Jawa Tengah

Antisipasi Dampak Banjir, PMI Kabupaten Tegal Gelar Pelatihan KBBM dan Pembentukan SIBAT di Kecamatan Warureja

BeritaNasional.ID, Tegal – Berdasarkan pemetaan rawan bencana Kabupaten Tegal, ada 5 (lima) desa di Kecamatan Warureja yang merupakan wilayah rawan banjir.

Diketahui, 5 desa yang rawan banjir diantaranya Desa Kendayakan, Desa Warureja, Desa Banjaragung, Desa Rangimulya dan Desa Sukareja.

Untuk mengantisipasi dampak banjir di wilayah tersebut, PMI Kabupaten Tegal menggelar Pelatihan Kesiapsiagaan Bencana Berbasis Masyarakat (KBBM) tingkat Kecamatan Warureja, bertempat di Balai Desa Kendayakan, Senin-Kamis, (21-24/11/2022).

Selain itu dalam kegiatan tersebut akan ada pembentukan Relawan Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (SIBAT) Kecamatan Warureja, Kabupaten Tegal.

Kegiatan dibuka secara resmi oleh Ketua PMI Kabupaten Tegal, H Iman Sisworo, SH dan dihadiri Forkompincam Warureja serta para Kepala Desa dari 5 desa rawan banjir di Kecamatan Warureja.

Kegiatan diikuti sebanyak 34 peserta dari 5 desa yang terdiri dari unsur perangkat desa, lembaga desa dan masyarakat.

Disampaikan oleh Kepala Markas PMI Kabupaten Tegal, Sunarto, S.Kom, bahwa tujuan dari kegiatan pelatihan KBBM yaitu untuk mitigasi serta mengurangi dampak bencana.

“Tujuannya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat calon anggota SIBAT Desa Kendayakan, Warureja,
Banjaragung, Rangimulya dan Sukareja Kecamatan Warureja dalam kesiapsiagaan
bencana dan pengurangan risiko berbasis masyarakat, dalam upaya mitigasi atau pengurangan dan tanggap bencana terhadap risiko bahaya di wilayahnya,” jelasnya.

Lebih lanjut, Sunarto berharap dengan adanya kegiatan itu agar masyarakat mampu menggerakkan, memotivasi dalam upaya kesiapsiagaan dan pengurangan risiko serta tanggap darurat bencana
di wilayahnya.

Disamping itu guna meningkatkan kapasitas PMl dalam memberikan pelayanan cepat, tepat dan terkoordinasi kepada korban bencana.

“Diharapkan nantinya Tim Sibat lima desa di Kecamatan Warureja mampu menjadi fasilitator dan penggerak pengurangan risiko di masyarakat. Selain itu pemerintah desa bisa memahami SOP dalam tanggap darurat bencana,” harap Sunarto.(*)

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button