DaerahNasionalPolitikRagamSosialSumatera

Djohar Arifin: Langkat Banyak Berjasa untuk Indonesia

BeritaNasional.ID, Langkat – Prof. Dr. Ir. Djohar Arifin Husin, Anggota Komisi X DPR RI, dari Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) mengatakan, bahwa Langkat ini luar biasa perannya terhadap negara kita, Indonesia ini. Hal demikian katakan Djohor Arifin Husin, disaat dirinya memberikan kata sabutan, diacara memperingati 111 tahun Tengku Amir Hamzah, pahlawan nasional dari negeri Langkat, bertempat di samping Masjid Azizi Tanjung Pura, Kabupaten Langkat, Sumut, Senin (28/2/2022).

Selanjutnya, Djohar pun menceritakan sejarah singkat tentang Langkat dan pahlawan nasional Tengku Amir Hamzah. Djohar mengatakan Langkat banyak sekali sumbangsihnya kepada Republik Indonesia ini.

Dulu, ungkap Djohar, minyak pertama kali didapat di Indinosia, adalah di Telaga Said (di Langkat). Kilang minyak pertama di Republik Indonesia juga di Langkat, yakni di Pangkalan Berandan. Dan juga pelabuhan minyak pertama di Asia, adanya juga di Langkat, yaitu di Teluk Aru (Pangkalan Brandan/Langkat).

Termasuk juga Kapal Tengker pertama pengangkut minyak di Asia, juga dari Langkat, milik Sultan van Langkat. Minyak kita diminta oleh Eropah, maka minyak itu diangkut dengan kapal Tengker. Pertama Tengker yang ada di Asia adalah milik Sultan van Langkat, katanya.

Banyak sekali jasa-jasa Langkat dan tidak terhitung nilainya. Jadi Langkat negeri paling maju, uang, minyak nya ada disini. Sehingga orang dari Eropah berdatangan kesini.

Dahulunya ada Bank, yang pertama kali, itulah namanya Pajak Gadai, dan disitu masih ada bukti gedungnya, yaitu di belakang Pajak Gadai Tanjung Pura tempatnya. Harapan saya, jangan di hancurkan pak Bupati gedungnya, karena orang Langkat suka sekali menghancurkan.

Kita juga ada jembatan bukti bersejarah. Jembatan itu bisa digerak-gerakan untuk bisa melewatkan kapal Tengker milik kerajaan.

Dan jembatan itu berada di Sungai Batang Serangan, yang arahnya ke Ranto Panjang (Desa Teluk Bakung). Pihaknya berharap, sisa peninggalan sejarah berupa jembatan itu, jangan sampai di kerat-kerat menjadi besi tua, sebab itu sebagai bukti sejarah bagi Langkat.

Di Langkat ini banyak sekali yang pertama-pertama. Seperti listrik untuk rakyat. Kalau listrik untuk gedung, Istana di Jawa banyak, namun untuk rakyat, pertama kali di Langkat.

Listrik itu berada di Jalan listrik, atau Jalan Pemuda. Di gedung itu pertama kali listrik untuk rakyat.

Saat itu Sultan dengan kewenangannya meminta listrik untuk pertama kali untuk rakyat. Bukti sejarah gedung itu ada, dan hendaknya itu kita pertahankan, dan banyak lagi sejarah lainnya, ungkap Djohar.

Adalagi sejarah Langkat? Kita dulu punya lapangan terbang, dan saat ini masih menyisakan puingnya, posisinya di pasar 2 Tanjung Beringin, Hinai. Disitu masih ada towernya.

Lapangan terbang Langkat itu dimusnahkan, dihancur leburkan, sehingga tidak nampak lagi sejarah Langkat. Namun luar biasa, Langkat banyak sekali hal-hal yang bisa kita angkat dalam sejarah ini.

Kita punya Istana, ada dua Istana, namun sudah dihancurkan oleh musuh kita, oleh Komunis, ucap Djohar.

Dan peran Tengku Amir Hamzah itu luar biasa? Pada tanggal 26 Oktober tahun 1928, mereka menyiapkan hari kemerdekaan. Amir Hamzah termasuk tim inti untuk membahas materi yang akan disampaikan pada sidang tanggal 28 Oktober.

Nah, bahasa melayu, bahasa Ibunya itulah yang diangkatnya. Jika ingin kita bersatu, inilah bahasa yang paling pas, katanya saat itu. Terjadi perdebatan sengit, akhirnya disitu disetujui, bahasa melayu menjadi bahasa Indonesia, sebut Djohar menceritakan.

Kemudian dalam rapat itu, Bung Karno mengatakan apa pakaian kita nanti kalau kita merdeka? Terjadilah perdebatan sengit saat itu, dan belum terputuskan, sihingga Bung Karno mengatakan, pakai saja pakaian yang ada, itulah pakai ber-jas, berdasi, dan sampai saat ini belum berubah.

Itu bukan pakaian kita, jas dasi itu bukan juga Eropah, yang dipakai untuk menengahi terjadi pertengkaran. Namun Bung Karno suka yang di pakai Tengku, berupa peci untuk penutup kepala.

Nah dulu orang Langkat, sebut Djohar, pakai peci, pakai songkok, itu punya tanda. Orang Langkat dahulu kalau sudah baliqh, bagi laki-laki tandanya pakai peci, dan perempuanya pakai songkok, itulah petanda orang sudah siap, sudah boleh untuk dilamar, sudah boleh untuk menikah.

Terkait untuk penutup kepala itu, Bung Karno merespon, mempeto
Peci untuk penutup kepala. Apa yang dipangkai Tengku dia suka. Tengku saat itu orangnya tanpan dan tinggi.

Pakaian peci penutup kepala, akhirnya disepakati orang banyak, dan resmi sebagai penutup kepala, adalah peci. Apa yang dipakai Tengku berupa peci sebagai penutup kepala, bukan tengku yang pertama kali pakai peci, tapi sudah 100 tahun orang Indosesia sudah memakai peci.

Tapi untuk penutup kepala resmi, bung Karno suka yang dipakai Tengku saat itu. Maka saat itu Tengku terpelopor dengan pecinya.

Dan pada tahun 1946, Sultan Langkat di Arsip Nasional, Ia menyatakan, ada 100.000 Gulden menyerahkan uang kontan kepada Bung Karno.

Karena saat itu, untuk membeli kertas saja tak mampu, apa lagi membayar gaji, karena saat itu belum ada pajak, tapi Sultan Langkat menyerahkan 100.000 Golden, kalau di kurskan, ada 100 milyar rupiah diserahkan ke bung Karno. Alangkah gembiranya Bung Karno saat itu, karna ada modal untuk membangun negara.

Oleh karena itu, jangan kita lupakan peringatan hari ini, yang merupakan hari lahirnya. Tengku Amir Hamzah lahir di kampung Dalam, lahir pada 28 Februari 1911.

Ini lah kata sambutan saya , semoga apa yang kita hajati, islam memjadi bersatu, islam memjadi berkembang, dan melayu menjadi kuat bisa terwujud di negeri kita, ucapnya.

Selanjutnya, rangkaian acarabdilanjutkan dengan kegiatan pembacaan narasi Tengku Amir Hamzah, yang dibacakan oleh Drs. zainai Arifin Ak. Usai kata sambutan Plt Bupati Langkat, H.Syah Afandin, S.H, acara dilanjutkan dengan ziarah kubur, dengan rangkaian penaburan bunga dimakam Tengku Amir Hamzah.

Hadir pada rangkaian acaran itu, perwakilan Polres Langkat, perwakilan Danyon Marinir Tangkahan Lagan, Buya Amiruddin, MS (tokoh ulama), Profesor Doktor Fahrudin, para tengku, datuk-datuk, para zuriat, kaum ulama, dan unsur Muspika Kecamatan Tanjung Pura.

Adapun rangkaian acara terlaksanakan oleh syarikat-syarikat melayu, diantaranya dari ISMI (Ikatan Sarjana Melayu Indonesia), IPPA (Ikatan Putra Putri Amir Hamzah), LHI (Langkat Heritage Institute), dan Gerbang Malay (Gerakan Kebangkitan Melayu Langkat). (Reza)

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button