Artikel/OpiniRagam

Antara Kemiskinan Struktural dan Jebakan Kemiskinan

Oleh : Indah Sari Rahmaini *)

BeritaNasional.ID — Jebakan kemiskinan merupakan sebuah mekanisme yang membuat masyarakat sangat sulit untuk keluar dari kemiskinan. Jebakan kemiskinan tercipta ketika suatu sistem ekonomi memerlukan sejumlah besar modal untuk keluar dari kemiskinan. Ketika individu kekurangan modal, mereka mungkin akan kesulitan memperolehnya, sehingga menciptakan siklus kemiskinan yang semakin parah. Banyak faktor yang berkontribusi terhadap terciptanya perangkap kemiskinan, termasuk terbatasnya akses terhadap kredit dan pasar modal, degradasi lingkungan yang ekstrem (yang menghabiskan potensi produksi pertanian), tata kelola yang korup, pelarian modal, sistem pendidikan yang buruk, ekologi penyakit, kurangnya layanan kesehatan publik, perang, dan infrastruktur yang buruk.

Untuk keluar dari perangkap kemiskinan, terdapat argumen bahwa individu yang berada dalam kemiskinan harus diberikan bantuan yang cukup sehingga mereka dapat memperoleh modal dalam jumlah besar yang diperlukan untuk mengangkat diri mereka keluar dari kemiskinan. Teori ini membantu menjelaskan mengapa program bantuan tertentu yang tidak memberikan tingkat dukungan yang cukup mungkin tidak efektif dalam mengangkat individu dari kemiskinan. Jika mereka yang berada dalam kemiskinan tidak memperoleh sejumlah besar modal, mereka akan tetap bergantung pada bantuan tanpa batas waktu dan mengalami kemunduran jika bantuan dihentikan.

Penelitian terbaru semakin berfokus pada peran faktor-faktor lain, seperti layanan kesehatan, dalam mempertahankan perangkap kemiskinan di suatu masyarakat. Para peneliti di Biro Riset Ekonomi Nasional (NBER) menemukan bahwa negara-negara dengan kondisi kesehatan yang lebih buruk cenderung terperosok dalam siklus kemiskinan dibandingkan dengan negara-negara lain yang memiliki tingkat pendidikan serupa.

Para peneliti di Universitas Florida di Gainesville mengumpulkan data ekonomi dan penyakit dari 83 negara paling maju dan paling berkembang di dunia. Mereka menemukan bahwa orang-orang yang tinggal di daerah dengan penyakit manusia, hewan, dan tanaman yang terbatas mampu keluar dari perangkap kemiskinan dibandingkan dengan orang-orang yang tinggal di daerah dengan penyakit yang merajalela.

Jebakan kemiskinan mempunyai penyebab dan karakteristik yang berbeda-beda, namun semuanya memiliki ciri yang sama, yaitu melanggengkan kemiskinan atau mempersulit individu atau komunitas untuk keluar dari kemiskinan. Berikut adalah ikhtisar berbagai jenis perangkap kemiskinan. Perangkap kemiskinan ekonomi ditandai dengan rendahnya pendapatan dan terbatasnya peluang ekonomi. Orang-orang yang berada dalam perangkap ini mungkin menghadapi tantangan seperti pengangguran atau setengah pengangguran, upah rendah, dan kurangnya akses terhadap kredit atau layanan keuangan. Hal ini menyulitkan mereka untuk menabung, berinvestasi, atau keluar dari kemiskinan karena mereka seringkali hidup pas-pasan, berjuang untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka.

Faktor sosial seperti diskriminasi, pengucilan sosial, atau terbatasnya jaringan dukungan sosial dapat menciptakan perangkap kemiskinan sosial. Faktor-faktor ini mungkin membatasi akses individu terhadap sumber daya, peluang, dan mobilitas sosial. Diskriminasi berdasarkan faktor-faktor seperti ras, gender, atau etnis dapat melanggengkan kesenjangan dan kemiskinan, dan faktor-faktor sosial dapat melanggengkan jenis-jenis perangkap kemiskinan lainnya yang tercantum dalam bagian ini. Perangkap kemiskinan institusional terkait dengan lemahnya tata kelola, korupsi, dan institusi yang tidak efektif.

Penegakan hukum yang tidak memadai, kurangnya perlindungan hak milik, dan korupsi yang merajalela dapat menghambat pertumbuhan ekonomi, menghambat kewirausahaan, dan menghambat akses terhadap layanan penting seperti layanan kesehatan dan pendidikan. Kelemahan kelembagaan ini dapat membuat individu dan masyarakat tetap berada dalam kemiskinan.

Banyak hal yang dapat membantu mengeluarkan masyarakat dari kemiskinan memerlukan satu hal yang tidak dimiliki oleh masyarakat miskin: uang. Misalnya, tanpa uang, sulit mendapatkan pendidikan yang layak dan memperoleh keterampilan baru untuk meningkatkan prospek kerja dan potensi pendapatan. Waktu luang untuk mengatasi masalah dan meningkatkan kesejahteraan juga terbatas, karena setiap jam yang dihabiskan untuk tidak tidur didedikasikan untuk mencari uang dan bertahan hidup. (Ay/BERNAS)

*) Biodata Penulis :
Nama : Indah Sari Rahmaini
Profesi : Dosen Sosiologi Universitas Andalas
E-mail : indah.rahmaini96@gmail.com

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button