Jawa Timur

Peristiwa Tabu, Kembali Terjadi di Jombang, Oknum Aktivis Perempuan, Digrebek Warga

BeritaNasional.ID JOMBANG – Peristiwa tabu kembali terjadi di Kota Santri, bagaimana tidak seorang oknum aktivis perlindungan perempuan diduga melakukan tindakan tak senonoh di rumah seorang perempuan bersuami di Dusun Sumberarum, Desa Sambirejo, Kecamatan Wonosalam Kabupaten Jombang.

Berdasarkan data yang dihimpun media ini, pelaku berinisial SA, sedangkan seorang wanita bersuami tersebut berinisial AS seorang ibu rumah tangga.

Menurut pengakuan narasumber media ini, SA dipergoki warga sedang menginap dirumah AS, padahal AS statusnya masih bersuami. Suami AS sedang bekerja di Malaysia sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI).

“Kejadian itu terjadi pada tanggal 19 Juni 2020, awalnya masyarakat mengamati gerak-gerik SA, kemudian SA menginap di rumah AS. Itu dilakukan tanpa ijin RT atau lingkungan setempat,” ungkap narasumber yang juga menjadi saksi mata atas kejadian tabu tersebut.

Dia mengatakan, bahwa AS digerebek warga sekitar pukul 22.00 WIB.

Narasumber yang enggan dicantumkan namanya dimedia ini menjelaskan, berdasarkan keterangan saksi, SA didapati sering menginap dirumah AS namun tidak pernah laporan ke RT.

Warga menyayangkan tindakan SA, apalagi menurut dia, SA dianggap sebagai orang yang mengerti ilmu agama.

“Warga menyayangkan. SA ini sering menjadi khotib di masjid sini, tapi kok nginap dirumah isteri orang. Ini tindakan amoral yang tidak patut sebagai contoh panutan warga,” kesalnya.

Menurut pangakuan narasumber, setelah kepergok SA tidak meminta maaf kepada warga, bahkan seakan tak bersalah.

“SA tidak meminta maaf hanya diam seribu bahasa seolah tidak bersalah, kami tidak ingin kampung kami tercemar,” ujarnya.

Ditambahkan narasumber, saat penggerebekan, AS awalnya mengaku tidak membawa KTP, namun pada akhirnya AS menunjukannya dan saat itu AS juga menunjukan kartu pers media online.

Usai peristiwa penggerebekan, AS disuruh membuat surat pernyataan yang berisikan tidak mengulangi perbuatannya lagi.

“SA mau membuat surat pernyataan dan menulis sendiri saat itu disaksikan oleh Linmas, Ketua RT dan Kepala Dusun setempat,” jelasnya.

Peristiwa itupun banyak ditanggapi oleh warga lainnya. Apalagi seorang AS adalah aktivis perlindungan perempuan.

“Memang kadang ada beberapa orang tidak mau bercermin pada dirinya sendiri, berteriak demo layaknya pejuang sejati padahal perbuatannya sendiri sangat nista,” tandasnya. (Ipul/isk)

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button