Bone BolangoGorontaloKabar Desa

Gegara Tertimpa Pohon Kelapa, Atap Ruangan Kepala Desa Mootayu Rusak Parah

BeritaNasional.ID, BONE BOLANGO GORONTALO – Kepala Desa Mootayu Basir Kasiaradja terpaksa harus memindahkan meja kerjanya keluar ruangan. Pasalnya, salah satu bagian atap bangunan Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) Mootayu yang digunakan sementara sebagai ruang kerja Kepala Desa rusak gegara tertimpa sebuah pohon kelapa yang diduga roboh karena diterpa angin kencang pada Jum’at (16/6).

Sebagaimana diketahui, pelayanan masyarakat Desa Mootayu sementara dipindahkan ke bangunan Poskesdes Mootayu karena saat ini Kantor Desa Mootayu sedang dalam perbaikan.

Kepada BeritaNasional.ID, Kepala Desa Mootayu Basir Kasiaradja mengatakan bahwa pihaknya sangat menyesalkan kejadian ini. Sejak awal, kata Basir, dirinya telah menugaskan Kasi Kesra Desa Mootayu, Melni Bumulo untuk melakukan komunikasi dengan pemilik pohon kelapa agar pohon kelapa tersebut ditebang saja karena dianggap bisa membahayakan bangunan poskesdes tersebut. Namun, menurut pengakuan Basir, pemilik pohon kelapa tersebut meminta agar pohon kelapa miliknya harus dibayar dulu jika mau ditebang.

“Aparat kami sudah (pernah) melakukan pendekatan. Tapi pemiliknya minta dibayar,” ungkap Basir, Senin (19/6).

Basir pun mengakui jika permintaan pemilik pohon kelapa tersebut tidak bisa dipenuhi oleh Pemerintah Desa Mootayu dengan alasan tidak adanya anggaran untuk itu.

“Kami tidak punya anggaran untuk itu, sehingga kami tidak bisa mengiyakan permintaan (pemilik pohon kelapa) itu,” ujar Basir.

Senada dengan Basir, Kasi Kesra Desa Mootayu, Melni Bumulo mengaku jika pihaknya telah berupaya mengajukan penawaran kepada pemilik pohon kelapa namun tidak disetujui.

“Kami sudah tawar 250 ribu. Itupun dananya kami (aparat Desa) akan patungan uang pribadi. Tapi pemiliknya minta 500 ribu per pohon,” ungkapnya.

Sementara itu, pemilik pohon kelapa yang akrab disapa Hajjah Nino saat dikonfirmasi awak media ini melalui panggilan whatsapp di nomor +62 852-5585-xxxx mengakui bahwa memang benar sebelumnya pihak Pemerintah Desa Mootayu pernah melakukan komunikasi terkait dengan rencana penebangan pohon kelapa tersebut. Namun dirinya mengungkapkan bahwa Pemerintah Desa tidak bisa memenuhi permintaannya untuk membayar pohon kelapa tersebut dengan harga 500 ribu per pohon.

“Sebelum kejadian ini mereka (Pemerintah Desa Mootayu) komunikasi terkait hal itu. Namun mereka mengaku tidak punya dana untuk membayar pohon kelapa tersebut,” ungkapnya.

Disinggung robohnya pohon kelapa miliknya yang menimpa bangunan poskesdes tersebut, Hajjah Nino mengatakan bahwa kejadian itu murni karena bencana alam.

“Ini murni bencana alam. Pohon kelapa ini roboh karena diterpa angin kencang,” pungkasnya. (Noka)

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button