Daerah

Hati-hati, Sekolah Favorite Di Bondowoso Juga Ada Pedopil

BeritaNasional.ID, BONDOWOSO JATIM – Sekolah favorit adalah dambaan seluruh masyarakat untuk menyekolahkan anaknya di sekolah tersebut. Wali murid mengira, belajar di sekolah favorit terjamin, termasuk dari sisi keamannya.

Dugaan tersebut tidak sepenuhnya benar, karena ada sekolah favorit yang petugasnya memperlakukan murid perempuan tidak senonoh. Bahkan pelakunya sudah berstatus ASN (Aparatur Sipil Negara).

Hal itu diungkapkan oleh Bunga yang mengaku pernah belajar di salah satu SMA pavorite di Bondowoso. Korbannya bukan hanya satu, tapi berjumlah puluhan. Mau tahu pelakunya? Kebun Sekolah yang biasa dipanggil Abang.

Abang juga membantu UKS (Usaha Kesehatan Sekolah). Walaupun Bunga sudah berkeluarga dan kejadiannya bertahun-tahun yang lalu, namun rasa trauma Bunga tetapa membayang dalam kehidupannya.

Bunga berani mengungkap pengalaman di almamaternya, karena korban pedofil lainnya juga menceritakan. Tapi yang lebih penting, kata Bunga, agar kejadian ini tidak menimpa yuniornya yang sedang belajar di Sekolah favorite.

Kasus yang dialami Bunga terjadi pada tahun 2012. Saat itu, Bunga pingsan dan dibawa ke UKS. Lalu datang Abang yang mengaku bisa mengobatinya. Pertama yang dilakukan dengan memijat kepala.

Suasan sepi membuat Abang tambah berani. Yang dipijat bukan hanya Kepala, tapi mulai merambah betis. Lama-lama pindah ke paha. Karena saya dalam kondisi pingsan tidak mengetahui secara persis rabaannya, tiba-tiba ada sesuatu yang terasa di vagina.

Bunga tidak berani bercerita kejadian yang menimpanya termasuk kepada orang tua. Dia baru berani buka mulut melalui grup WhattAps alumni sekolahnya. Ternyata yang menjadi korban bukan hanya dirinya, tapi juga teman-teman seangkatanynya.

Bahkan lebih parah. Temannya bercerita, dia kesurupan. Si Abang mengaku bisa mengeluarkan jin dari tubuhnya. Setelah sampai di ruang UKS, dia mengatakan pada korban jinnya lewat vagina. Lalu diobok-obok hingga selaputnya darahnya robek dan tidak bisa kencing selama berhari-hari. (Syamsul Arifin/Bernas)

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button