ACEH

Endang Lebih Memilih Berobat Jalur JKN dari Pada ke Luar Negeri

BeritaNasional.ID | Lhokseumawe – Kesehatan merupakan salah satu nikmat dan karunia tak ternilai yang diberikan tuhan kepada manusia. Tak jarang hal itu baru disadari saat perlahan-lahan tubuh mulai diserang penyakit. Saat satu persatu gangguan kesehatan datang, pada dasarnya manusia akan secara spontan melakukan berbagai upaya untuk mendapatkan kesembuhan dan kembali sehat, termasuk memilih untuk menjalani pemeriksaan dan pengobatan di luar negeri.

Hal tersebut diakui oleh Endang Kusuma Ningdyah (55), didiagnosa dokter menderita kanker payudara membuat wanita asal kota Lhokseumawe ini gelap mata dan tanpa pikir panjang langsung bertolak ke negeri seberang untuk menjalani pemeriksaan. Ia berharap dengan pelayanan kesehatan dan pengobatan di luar negeri akan mematahkan diagnosa dokter dalam negeri dan mampu dengan segera mengembalikan tubuh sehatnya.

Namun ternyata ia keliru, diagnosa yang didapatkan dari sang dokter luar negeri sama persis dengan diagnosa beberapa waktu lalu yang ia dapat dokter di daerah tempat tinggalnya. Saat itulah menjadi kali pertama ia tersadar bahwa tak ada perbedaan yang signifikan antara kualitas layanan kesehatan luar negeri dan layanan dalam negeri.

“Waktu itu dokter sana sarankan operasi, dokter di sini juga sarankan operasi, jadi ya sama saja kan, nggak ada bedanya,” ujar wanita paruh baya yang akrab disapa Endang ini.

Endang bercerita lantas setelah berdiskusi panjang dan mempertimbangkan aspek psikis dan finansial, Ia dan keluarga memutuskan untuk pulang dan menjalani tindakan operasi di tanah air.

“Ya akhirnya saya operasi di sini, dua – duanya menganjurkan untuk operasi, hanya saja bedanya kalau disana saya bayar penuh, sedangkan disini operasinya bisa nggak bayar karena kan ditanggung BPJS (Kesehatan),” cerita Endang kepada tim jamkesnews beberapa waktu lalu (27/07).

Endang merupakan peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikelola oleh BPJS Kesehatan. Ibu dari dua anak ini terdaftar sebagai peserta Pekerja Penerima Upah (PPU) Pegawai Negeri Sipil dengan hak rawatan kelas I. Ia pun dengan bijak memanfaatkan hak jaminan kesehatannya untuk menjalani operasi pengangkatan payudara dan rangkaian pengobatan dengan resiko biaya yang sepenuhnya ditanggung oleh JKN.

Operasi pun selesai dilaksanakan dengan kendala yang tak begitu berarti. Waktu berselang cukup lama hingga tiba pada suatu kondisi kesehatan Endang menurun drastis, Endang pun merasa dejavu dengan sakit yang sebelumnya pernah ia rasakan.

Berbekal pengalamannya terdahulu, dengan sigap Endang dan keluarga melakukan pemeriksaan kesehatan kembali. Benar saja, sel-sel jahat yang dulu sempat menggerogoti tubuhnya kini berkembang lagi dan telah bermetastatis ke tulang.

“Kata dokter sini sel kanker berkembang lagi, dan juga karena saat itu kami sedang berlebih (finansial) makanya coba lagi berobat ke luar, rupanya disarankan juga kemoterapi dan ambil obat, sekali ambil obat untuk 27 hari itu harganya sekitar Rp 22.000.000, tapi ternyata setelah dua kali ambil obat kok ya sama saja, tetap perlu kemoterapi dan lama-lama nggak sanggup (biayanya),” ujar Endang dengan senyum simpul diwajahnya.

Maka dari itu, untuk kedua kalinya Endang kembali memilih JKN menhadapi sakit di tubuhnya. Tak terhitung sudah berapa kali Endang menjalani kemoterapi dan rawat inap ketika tubuhnya drop. Semuanya ia jalani tanpa perlu memikirkan biaya pengobatan sepeser pun.

“Kalau dulu orang bilang berobat di luar itu lebih bagus, padahal sama saja, obat  yang mahal pernah saya ambil itu juga setelah saya cari tau kandungan didalamnya sama dengan obat yang dikasih sama dokter di sini, beda kemasan dan jumlahnya saja, makanya kan memang lebih bagus nggak usah keluar, bisa gratis semua,” sambungnya.

Diakhir perbincangan Endang mengatakan bahwa dirinya sangat berterima kasih dengan keberadaan Program JKN yang sudah banyak membantunya untuk survive. Ia pun menuturkan bahwa paradigma kualitas layanan dalam negeri yang berkembang di kalangan masyarakat saat ini telah melenceng cukup jauh dengan realita yang ia rasakan.

“Alhamdulillah selama pakai BPJS ini, saya dan keluarga tidak pernah kecewa, pelayanan dokter dan rumah sakit sangat baik, mungkin dulu beda ya waktu masih jamannya asuransi kesehatan untuk PNS saja yang rumah sakitnya belum banyak, sekarang semua rumah sakit bisa pakai BPJS, alat-alat kesehatannya pun sudah canggih-canggih, fasilitas sudah cukup lengkap, jadi sekarang berobatnya sudah lebih nyaman,” tutup Endang.(*fadhil)

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button