DaerahJawa TimurSitubondo

Bibit Padi BK 01 dan 02 Agritan Situbondo Mampu Tumbuh di Air terkontaminasi Belerang

BeritaNasional.ID – SITUBONDO JAWA TIMUR – Bibit Padi BK 01 dan 02 Agritan buah karya Drs H. Karna Suswandi Bupati Situbondo ternyata mampu bertahan tumbuh bagus di areal persawahan yang terkontaminasi dengan air belerang dari Kawah Ijen. Padi BK 01 dan 02 ini lebih unggul tumbuh di air belerang apabila dibandingkan dengan bibit padi pada umumnya, Senin (08/01/2024).

Keterangan yang disampaikan Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Situbondo Dadang Aries Bintoro mengatakan bahwa bibit padi BK 01 dan 02 ditanam dilahan pertanian yang terkontaminasi air belerang di wilayah Kecamatan Asembagus dan Banyuputih, Kabupaten Situbondo

“Kami bersyukur padi BK 01 dan 02 agritan bisa bertahan tumbuh bagus di lahan sawah petani yang airnya terkontaminasi belerang di Desa Mojosari, Kecamatan Asembagus, Kabupaten Situbondo. Fakta ini disampaikan oleh petugas penyuluh pertanian lapangan atau PPL,” terang mantan Kadis Kominfo Situbondo.

Dilain pihak, Petugas Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Kecamatan Asembagus, Abdi Kuspriyantono menjelaskan bahwa padi BK 01 dan 02 agritan menjadi terobosan baru pemerintah daerah Kabupaten Situbondo karena benih padi varietas unggul ini tersebut ternyata mampu bertahan dan tumbuh bagus walaupun PH tanah sawah mencapai 2 persen akibat kontaminasi air asam Kawah Ijen.

“Para petani di Kecamatan Asembagus tentunya bahagia dan bangga dengan bibit padi BK ini, karena bibit BK 01 dan 02 mampu bertahan tumbuh dengan baik jika dibandingkan bibit padi umumnya. Kalau bibit padi yang digunakan selama ini oleh petani Asembagus, pertumbuhannya tidak sebagus padi BK,” ujar Abdi Kuspriyantono.

Lebih lanjut, Abdi mengatakan, dari sekitar 1.000 hektare lahan pertanian (tanaman padi, tebu, jagung dan lainnya) di Kecamatan Asembagus, selama ini mayoritas petani menanam tebu karena dinilai lebih bertahan terhadap air belerang yang mengontaminasi lahan sawah mereka. “Namun, dengan adanya bibit padi BK 01 dan 02 agritan menjadi solusi bagi petani setempat untuk kembali menanam bibit padi di lahan sawah yang terkontaminasi air asam Kawah Ijen itu,” jelasnya.

Sebelumnya, kata Abdi, Di Kecamatan Asembagus ini paling banyak tanaman tebu karena dinilai lebih kuat terhadap air belerang. Tapi, ketika tercipta bibit Padi BK 01 dan 02, banyak para petani yang beralih menanam bibit unggulan BK 01 dan BK 02. “Salah satu contoh, ada lahan sawah milik petani di Desa Mojosari, Kecamatan Asembagus, menanam padi BK 01 dan 02 agritan pada awal Desember 2023, dan hingga saat ini bertahan dan tumbuh bagus,” jelasnya.

Insya Allah, sambung Abdi, sekitar 20 hari lagi sudah panen, semoga hasilnya memuaskan. Karena selama ini petani menanam menggunakan bibit padi pada umumnya selalu rugi karena pertumbuhannya tidak bagus seperti padi BK. “Semoga, panen padi BK 01 dan 02 yang ditanam dilahan sawah terkontaminasi air belerang hasilnya bisa melimpah,” pungkasnya.

Pemerintah Kabupaten Situbondo pada tahun ini serentak mulai menanam padi jenis BK 01 dan 02 agritan yang merupakan bibit varietas unggul di atas lahan sawah seluas 20.000 hektare. Sedangkan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan setempat memiliki stok 25 ton benih atau bibit padi BK 01 dan 02.

Pembenihan padi jenis BK 01 dan 02 agritan itu, kata Abdi, akan dilaksanakan di beberapa titik, di antaranya di kawasan perkebunan Banongan, Kecamatan Asembagus seluas 10 hektare dan di areal pertanian Kelurahan Dawuhan, Kecamatan Situbondo, juga ada 1,5 hektare.

“Dalam pembibitan padi BK 01 dan 02 agritan ini tidak sederhana dan perlu keseriusan dan kreativitas petani dalam menyukseskan bibit padi BK yang sudah mendapat izin edar dari Kementerian Pertanian. Padi BK Situbondo 01 dan 02 adalah bibit varietas unggul baru yang mampu memproduksi padi dalam jumlah lebih besar dengan masa panen setelah tanam sangat genjah atau lebih singkat dibanding bibit padi pada umumnya,” terang Abdi.

Menurut Abdi, produktivitas atau panen padi varietas unggul BK 01 dan 02 ini bisa mencapai 10,56 ton gabah kering panen (GKP) per hektare, atau produktivitasnya dua kali lipat dari padi varietas pada umumnya. (Heru/Bernas)

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button