ACEH

Hitungan Hari, Proyek Pengaspalan Jalan Negara di Tualang Cut Retak – Retak dan Menggelembung

ACEH TAMIANG : Dalam hitungan hari selesai dikerjakan, proyek pengaspalan Jalan Negara Medan – Banda Aceh di Tualang Cut, Kecamatan Manyak Payed, Aceh Tamiang, dibeberapa titik pada bahu jalan mengalami kondisi rusak dan retak – retak, serta mengelembung.

Kerusakan disejumlah titik pada bahu jalan pada proyek pengaspalan jalan berasal dari Pendapatan Belanja Negara (APBN) tahun 2021 itu, terjadi di depan Bataliyon Reder 111 Tualang Cut. Sehingga menjadi pertanyaan sejumlah warga bahwa proyek tersebut diduga dikerjakan asal jadi oleh pelaksanannya.

“Baru hitungan hari dikerjakan, aspal yang baru selesai sudah banyak titik yang retak seribu dan bergelombang. Kalau ini dibiarkan apa jadinya pengguna jalan yang sering melintas,” kesal Saiful Alam warga Kecamatan Karang Baru, Kamis, (27/1/2022)

Secara kasa mata, sambung Saiful proyek tersebut tidak berkualitas karena baru selesai sudah banyak titik yang retak seribu.

Dirinya juga menyesalkan kalau pihak pelaksana selalu bilang masih dalam masa perawatan.

“Semua proyek ada masa rawatan. Tapi kalau semuanya berdasarkan masih ada perawatan lalu dimana kualitasnya. Dan ketika ada kecelakaan siapa yang akan bertanggungjawab,” tegas Saiful.

Saiful juga menambahkan, dengan adanya kondisi pengaspalan jalan yang kualitasnya diduga tidak bagus itu, berharap agar pihak penegak hukum setempat, segera memanggil dan memproses pihak – pihak yang terkiat beserta pelaksananya, karena proyek itu diduga dikerjakan asal jadi.

Menyangkut terjadinya kondisi proyek tersebut, salah seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang bertugas di Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Aceh Tamiang, ketika dimintai pendapatnya terkait kondisi jalan yang baru dikerjakan namun sudah retak dan bergelembung itu mengatakan, bahu jalan yang diaspal tersebut, tidak seharusnya dikorek dan dilakukan penimbunan base course (lapisa pondasi argegat) untuk pengerasan bahu jalan, karena kondisi bahu jalan sebelum dikorek, kondisinya sudah cukup padat dan keras, sehingga bisa langsung dilakukan pengaspalan.

“Bila pada bahu jalan tanahnya dikorek, berarti kepadatannya menjadi mudah lagi. Apalagi ketika dikorek dan dilakukan penimbunan dengan base course, ketika kepadatannya tidak cukup hari, meskipun telah diaspal, tentu akan mengalami dampak keretakan dan bergelombang saat dilalui oleh kendaraan bermuatan puluhan ton,” terang PNS itu.

Menyangkut adanya hal itu, Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) pada proyek Pengaspalan Jalan tersebut, Nani, ketika di konfirmasi Wartawan via selular, Kamis, 27 Januari 2022 mengatakan, proyek pengaspalan jalan yang telah dikerjakan tersebut dalam masa pemeliharaan setahun, jadi ketika proyek itu mengalami kerusakan, pihaknya akan menyurati pihak penyedia jasa (kontraktor) yang mengerjakan proyek tersebut, untuk dilakukan perbaikan.

“Nah, surat itu sudah ditanggapi oleh penyedia jasa untuk dilakukan perbaikan. Itu kan sudah mulai dicutting, cuman belum dibongkar, karena belum ada aspal. Jadi tunggu aspal. Kalau mereka bongkar sekarang makin kacau, kalau hujan, tentu akan masuk air dalam lubang – lubang itu, makanya tidak dibongkar dulu, mereka tunggu aspal, baru  mereka akan diaspal kembali,” terang Nani.

Ditambahkan Nani, apabila pihak penyedia jasa tidak melakukan perbaikan atas kerusakan jalan itu, pihaknya akan mengalihkan kepihak ketiga untuk mencairkan dana jaminan pemiliharaan guna dilakukan perbaikan terhadap jalan yang rusak tersebut.

Ketika disinggung, apakah sesederhana itu, bila ada pihak penyedia jasa yang mengerjakan proyek baru selesai dikerjakan namun mengalami kerusakan, oleh pihak PPTK hanya disarankan untuk dilakukan perbaikan karena adanya dana jaminan pemeliharaan, tanpa adanya tindak lain, Nani langsung menjelaskan, setiap proyek dalam naungan pihaknya ada dana jaminan pemeliharaan proyek selama satu tahun.

“Masalah terjadinya kerusakan itu tetap kita lihat. Namun masalahnya itu kan hujan pak. Masalah ya karena curah hujan yang sangat tinggi terus disisi jalan yang mengalami kerusakan itu tidak ada saluran, jadi air itu tergenang dibahu jalan. Jadi air tergenang dibahu jalan terus, jadi lama kelamaan bahu jalan yang diaspal itu menjadi goyang. Kalau ada saluran, air itu bakal mengalir kebawah kan,” terang Nani.

Sekarang begini, lanjut Nani, pihaknya telah melihat, bahwa pada bahu jalan lainnya diproyek pengasapalan jalan tesebut tidak ada mengalami kerusakan, karena pihaknya sudah melakukan tes kepadatan dan telah melakukan sand cone tes serta provoling tes, dan semua sudah dapat hasilnya.

“Jadi semua syarat yang sudah kami laksanakan, itu dapat hasilnya. Coba liat bahu jalan disebelah kanan, kan tidak terjadi apa – apa bahu jalan disebelah kanan. Sebelah kiri aja yang bermasalah. Nah disitu kan ada road barrier (alat pembatas jalan). Barrier itu pas ketengah kan, orang menghindar barrier, jadi dia kebahu jalan. Nah… bahu jalan sebelah kiri aja, yang sebelah kanannya kan ngak apa – apa pak, tidak ada masalah,” jelas Nani.

Persoalan bahwa dilokasi proyek pengaspalan jalan tersebut tidak ada terpasang plang proyek, saat ditanya berapa nilai anggaran dan panjang pada proyeknya, Nani enggan untuk memberitahukannya.

“Penjelasan soal itu sudah ada dimasukan juga salah satu media lokal. Ngak usah lah di upload – upload lagi, ngak usah cari membesar – besarkan berita. Saya mohon kepada bapak ngak usah dibesar – besarkan, sudah cukup,” tolak Nani diujung selular. (ERWAN)

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button