.
Joko menjelaskan semenjak dilakukan upaya konservasi Tuntong Laut sejak tahun 2012 hingga saat ini, sudah berhasil melepasliarkan sebanyak 6.610 ekor anakan Tuntong Laut kealam liar.
“Jika dilihat dari jumlah yang sudah kita lepaskan, dapat disimpulkan bahwa populasi Tuntong Laut dipesisir Aceh Tamiang dapat bertahan dari kepunahan di alam”, ujar Joko.
Joko menambahkan, terkait pendampingan kelompok, pihak yayasan sejak tahun 2017 hingga saat ini terus melakukan pendampingan mulai dari peningkatan kafasitas kelompok hingga pengembangan potensi-potensi baik diinternal maupun ekternal kelompok.
Disamping itu sambung Joko, Yayasan juga telah mendorong kelompok untuk mendapatkan pengakuan pengelolaan dari pemerintah dan pada tahun 2023 kelompok Sadar Wisata Pusung kapal menirima SK dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menjadi Kelompok Perhutan Sosial Hutan Kemasyarakatan (PS HKm) dengan luasan hak pengelolaan sekitar 363 hektare di hutan mangrove yang berada di Ujung Tamiang.
“Semoga ini mampu mendorong sekaligus memberikan dampak positif bagi masyarakat Pusung Kapal terutama kelompok dalam upaya peningkatan ekonomi jika dapat terkelola dengan benar, untuk mencapai itu semua tentunya dibutuhkan dukungan dari semua pihak”, sebut Joko mengakhiri.
Pada kegiatan tersebut Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh Ujang Wisnu Barata, S.Hut, M.Sc, M.Si mengatakan, kegiatan yang dilakukan pihak Yayasan sudah sangat baik terutama upaya konservasi satwa langka spesies Tuntong Laut, kegiatan pelepasliaran Tukik Tuntong Laut ini merupakan rangkaian dari Peringatan Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) yang setiap tahun jatuh pada tanggal 10 Agustus.
‘Pada perinsipnya Konservasi memiliki arti pengelolaan secara berkelanjutan, jadi apa yang sudah dilakukan oleh pihak yayasan dan pihak-pihak yang mendukung seperti masyarakat sekitar merupakan bukti dari sebuah system pengelolaan yang berkelanjutan:, sebutnya.
Sementara Bupati Aceh Tamiang yang diwakili oleh Asisten II Setdakab Drs. Madiah, M.Pd dalam sambutanya sangat mengapresiasi kegitan yang dilakukan oleh yayasan, karena sangat membantu pemerintah dalam upaya konservasi Tuntong Laut.
Menurutnya saat ini pemerintah daerah Aceh Tamiang sedang menjajaki rencana penangkaran buaya yang seperti kita ketahui bahwa populasi buaya di pesisir Tamiang sudah banyak. Namun untuk mewujudkan semua itu, dibutuhkan peran serta semua pihak sehingga setiap program dapat berjalan sesuai harapan yang di inginkan
Sebelumnya Datok Penghulu Kampung Kuala Pusung Kapal (Rianto) mengucapkan terimakasih kepada pihak yayasan yang sudah membantu Kampung Kuala Pusung Kapal dari kegiatan konservasi Tuntong laut sekaligus mendampingi Kelompok Perhutan Sosial Hutan Kemasyarakatan (PS HKm) Sadar Wisata Pusung Kapal sejak di bentuknya kelompok dari tahun 2017 hingga saat ini, sehingga hari ini Kampung Kuala Pusung kapal dikenal mulai ditingkat lokal hingga nasional.
Selanjutnya, Rianto mengharapkan kepada pihak Pemerintahan Kabupaten (Pemkab) Aceh tamiang dan Kecamatan Seruway agar dapat memberi perhatian terhadap Kampung Kuala Pusung kapal disektor-sektor strategis, karena dikampung paling ujung Kecamatan Seruway ini memiliki potensi-potensi yang bisa dikembangkan seperti potensi Ecowisata Tuntong Laut dan Mangrove.
Kegiatan diakhiri dengan penyerahan sertifikat penghargaan serta cindra mata kepada warga yang peduli terhadap Tuntong Laut sebanyak 11 orang serta pelepasan anakan (tukik) Tuntong Laut kealam liar.
Dalam kegiatan tersebut juga melibatkan sejumlah unsur dari Dinas PKP Aceh Tamiang, Dinas Parpora, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Polsek Seruway, Camat Seruway, Koramil Seruway, TNI AL Seruway, Pertamina Rantau, KPH Wilayah 3 Langsa, Pimpinan KCP BNI Pangkalan Berandan, Datok Kuala Pusung Kapal beserta perangkat, Kelompok PS HKm Sadar Wisata Pusung Kapal dan masyarakat sekitar.