Nasional

Digdaya Cui Lan Seng

Thoha Muntaha

Kehebatan teknologi otomotif Rusia dengan city car listrik yang murah ternyata diakui secara jujur didukung oleh produk baterei canggih made in China yang nota bene sanggup memacu kecepatan mesin hingga 120 km / jam dan betah menyusuri jalan raya maksimal durasi 4 jam.

Pada saat yang sama baby dols Hongkong yang selama lima bulan terakhir diguncang demo besar besaran di tengarai sebagai akibat permainan politik  pertarungan AS yang meluncurkan amunisi provokasi dalam negeri China dengan RUU Ham karena semakin minoritasnya saham AS di bursa saham perusahaan internasional akibat penetrasi modal China.

Narasi diatas sekedar menggambarkan makin digdayanya bani Cui Lan Seng, demikian kami menyebut bangsa China yang kuat dan dahsyat  dalam menguasai pasar dunia  baik dalam industri sipil maupun militer.

Cui Lan adalah bahasa jawa yang artinya serpihan kecil yang sering kali di buang karena dinanggap tidak berguna sedangkan  seng adalah lembaran baja tipis yang sering di pakai bahan baku perabotan dapur atau atap pengganti genteng.

Bahwa jejak kecerdasan bani Cui Lan Seng mencium aroma kekayaan alam Indonesia tak bisa dipungkiri dengan hadirnya perusahaan tambang nikel  mereka di Sulawesi yang kemudian memboyong nikel untuk diolah sebagai bahan baku industri 5.0 seperti yang dinikmati oleh Rusia.

Sementara pada saat yang sama bani bumi pertiwi hanya menjadi penonton yang sudah amat puas sebagai “pembantu umum”  akibat makin beratnya beban domestik yang belum bergeser dari kesibukan “makan apa hari ini”.

Bijak sekali jika fenomena superiority bani Cui Lan Seng diimbangi oleh pemerintah dengan kebijakan yang lebih memartabatkan sumber daya alam dan sumber daya manusia bani bumi pertiwi dengan regulasi melarang ekspor nikel dan memaksa bani Cui Lan Seng untuk transfer teknologi.

Modal priser grup bani bumi pertiwi kepada bani Cui Lan Seng jelas cukup sakti mondroguno dengan stabilitas dalam negeri, independe non blok dan bonua demografi yang luar biasa penting bagi pasar bani Cui Lan Seng.

Priser grup yang demikian pernah di lakukan oleh Prssiden Soekarno kepada Presiden Uni Soviet Khruschef yang memintanya datang berkunjung ke Moskow sebagai amunisi perang dingin melawan AS.

Waktu itu Soekarno memberi syarat supaya Khruschef membuka akses makam Imam Bukhori di Samakand yang kemudian dikabulkan walau harus bersusah payah menemukan makam tersebut yang berada di tengah semak belukar.

Setelah akses jalan dan makam selesai di bangun, baru kemudian Soekarno bersedia datang ke Uni Soviet dan beliau adalah pemimpin dunia pertama yang berziarah di makam Imam Bukhori dan khusyu mangkhatamkan Al Qur’an hingga pagi hari.

Jika So3karno bisa, saya yakin Jokowi juga bisa…….

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button