SUMUTTanjung balai

Banjir yang Melanda Di Sumut, LKLH Sumut Pertanyakan Kinerja Gubsu Edy Rahmayadi.

BeritaNasional.ID-TANJUNGBALAI SUMUT Banjir melanda Kota Tebing Tinggi dan saat ini sudah melanda Kabupaten Asahan dan Kota Tanjungbalai, hal tersebut merupakan banjir yang sudah kesekian kalinya dan rasanya bukan hal yang baru lagi karena sudah menjadi langganan banjir.

Info terakhir media ada antara 4.888 rumah warga terkena dampak banjir, untuk Kota Tebing Tinggi dan Kabupaten Asahan serta Tanjungbalai kita belum mengetahuinya, yang mana nanti upaya pemerintah hanyalah membuat posko, evakuasi korban, beri bantuan sembako, perobatan dan kunjungi korban banjir dan menjadi kambing hitam palingan karena curah hujan tinggi.

Dalam hal ini langkah cepat dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) patut kita beri apresiasi sebab itu bagian dari tugas institusi pemerintah untuk melaksanakan penanggulangan bencana,dan pada sisi lain Gubernur Sumut Edy Rahmayadi lagi asik nonton sepak bola untuk beri semangat buat PSMS di Pekanbaru.

Sebelum beliau turun kelapangan meninjau banjir untuk menemui masyarakat yang terkena korban banjir, beliau pasti memberikan nasehat pada warga jangan rusak alam nanti alam kembali akan rusak kita hal tersebut dikatakan Indra Mingka Ketua Lembaga Konservasi Lingkungan Hidup (LKLH) Sumut pada Wartawan Via Whatsap Selasa 23/11/21.

Ketua LKLH Sumut juga mengatakan ada pepatah mengatakan cukup (1) satu kali si buta kehilangan tongkat dan jika jatuh cukup 1(Satu) kali jatuh pada lobang itu dan jangan sampai 2 (Dua) kali jatuh pada lobang yang sama,

Tapi banjir yang melanda Kota Tebing Tinggi,Kabupaten Asahan dan Tanjungbalai rasanya sudah berulang ulang dan dari kejadian ini kita belum melihat design penanggulangan banjir baik itu jangka pendek, menengah dan jangka panjang untuk Kota kota yang terkena dampak banjir.

Mari kita belajar dari peta banjir yang dibuat oleh Badan Wilayah Sungai Sumatera II (BWS Sumatera II) dimana sudah jelas Kota kota tersebut sudah termasuk dalam areal langganan banjir.

Untuk itu LKLH Sumut nempertanyakan kinerja dari Gubsu Edy Rahmayadi sebagai Pemerintah Daerah Sumut dan selama ini dalam penanggulangan bencana banjir seperti Kota Tebing Tinggi, Langkat, Sergai,Asahan ddan Tanjungbalai, yang nana rasanya ini bukan menjadi tugas Bupati dan Walikota Saja karena hal tersebut harus menjadi PR Gubsu sebab banjir ini sipatnya air yang meluap dari sungai melintasi wilayah administrasi beberapa kabupaten dan kota.

LKLH Sumut menilai banjir yang melanda beberapa Kota disebabkan karena kondisi Sungai tidak sanggup lagi menampung debit air akibat sungai yang sudah krisis,yang mana hampir seluruh Daerah Aliran Sungai (DAS) jadi perkebunan Kelapa Sawit milik Pemerintah, Perkebunan Swasta dan Kebun Masyarakat,

Sebaiknya Gubsu mendorong Rehabilitasi dan Restorasi DAS Sungai Padang dan beberapa Sungai yang melintasi Kota kota tersebut untuk membangun sebuah Tanggul dan mencerdaskan masyarakat untuk menjaga alam sekitarnya.

Mengacu pasa Peraturan Daerah Sumut No. 1 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan DAS Terpadu Sumut, pastinya kita bisa melihat kemajuan kegiatan Rehabilitasi DAS sehingga kita peroleh DAS yang lestari terjaga dan memberi manfaat pada keseimbangan alam.

LKLH Sumut ingin rasanya mengajak Gubsu Edy Rahmayadi untuk melihat DAS Sungai Padang, Sungai Belutu, Sungai Kerapu, biar beliau dapat melihat puluhan kilometer DAS itu berubah jadi Perkebunan Kelapa Sawit, biar Gubsu dapat langsung melihat bukan hanya warga yang merusaknya tetapi juga Korporasi yang buat kehancuran yang lebih parah.

Kita berharap semoga dalam RPJMD Sumut Bermartabat Grand Design Penanggulangan banjir di Sumut nantinya dapat terlaksana secara bertahap meskipun banjir datang tapi setidaknya Pemerintah Daerah Sumut sudah berbuat untuk masyarakat dalam melakukan penanggulangan banjir kedepan ungkap Indra Mingka mengatakan (As18)

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button